Organisasi Lingkungan Hidup Bakal Somasi Pencemaran Sungai Ciliwung
Somasi kepada Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu karena Sungai Ciliwung yang melewati Jawa Barat dan Jakarta tercemar sampah dan limbah domestik.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah organisasi lingkungan hidup yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Sungai Nusantara bakal menyampaikan somasi buruknya kualitas Sungai Ciliwung kepada Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Rabu (18/5/2022). Banyak sampah dan limbah domestik di sungai yang membentang dari hulu di Bogor, Jawa Barat, ke hilir pantai utara Jakarta.
Somasi akan disampaikan setelah tuntasnya susur Sungai Ciliwung pada Minggu dan Senin (15-16/5/2022). Penyusuran dengan perahu karet berlangsung dari Saung Bambon Riverside, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, hingga Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Penyusuran oleh Yayasan Konservasi dan Lahan Basah (Ecoton), Water Witness, Ciliwung Saung Bambon, Ciliwung Kedung Sahong, dan Ciliwung Institut menemukan sampah plastik keresek, saset, dan gabus terlilit ataupun menumpuk di dahan pohon, tanaman, dan semak-semak di sepanjang bantaran sungai dari Srengseng Sawah hingga Jalan TB Simatupang.
Sedih dan prihatin. Ibu Kota sungainya bau, banyak kotoran, tak terkelola dengan baik.
Di beberapa titik di RT 007 RW 008 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, juga didapati pabrik tahu yang mengalirkan limbah secara langsung ke sungai dan kotoran-kotoran hewan bertebaran di bantaran.
”Sedih dan prihatin. Ibu Kota sungainya bau, banyak kotoran, tak terkelola dengan baik. Semoga somasi berbuah jawaban upaya pemerintah pusat dan daerah mengelolah sungai. Kalau tidak, akan ada gugatan hukum,” ucap Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi.
Ecoton pada 2021 menemukan kontaminasi mikroplastik sebanyak 146 partikel mikroplastik dalam setiap 100 liter air Sungai Ciliwung. Namun, belum diketahui sumber-sumber yang menyebabkan timbulnya mikroplastik.
Pada ekspedisi kali ini, uji kadar nitrit dari beberapa titik sungai oleh Tim Ekspedisi Nusantara menunjukkan, jumlah yang melampaui 0,06 miligram per liter (mg/l) sesuai baku mutu air kelas II Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kadar nitrit tertinggi sebesar 0,15 mg/l ditemukan di Jalan Camar Cijantung dan Kedung Sahong serta 0,1 mg/l di Srengseng Sawah dan Jalan TB Simatupang. Tingginya kadar nitrit tersebut mengindikasikan adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari tinja atau limbah pabrik.
Selain itu, kadar fosfat juga tinggi, seperti 0,5 ppm di Srengseng Sawah, 1,5 ppm di Jalan Camar Cijantung, 0,6 ppm di Kedung Sahong, dan 2 ppm di Jalan TB Simatupang. Kadar tersebut melebihi standar 0,2 ppm sesuai baku mutu air Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
”Kami temukan juga penurunan kadar oksigen dari 5,9 mg/l jadi 3,9 mg/l di Srengseng Sawah hingga TB Simatupang. Padahal tidak boleh kurang dari 4 mg/l liter,” tuturnya.
Prigi menyebutkan, kondisi Sungai Ciliwung urgen dan vital untuk dipelihara dengan sebaik-baiknya dari pencemaran dan polusi. Karena itu, pejabat jangan sekadar berbicara pengelolaan lingkungan, tetapi sungai di hadapannya tak terkelola dengan baik. Begitu pula merek-merek produk yang menghasilkan banyak plastik dan warga harus punya tanggung jawab menjaga sungai.
”Sebagai sungai nasional yang melewati dua provinsi, seharusnya terpelihara dan terjaga dengan baik untuk generasi yang akan datang,” katanya.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta rutin melakukan garebek sampah dan minimal enam bulan sekali memantau kualitas Sungai Ciliwung. Menurut rencana, tahun 2022 ini akan dibangun saringan sampah terintegrasi di perbatasan daerah aliran sungai.
”Tahun ini proses pembebasan lahan dan lainnya. Kami bangun saringan sampah terintegrasi dengan daerah penyangga,” ujar Kepala Seksi Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan yang dihubungi secara terpisah.
Sungai Ciliwung menjadi sungai ke-16 yang disusur Tim Ekspedisi Sungai Nusantara. Penyusuran bakal kembali berlangsung ke seluruh aliran sungai itu pada Juni 2022.
Secara keseluruhan, Ekspedisi Sungai Nusantara akan menyusuri 68 sungai se-Indonesia dalam kurun 10 bulan. Tim mengkaji kesehatan sungai melalui serangga air, kandungan mikroplastik, dan polutan dalam air. Laporan ekspedisi itu akan dijadikan masukan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kualitas sungai.