Pada hari Minggu (8/5/2022) sebanyak 269.444 kendaraan diprediksi akan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Jumlah itu naik 53,6 persen dari lalu lintas normal tahun 2021.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR, YOLA SASTRA, TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan puncak arus balik Lebaran 2022 jatuh pada H+5 Idul Fitri 1443 H, atau di hari Minggu (8/5/2022). Jumlah kendaraan dari Jalan Tol Trans-Jawa serta Bandung yang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya diprediksi naik 104,4 persen dibandingkan lalu lintas normal.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru, menyampaikan, pada hari Minggu sebanyak 269.444 kendaraan diprediksi akan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Jumlah itu naik 53,6 persen dari lalu lintas normal tahun 2021.
Dari jumlah itu, 64,64 persen datang dari Jalan Tol Trans-Jawa dan Bandung melalui Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama. Jumlah itu setara dengan 174.157 kendaraan atau naik 104,4 persen dibanding lalu lintas normal.
"Arus mudik terjadi dalam periode waktu yang panjang, sementara untuk arus balik, periodenya lebih pendek. Demikian pula tujuan arus mudik tersebar di beberapa titik, sementara arus balik semua mengarah ke Jakarta. Itu tantangannya," tutur Heru.
Di GT Cikampek Utama, volume kendaraan terpantau sudah meningkat. Untuk itu, Jasa Marga telah menambah jumlah gardu tol yang beroperasi dari 15 menjadi 20 gardu tol yang mengarah ke Jakarta. Selain itu, pemberlakuan rekayasa lalu lintas satu arah (one way) ke arah Jakarta tengah disiapkan, mulai Kilometer (Km) 70 sampai Km 47.
Pengalaman dari arus mudik kemarin, kemacetan juga terjadi di jalur arteri. Hal ini sudah sepatutnya diantisipasi. (Sony Sulaksono Wibowo)
Peningkatan arus kendaraan diprediksi akan terus terjadi pada Kamis (5/4) hingga puncaknya pada Minggu atau H+5. Oleh karena itu, sesuai imbauan Presiden Joko Widodo, kata Heru, Jasa Marga juga berharap masyarakat tidak melakukan perjalanan antara 6-8 Mei. Masyarakat bisa memilih memulai perjalanan hari Kamis ini atau setelah tanggal 8 Mei.
Menurut Heru, Jasa Marga telah menambah satu lajur mulai Km 62 sampai Km 50 jalan tol Jakarta-Cikampek untuk menambah kapasitas ruas tol tersebut. Selain itu, jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan akan difungsikan untuk mengurangi kepadatan di Simpang Susun Dawuan di Km 66. Jasa Marga juga menyiapkan alat pembaca transaksi elektronik bergerak (mobile reader) sampai 10 unit.
Juru bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, pada Rabu mengimbau pengguna kendaraan pribadi agar rajin mencari informasi terkait rekayasa lalu lintas yang bakal diterapkan polisi. Meski jadwal satu arah, ganjil genap, ataupun lawan arus (contra flow) sudah disebarkan, waktu penerapan dan durasinya di lapangan bisa berubah sesuai kepadatan volume kendaraan.
“Jadi, untuk itu, pengendara harus proaktif mengecek akun medsos (media sosial) pengelola jalan tol dan kepolisian. Semua rekayasa lalu lintas disampaikan secara cepat di sana sehingga bisa diantisipasi pengendara. Di akun itu, juga ada rekomendasi jalan alternatif yang bisa dilalui saat one way,” ujarnya.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Firman Shantyabudi mengatakan, rekayasa lalu lintas satu arah, ganjil genap, dan lawan arus di Jalan Tol Trans-Jawa bakal kembali diterapkan saat arus balik. Itu akan dilakukan pada 6-8 Mei 2022. Jika sebelum itu lalu lintas padat, rekayasa bisa dimulai lebih awal. “Jadwal finalnya sedang disiapkan,” katanya.
Mengantisipasi kepadatan di jalan arteri saat satu arah diterapkan di jalan tol, Firman meminta pengendara dan warga setempat tidak melakukan hal-hal yang bisa menambah hambatan di jalan, misalnya berkegiatan di bahu jalan. Antisipasi kemacetan di jalur arteri bakal ditangani oleh satuan tugas operasi daerah oleh kepolisian daerah (polda) setempat.
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono Wibowo, berpendapat, penyebaran informasi kemacetan secara waktu nyata (real time) sebaiknya tidak hanya mencakup kondisi lalu lintas di jalan tol, tetapi juga di jalur arteri atau non tol.
“Pengalaman dari arus mudik kemarin, kemacetan juga terjadi di jalur arteri. Hal ini sudah sepatutnya diantisipasi. Salah satunya dengan menambah petugas di titik rawan kemacetan yang sudah dipetakan,” jelasnya.