Demi Mudik, Vaksin Penguat Diburu di Puskesmas, Stasiun, sampai Fasilitas Militer
Vaksin penguat untuk menangkal Covid-19 menjelang hari raya Idul Fitri 1443 H tidak hanya diburu para calon pemudik, tetapi juga oleh yang hendak berjumpa dengan para pemudik.
Syarat mendapat suntikan vaksin penguat atau booster menjadi salah satu cara pemerintah menegosiasikan pelonggaran mudik pada Lebaran tahun ini, yang masih belum bebas dari wabah Covid-19. Warga yang sudah dirongrong rindu untuk berjumpa keluarga di kampung halaman pun berburu vaksin dosis ketiga itu di berbagai lokasi, mulai dari mendatangi pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas, stasiun kereta, hingga fasilitas militer.
Dua kali Lebaran, Tarji (35) tidak pulang ke rumah orangtuanya di Surabaya. Pandemi Covid-19 membuat warga Kota Bandar Lampung itu harus menunda hasrat berkumpul bersama sanak saudara saat hari raya Idul Fitri.
Namun, tahun ini ia bertekad mudik ke kampung halamannya setelah pemerintah melonggarkan aturan mudik bagi masyarakat. Ia berencana mudik bersama istri dan dua anaknya menggunakan mobil pribadi.
”Tahun 2021 lalu ada rencana ke Surabaya, tetapi belum terwujud karena kami sekeluarga sempat terpapar Covid-19,” kata Tarji di Bandar Lampung, Selasa (19/4/2022).
Tak hanya menyiapkan oleh-oleh keripik pisang khas Lampung, Tarji juga memastikan seluruh anggota keluarga yang akan berangkat dalam kondisi sehat. Setelah mengetahui vaksin dosis ketiga menjadi syarat mudik, ia bergegas mencari lokasi vaksinasi booster terdekat. Istrinya juga ia ajak untuk menjalani vaksinasi penguat.
”Saya cari info jadwal vaksinasi terdekat di Bandar Lampung dari Instagram. Saya mendapat vaksin penguat saat ada program vaksinasi massal di kantor koramil (komando rayon militer) pekan lalu,” katanya.
Baca Juga: Tingkat Kekebalan yang Tinggi Tidak Mencegah Lonjakan Kasus
Ia menambahkan, istrinya juga telah menerima suntikan vaksin penguat di puskesmas. Dengan semua itu, ia merasa lebih lega dan nyaman untuk mudik ke luar daerah.
Astri (31), warga Kelurahan Mangkukusuman, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah, juga sudah dua kali Idul Fitri tak bisa mudik ke kampung halaman suaminya di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perusahaan tempat Astri bekerja memberlakukan aturan larangan mudik bagi karyawannya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Pada Lebaran kali ini, keingiannya bersua dengan mertuanya akan terwujud karena perusahaan tempatnya bekerja melonggarkan aturan mudik, seiring dengan kebijakan pemerintah.
Setelah mengetahui vaksin dosis ketiga menjadi syarat mudik agar tidak perlu menjalani tes Covid-19, Astri langsung bertanya kepada orang-orang di sekitarnya terkait fasilitas layanan kesehatan yang melayani kebutuhan tersebut. Oleh teman-temannya, ia disarankan untuk vaksin di Dinas Kesehatan Kota Tegal.
Astri dan suaminya bergegas meminta disuntik vaksin dosis penguat pada Kamis (14/4). ”Kemarin-kemarin mau vaksin booster belum ada waktu, terus kami sempat sakit juga. Pas kemarin tahu kalau vaksin booster jadi syarat mudik, langsung deh kami sempat-sempatin,” ujar Astri.
Ruri Nayandi (34), warga Bogor, Jawa Barat, juga tak mau melewatkan kesempatan untuk berlibur ke kampung halaman istrinya di Medan, Sumatera Utara. Dua tahun lalu, rencana pergi batal karena gelombang wabah. Ia dan istrinya menanti suntikan vaksin penguat di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, demi bisa pulang empat hari menjelang Lebaran nanti. Kabarnya, mereka mendapat giliran disuntik pekan ini.
