Kisah Penculik 12 Anak yang Masih Berselubung Misteri
A, penculik 12 anak laki-laki di bawah umur, membawa korbannya berpindah-pindah. A menyatakan ia pernah menjadi napi teroris, tetapi faktanya menyatakan tidak demikian. Pelaku dan aksinya masih berselubung misteri.
Selepas waktu dzuhur, Ari Kuncoro, Ketua Pengurus Masjid Al Insan di Jalan Patal Senayan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, melihat sejumlah bocah laki-laki duduk-duduk di pelataran sempit pinggir masjid. Tidak biasanya rumah ibadah yang menyempil di antara permukiman elite di kawasan Senayan itu didatangi anak-anak, seperti pada Kamis (12/5/2022).
Anak-anak berusia 11-13 tahun itu mengenakan setelan santai seperti remaja yang hendak bermain. Mereka mengenakan atasan kaus berwarna-warni, beberapa memakai celana panjang, ada juga yang memakai celana pendek.
Diam-diam Ari mengawasi. Ada anak yang asyik memainkan ponsel pintarnya, yang lain duduk-duduk di pelataran, jalan-jalan di sekitar halaman parkir masjid yang tidak terlalu luas. Beberapa anak juga masuk ke dalam untuk menunaikan ibadah shalat Dzuhur. Kondisi dan ekspresi mereka terlihat biasa saja sehingga Ari tidak menaruh kecurigaan.
”Akan tetapi, ada teman pengurus masjid perempuan yang coba menghampiri mereka. Waktu ditanya, mereka bilang dari daerah Benhil (Bendungan Hilir). Terus, teman saya kasih mereka sekaleng biskuit. Katanya ada yang tiga hari belum makan,” tutur Ari saat ditemui Selasa (17/5/2022).
Tidak lama berselang, polisi yang mengenakan pakaian sipil satu per satu mendatangi masjid tersebut. Ari mengingat jumlah mereka bahkan lebih banyak dari anak-anak yang datang lebih dahulu. Meski sempat menarik perhatian jemaah yang mampir, polisi yang datang tidak banyak beraksi atau bicara kepada anak-anak tersebut.
”Polisi yang datang dari macam-macam wilayah. Mereka sempat ajak makan anak-anak ini di kantin. Kepada kami, polisi menjelaskan bahwa mereka ini korban penculikan anak,” lanjutnya.
Ari pun cukup terkejut mendengar informasi itu. Apalagi setelah tahu bahwa ada satu anak di kelompok itu yang merupakan saudara salah satu pengurus masjid. Ia sendiri mengetahui kasus penculikan anak dari rekannya yang menginfokan kabar tersebut sudah viral di media massa dan media sosial.
Hari itu juga, polisi dari kesatuan Polres Jakarta Selatan dan Polres Bogor berhasil menangkap penculik berinisial A (28), masih di sekitar kawasan Senayan. Polisi mengejar jejaknya dari sejumlah laporan anak hilang di Jakarta Selatan hingga Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga:
Pelaku Penculikan Anak Laki-laki Ditangkap di Jakarta
A yang telah menjadi tersangka diketahui melakukan aksinya dengan modus berpura-pura sebagai aparat yang melakukan razia masker terhadap anak remaja laki-laki yang tengah bermain di luar rumah. A membawa mereka yang ”melanggar” ke kantor polisi dengan sepeda motor. Alih-alih ke kantor polisi, A membawa anak-anak itu berkeliling tanpa arah.
Polisi, kata Ari, tidak menggali informasi dari masjid itu kemarin. Ia pun memastikan, masjid itu tidak digunakan untuk tempat menginap pelaku dan anak-anak korban penculikan. Masjid itu tutup setelah pukul 20.30 dan hanya membolehkan warga menginap dengan seizin pengurus.
Namun, masjid memang digunakan pelaku untuk membawa korban tinggal sementara waktu. Akan tetapi, masjid yang mana belum terjelaskan dengan detail. Hal ini disampaikan Rizal Nasution, ayah korban berinisial F (11) yang berasal dari Parung, Kabupaten Bogor.
F diculik saat berolahraga pagi di sebuah perumahan pada Minggu (8/5/2022). F lalu ditemukan di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Selasa (10/5/2022).
”Itu anak saya kan tahunya cuma batas Parung, jadi dia enggak tahu dibawa ke mana. Tapi, dia bilang cuma tidur di masjid. Jadi, pagi berangkat terus muter-muter, terus malam tidur di masjid,” kata Rizal kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Anak saya begitu ketemu kondisinya enggak terlihat telantar atau lusuh. Tapi, pakaiannya sudah baru semua.
