Perputaran Uang Selama Ramadhan di Jakarta Rp 30,02 Triliun
Data Bank Indonesia tentang perputaran uang di DKI tersebut sampai dengan 27 April 2022. Adapun inflasi Jakarta mencapai 2,63 persen pada April 2022.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia DKI Jakarta mencatat perputaran uang di DKI Jakarta selama Ramadhan sampai dengan 27 April 2022 mencapai Rp 30,02 triliun atau naik Rp 3 triliun dari perputaran uang pada periode yang sama di 2021. Angka itu menunjukkan adanya aktivitas ekonomi di DKI Jakarta yang besar.
Perputaran itu dilihat dari uang masuk ke BI sebesar Rp 4,08 triliun, sedangkan uang keluar dari BI DKI Rp 34,11 triliun. ”Jadi yang keluar Rp 34,11 triliun kita kurangi uang masuk, perputaran uang di DKI Jakarta sampai dengan 27 April 2022, netnya Rp 30,2 triliun,” kata Endang Kurnia Saputra, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Pada Ramadhan 2021, uang yang masuk Rp 7,87 triliun, sedangkan yang keluar Rp 34,82 triliun sehinggga perputaran uang di DKI Jakarta Rp 26,95 triliun.
Perputaran uang sebesar itu menggambarkan aktivitas ekonomi yang besar dan ada peningkatan. Uang kertas dan logam dari BI diedarkan ke bank-bank. Dengan momen Lebaran, uang itu diminta bank-bank sebagai THR bagi nasabah. ”Semua meningkat, semua makan, semua beli baju baru. Ini yang membuat aktivitas ekonomi meningkat,” ujar Endang.
Sementara itu, April 2022, angka inflasi DKI Jakarta tercatat sebesar 2,63 persen. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, inflasi pada April 2022 terbentuk dari kenaikan harga beberapa komoditas global dan permintaan yang tinggi selama bulan Ramadhan hingga jelang hari raya Idul Fitri.
Anggoro Dwitjahyono, Kepala BPS DKI Jakarta, melalui rilis BPS menjelaskan, pemicu utama inflasi kali ini adalah naiknya harga bensin, daging ayam ras, minyak goreng, dan tarif angkutan udara. Kenaikan harga pertamax membuat komoditas bensin memberikan andil tertinggi pada inflasi bulan ini.
Sementara itu, peningkatan permintaan daging ayam ras dan minyak goreng selama Ramadhan mendorong harga komoditas tersebut melambung tinggi. Lebih lanjut, kenaikan tarif angkutan udara dipengaruhi oleh tingginya animo masyarakat untuk berlebaran di kampung halaman pascapandemi.
Pada April 2022, dari sebelas kelompok pengeluaran, delapan di antaranya mengakselerasi laju inflasi Jakarta dengan inflasi berkisar antara 0,07 persen dan 1,65 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sedangkan inflasi terendah terjadi pada kelompok kesehatan.
Tingginya inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dipicu oleh naiknya harga daging ayam ras, minyak goreng, bayam, udang basah, bawang merah, dan nasi dengan lauk. Indeks harga konsumen (IHK) pada kelompok ini naik dari 114,46 menjadi 116,35 atau terjadi inflasi 1,65 persen dengan andil inflasi mencapai 0,363 persen. Terdapat indikasi keterbatasan pasokan beberapa komoditas penting tersebut sehingga menyebabkan kenaikan harga sebagai respons tingginya lonjakan permintaan masyarakat selama Ramadhan dan jelang lebaran. ”Kelompok ini memang kerap terdampak inflasi musiman Lebaran,” ucapnya.
Kelompok transportasi juga mengalami kenaikan IHK dari 102,95 menjadi 105,42 atau terjadi inflasi 2,40 persen. Andil kelompok ini terhadap inflasi cukup tinggi, yakni 0,269 persen.
Harga minyak dunia yang berdampak pada penyesuaian tarif pertamax, jelas Anggoro, mendorong terjadinya inflasi pada komoditas bensin. Adanya hari libur nasional selama Idul Fitri dan pelonggaran mobilitas masyarakat berpengaruh signifikan terhadap tingginya konsumsi BBM dan permintaan jasa transportasi, terutama angkutan udara dan kereta api.
Muhammad Shiroth, ekonom ahli Bank Indonesia DKI Jakarta, menjelaskan, meskipun terjadi lonjakan harga, tingkat inflasi di Jakarta relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.