Rekor Jumlah Kendaraan Terbanyak Sepanjang Sejarah Arus Balik di Jalan Tol Terlampaui Kemarin Sabtu
Pada Sabtu (7/5/2022), volume lalu lintas kembali ke Jabotabek dari arah timur mencapai 170.078 kendaraan. Angka ini lebih tinggi 2,2 persen dari rekor pada Lebaran 2019, saat itu dengan angka 166.444 kendaraan.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rekor jumlah kendaraan terbanyak selama periode arus balik sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia terlampaui pada hari Sabtu (7/5/2022), atau H+4 Lebaran 2022. ”Pemecahan” rekor itu terjadi di jalan tol ruas Jakarta-Cikampek yang dikelola Jasa Marga, yakni dari timur ke arah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Pada Sabtu, volume lalu lintas kembali ke Jabotabek dari arah timur (antara lain dari Surabaya di Jawa Timur, Solo dan Semarang di Jawa Tengah, serta Cirebon dan Bandung di Jawa Barat) mencapai 170.078 kendaraan.
”Angka ini naik 159 persen dari normal 2021, dan mengalahkan rekor tertinggi sebelum pandemi, yang terjadi pada Lebaran 2019 sebesar 166.444 kendaraan atau naik 2,2 persen,” ucap Dwimawan Heru, Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melalui keterangan tertulis pada Minggu (8/5/2022).
Heru menjelaskan, lalu lintas dari arah timur ke Jabotabek merupakan angka kumulatif arus balik melalui dua gerbang tol, yaitu GT Cikampek Utama untuk pengendara dari arah Jalan Tol Trans-Jawa, serta GT Kalihurip Utama untuk pengguna jalan dari arah Jalan Tol Cipularang.
Di GT Cikampek Utama, tercatat ada 124.761 kendaraan pada Sabtu. Angka ini naik hingga 272 persen dari lalu lintas normal 2021 yang sebesar 33.535 kendaraan. Di GT Kalihurip Utama, kendaraan berjumlah 45.317 unit atau naik 41 persen dari normal 2021 yang sebesar 31.968 kendaraan.
Menurut Heru, volume lalu lintas pada hari Minggu ini bakal naik lagi dan memang Jasa Marga sejak awal sudah memprediksi hari ini terjadi puncak arus balik Lebaran 2022. ”Meski lonjakan volume di Jalan Tol Jakarta-Cikampek luar biasa, kondisi lalu lintas dapat dikendalikan. Ini yang membedakan dari 2019,” ujarnya.
Heru mengatakan, penguraian lalu lintas sebesar sekarang pada 2019 butuh waktu hingga 24 jam guna menguras kepadatan luar biasa di berbagai segmen Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Ia yakin pada arus mudik dan balik tahun depan, dengan perencanaan yang lebih matang dan koordinasi antarpihak yang lebih intensif, kepadatan lalu lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek relatif lebih bisa dikendalikan.
Selain itu, kelancaran perjalanan tahun ini turut dipengaruhi keberadaan Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) sepanjang 38 kilometer. ”Pada tahun 2019, Jalan Layang MBZ masih dibangun,” ucap Heru.
Dengan beroperasinya Jalan Layang MBZ, kapasitas jalan tol ruas Jakarta-Cikampek bertambah hingga empat lajur untuk kedua arahnya. Itu meningkatkan kapasitas untuk dua arah, dari enam lajur menjadi 10 lajur.
Dua kunci
Terkait manajemen lalu lintas, Heru menyebutkan dua kunci utama yang memengaruhi kemampuan membuat arus lalu lintas lebih terkendali. Pertama, koordinasi lintas sektor secara intensif dan komprehensif. Kedua, penggunaan teknologi terkini dalam bidang transportasi jalan sebagai sistem yang membantu pengambilan keputusan (decision support system) bagi pucuk pimpinan di kepolisian dan Jasa Marga.
Heru menuturkan, koordinasi Jasa Marga bersama pihak-pihak terkait sudah berjalan sejak tiga bulan sebelum arus mudik, bahkan sebelum ada keputusan pemerintah membolehkan masyarakat melakukan perjalanan di masa Lebaran 2022. Perencanaan dibuat dengan berbagai skenario, untuk mengantisipasi apa pun kebijakan pemerintah soal mudik.
Meski lonjakan volume di Jalan Tol Jakarta-Cikampek luar biasa, kondisi lalu lintas dapat dikendalikan. Ini yang membedakan dari 2019. (Dwimawan Heru)
Koordinasi antara lain dengan Korps Lalu Lintas Polri sebagai pemegang diskresi atas semua rekayasa lalu lintas, lalu dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), hingga dengan dinas-dinas provinsi.
Koordinasi pada level pengambil kebijakan terkait perjalanan Lebaran 2022 didukung lagi dengan beroperasinya Jasa Marga Tollroad Command Centre (JMTC). Fasilitas ini jadi semacam ”mata” terhadap jalan tol, mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas melalui berbagai sumber.
Informasi, antara lain, didapat dari pantauan 1.913 kamera pengawas (CCTV), 26 kamera pendeteksi kecepatan (speed camera), 39 CCTV analytic traffic counting, 19 Remote Traffic Microwave Sensor (RTMS), 7 Weigh in Motion (WIM), serta informasi dari laporan petugas di lapangan dan dari pelanggan melalui pusat panggilan 14080. Data dan laporan selanjutnya diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak untuk pengambilan keputusan, serta kepada pengguna jalan tol untuk membantu merencanakan perjalanan.
Sementara itu, kepolisian bersama sejumlah pihak tetap memberlakukan rekayasa lalu lintas skema one way atau satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa, hari Minggu ini, dari timur ke arah Jabotabek. Satu arah diterapkan dari Km 428 Jalan Tol Semarang ABC, Jawa Tengah, sampai Km 66 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Heru mengatakan, untuk mengoptimalkan rekayasa lalu lintas one way itu, Jasa Marga atas diskresi kepolisian juga memberlakukan sistem contraflow atau lawan arus. Contraflow dua lajur diberlakukan dari Km 66 sampai dengan Km 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, sedangkan contraflow satu lajur diberlakukan dari Km 47 sampai Km 28 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta sejak Minggu pukul 09.00 (Kompas.id, 8/5/2022).
Selain itu, pemerintah juga mengimbau penerapan sistem work from home (WFH) atau bekerja dari rumah guna memecah kepadatan arus balik. Ini sejalan dengan imbauan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo beberapa hari sebelumnya. Listyo mengimbau perusahaan swasta dan instansi pemerintah memberlakukan WFH untuk mengurangi kepadatan saat arus balik.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mendukung imbauan Kapolri tersebut. Ia telah memberikan arahan kepada semua pejabat pembina kepegawaian (PPK) agar mengatur jadwal WFH di instansi masing-masing. WFH bisa diterapkan selama satu minggu setelah puncak arus balik Lebaran yang diprediksi terjadi pada Minggu ini.
”Saya setuju dengan pendapat Kapolri agar instansi pemerintah menerapkan kebijakan WFH. Semua PPK diharapkan mengatur pembagian jadwal agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan,” ujar Tjahjo.