Selain dibawa menginap di masjid, pelaku yang sempat menyuruh anaknya memanggilnya ”abi” itu juga memberi anaknya pakaian baru, dari baju hingga sepatu. Setali tiga uang dengan korban berinisial K (12) yang diculik di daerah Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada hari F ditemukan.
Ayah K, Subena, mengatakan, pakaian yang dikenakan anak bungsunya saat mereka bertemu lagi pada Kamis (12/5/2022) sudah berganti. Murid kelas V SD itu mendapatkan setelan pakaian bahkan alas kaki baru dari pelaku.
”Anak saya begitu ketemu kondisinya enggak terlihat telantar atau lusuh. Tapi, pakaiannya sudah baru semua. Begitu anak saya sampai di rumah, pakaian baru itu langsung diminta dia untuk dibuang,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya di daerah Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.
Selain mendapat pakaian baru, K juga dikatakan mendapat makanan yang cukup dari pelaku. Di sisi lain, pelaku telah mengambil paksa ponsel K.
Seminggu berselang K ditemukan, Subena dan keluarga masih mengikuti arahan pemeriksaan dari polisi untuk memastikan kondisi mental anaknya dan mendalami kasus penculikan anak tersebut. Subena sendiri tidak berani menanyakan banyak hal ke K, kendati kondisi psikisnya tidak terlihat terganggu.
Baca juga: Korban Penculikan Anak di Jakarta dalam Pendampingan Ahli
Terus dalami motif
Ajun Komisaris Ita Puspita Lena, Kepala Seksi Humas Polres Bogor, saat dihubungi Selasa (17/5/2022) mengatakan, jumlah anak-anak yang menjadi korban sejauh ini masih berjumlah 12 orang dari sejumlah wilayah sekitar Jakarta Selatan dan Bogor di Jawa Barat.
”Penyidik sudah melakukan langkah-langkah, mulai dari olah TKP, memeriksa saksi yang jumlahnya kurang lebih 16 orang. Kami juga melakukan visum terhadap para korban dan berkoordinasi dengan P2TP2A dan Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) untuk pendampingan anak,” ujarnya.
Adapun terhadap tersangka, polisi juga berencana memeriksa kejiwaan pelaku dan berkoordinasi dengan aparatur Criminal Justice System (CJS) untuk memperberat hukuman pelaku.
Seperti diberitakan sebelumnya, selain menculik, tersangka A juga melakukan pidana pencurian serta pencabulan pada tiga anak. Kini, ia dijerat dengan Pasal 78e, 76f, 82, dan 83 UU Perlindungan Anak serta Pasal 330 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Imam Imanuddin menjelaskan, pihaknya terus menggali dan mendalami keterangan tersangka pelaku penculikan terkait pernah menjadi perekrut bom Sarinah dan dua kali menjalani pidana di terorisme di Lapas Gunung Sindur.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka juga mengaku pernah menjadi pengawal Bahar bin Smith pada saat di dalam lapas Gunung Sindur. Ia juga mengaku keterlibatannya dalam kerusuhan pada 2019 di Bawaslu.
”Kami sedang melakukan cross-check dengan data dan fakta-fakta yang kami miliki di data base Polri. Kami terus dalami dan koordinasi dengan tim khusus dari Densus 88 Polri,” ujar Imam, Jumat (13/5/2022).
Konfirmasi Lapas Gunung Sindur, ternyata identitas yang bersangkutan tidak ditemukan di sana. Identitas pelaku tidak ada sebagai warga binaan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Siswo DC Tarigan menambahkan, pihak Lapas Gunung Sindur mengonfirmasi tidak ada bekas narapidana teroris atas nama A di Lapas Gunung Sidur.
”Konfirmasi Lapas Gunung Sindur, ternyata identitas yang bersangkutan tidak ditemukan di sana. Identitas pelaku tidak ada sebagai warga binaan,” kata Siswo.
Meski begitu, pihaknya tetap berkoordinasi dan mendalami keterangan atau pengakuan dari tersangka terkait keterlibatan pembakaran rumah almarhum Ustad Jefri, kemudian terlibat kerusuhan di 2019 Bawaslu, hingga terlibat terorisme.
Jadi apa motivasi A menculik belasan anak tersebut sebenarnya? Mengapa pula harus mengaku bagian dari kelompok teroris tertentu? Sepertinya polisi masih harus bekerja ekstra untuk menyingkap selubung misteri dibalik penculikan 12 anak laki-laki ini.
Baca juga: Warga Ikut Bertanggung Jawab Cegah Penculikan Anak