Sirkuit Ancol siap menggelar Formula E 19 hari lagi. Tikungan lintasan dibuat dengan lebar berbeda-beda. Desain memperhitungkan ketika ”attack mode” diaktifkan, terjadi ”overtaking”, atau saling salip antarpebalap.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Ajang balap Formula E Jakarta kian dekat atau tersisa 19 hari lagi. Saatnya hitung mundur dan mari untuk mulai membayangkan kemampuan akselerasi mobil listrik bersaing menciptakan sejarah di pesisir utara Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Tim Kompas, pada Minggu (15/5/2022) sore, berkesempatan melihat lebih dekat lintasan balap Formula E di Ancol, Jakarta Utara. Kondisi aspal lintasan sudah mengeras. Pagar pembatas dari beton atau wall barrier bercat biru telah terpasang di kiri dan kanan lintasan sepanjang 2,4 kilometer itu.
Sore itu, di zona lima, para pekerja sibuk memasang rangka-rangka besi tribune penonton. Kondisi tribune yang mulai terlihat bentuknya ada di salah satu sudut lintasan zona lima.
”Ini jadi posisi terbaik untuk menonton balapan Formula E. Di sini penonton bisa menyaksikan manuver mobil-mobil Formula E dengan latar belakang Jakarta International Stadium,” kata Lathif Prasetyo, salah satu staf Infrastruktur Tim Jakarta Propertindo.
Pengerjaan tribune penonton atau grandstand merupakan bagian dari pengerjaan fasilitas pendukung yang ditargetkan rampung dalam dua pekan ke depan. Fasilitas pendukung yang saat ini sedang dikerjakan antara lain grandstand di delapan titik sekitar lintasan, pembangunan jembatan penyeberangan, pemasangan pagar pelindung, paddock, race control, dan media room.
”Kami masih lebih cepat dari schedule. Yang tadi dilihat, sudah mulai pemasangan-pemasangan dan itu semua rampung di minggu-minggu ini, menjelang akhir Mei 2022,” kata Vice President Infrastructure and General Affairs OC Jakarta Eprix 2022 Irawan Sucahyono.
Setelah infrastrukfur penunjang itu rampung dalam waktu dua minggu, pengerjaan selanjutnya berkaitan dengan instalasi listrik elektronik. Pemasangan instalasi bakal dilakukan pada hari-hari terakhir Mei 2022.
Ajang Formula E Jakarta bakal digelar pada 4 Juni 2022 atau setelah balapan Formula E Berlin 2022, Jerman, yang berlangsung pada Minggu (15/5/2022) malam. Menurut Irawan, Senin kemarin, pihaknya baru mendapat informasi terkait dengan waktu kedatangan logistik balapan atau lebih khusus mengenai mobil-mobil balap Formula E yang baru saja selesai mengikuti balapan di Berlin.
Spesifikasi lintasan
Lintasan Formula E Jakarta yang bernama Jakarta International E-Prix Circuit memiliki panjang 2,4 kilometer dengan lebar 12 meter. Lintasan ini memiliki panjang trek lurus 600 meter dan 18 tikungan. Lebar setiap tikungan berbeda-beda mulai dari 12 meter hingga 20-an meter.
”Intinya sirkuit ini dibuat dengan banyak sekali overtake. Formula E ini ada attack mode atau menjadi dasar mobil-mobil ini bisa menyusul karena ada tambahan power 25 kilowatt (kWh),” tutur Irawan.
Apalagi ini pertama kali di Indonesia. Kita lihat, ya, keseruannya. Nada suaranya cuma desingan dinamo, rasanya pasti beda.
Attack mode, seperti dikutip dari fiaformulae.com, merupakan fitur yang dapat meningkatkan tenaga mobil selama beberapa saat untuk mengejar atau menyalip lawan. Saat fitur ini diaktifkan, pebalap dapat mengumpulkan daya tambahan sebesar 30 kWh atau total peningkatan dayanya mencapai 250 kWh.
Agar attack mode optimal, tikungan-tikungan lintasan Formula E Jakarta dibuat dengan lebar berbeda-beda. Desainnya memperhitungkan ketika attack mode diaktifkan, terjadi overtaking atau saling salip antarpembalap. Ini bakal jadi atraksi yang menarik dan tentu menghibur bagi penonton.
"Di breaking point (titik pengereman) itu, mulai ada atraksi overtake. Mungkin bisa saja, ada lima mobil (bersamaan) masuk dalam tikungan pertama, bisa terjadi itu," ucap Irawan.
Di sisi lain, spesifikasi pengaspalannya masuk dalam sirkuit kategori tiga atau Grade 3. Berdasarkan homologasi FIA, sirkuit dengan Grade 1 itu untuk ajang balap Formula 1. Sementara kualitas aspal lintasan Formula E Jakarta dari tingkat kerataan dan kemulusannya setara highway atau jalan raya di Eropa.
Artinya, aspal yang digunakan di lintasan Formula E Jakarta tidak memiliki karakter khusus seperti di sirkuit. Namun, spesifikasi aspal yang digunakan untuk lintasan Formula E Jakarta standarnya cukup tinggi dengan material aspal yang lebih lembut dari aspal jalan raya.
Perbedaan signifikan antara aspal jalan raya dan aspal lintasan Formula E Jakarta itu ialah untuk aspal jalan raya, struktur campuran aspal batuan dengan ukuran paling besar mencapai 3/4 inci atau 19 milimeter. Untuk lintasan Formula E Jakarta, struktur batuan dengan ukuran paling besar 12 milimeter.
Selain kemulusan, pengaspalan juga mempertimbangkan titik lembek aspal atau softening point of asphalt. Pada lintasan Formula E Jakarta, suhu sengaja dinaikan hingga mencapai 76 derajat celsius. Ini lebih tinggi dari suhu aspal jalan raya pada umumnya di Indonesia yang biasanya 66 derajat celsius.
”Ban mobil itu panas, jadi supaya bisa tahan. Cuaca di sini normalnya, kalau diukur, suhunya bisa 55 derajat celsius,” tutur Irawan.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria yang turut berkunjung ke lintasan Formula E Jakarta mengatakan, desain lintasan Formula E menantang. Kecepatan mobil yang mencapai sekitar 270 kilometer per jam dengan kondisi lintasan yang cukup lebar bakal menjadi atraksi yang sangat menarik.
”Apalagi ini pertama kali di Indonesia. Kita lihat, ya, keseruannya. Nada suaranya cuma desingan dinamo, rasanya pasti beda,” katanya.