”Booster ini juga, kan, jadi syarat perjalanan. Kami akan ikuti,” kata Yandi, Selasa (19/4). Yandi dan istrinya bisa saja cukup menyerahkan surat keterangan negatif Covid-19 hasil tes antigen yang memang ingin mereka jalani. Namun, pengalaman menjadi penyintas Covid-19 meski sudah dua kali vaksin membuat mereka sadar pentingnya vaksin dosis ketiga dan mematuhi protokol kesehatan.
Yandi menuturkan, ia tak ingin terpapar virus Covid-19 lagi dan mengambil risiko besar menulari keluarga dan mertuanya yang sudah lanjut usia.
Pertimbangan besarnya orangtua. Kami harus datang dalam keadaan sehat dan nanti dua hari sebelum berangkat akan tes antigen juga.
Baca Juga: Memilih Waktu Berangkat Mudik agar Tak Terjebak Kemacetan
Beni Pambudi (28) datang lebih awal ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, untuk vaksinasi penguat sebelum mudik. Alih-alih melakukan tes antigen, Beni memilih suntikan vaksin dosis ketiga karena merasa lebih aman dalam jangka waktu panjang. Ia sadar ada risiko kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI), seperti saat menerima vaksin sebelumnya.
”Tak masalah, kalau nanti enggak enak badan, tidur saja. Aku ada bawa obat. Kalau masih sakit, ada orangtua yang rawat nanti. Yang penting aku sudah lengkap vaksinnya. Jadi, tak masalah kalau sakit, daripada sakit karena Covid-19 malah repot orangtua nanti,” kata Pambudi yang memilih mudik lebih awal karena ingin lama berkumpul bersama keluarga setelah tiga tahun tak pulang kampung.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan, ada 3.538 penumpang yang akan meninggalkan Ibu Kota dari Stasiun Pasar Senen. Jumlah itu berpotensi bertambah karena tiket mudik masih bisa dipesan. Di Stasiun Pasar Senen terdapat 21 kereta api yang beroperasi melayani para penumpang.
”Tahun ini antusiasme warga pasti lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena ada pandemi. Meski begitu, kami tetap menyiapkan sarana-prasarana kepatuhan protokol kesehatan hingga petugas pengawas,” kata Eva. Calon penumpang yang masuk ke peron penumpang harus menunjukkan tiket, KTP, dan keterangan surat vaksin penguat atau vaksin kedua ditambah surat negatif antigen. Di Stasiun Senen juga tersedia fasilitas gerai vaksinasi dan gerai tes antigen.
Percepatan pemda
Melihat antusiasme masyarakat, pemerintah daerah Lampung berinisiatif mendirikan posko vaksinasi di jalur mudik. Di Jalan Tol Trans-Sumatera, tepatnya di ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar, dan ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, terdapat empat gerai vaksinasi Covid-19 yang didirikan.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menjelaskan, keempat gerai itu disiapkan di tempat istirahat dan pelayanan atau rest area Kilometer 20 A dan Kilometer 20 B Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, tepatnya di Kabupaten Lampung Selatan. Sementara itu, dua gerai vaksinasi lainnya terletak di rest area Tol Bakauheni-Terbanggi Besar-Pematang Panggang, tepatnya di Kilometer 172 B di Kabupaten Lampung Tengah dan Kilometer 234 A, Kabupaten Mesuji.
Gerai vaksinasi tersebut disediakan untuk memfasilitasi pemudik yang ingin mendapatkan vaksinasi penguat. Selain itu juga sebagai upaya membantu percepatan vaksinasi Covid-19, khususnya dosis penguat.
Di Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang akan memasang kode pindai aplikasi Pedulilindungi di tempat-tempat keramaian. Warga atau pemudik yang terdeteksi belum menjalani vaksin dosis ketiga akan langsung dilayani untuk vaksinasi di posko mudik.
”Pemerintah Kota Semarang akan melayani para pemudik yang belum sempat vaksin booster dan lolos. Kami memang sedang menggiatkan vaksin booster terutama untuk warga Kota Semarang yang nanti harus mudik ke luar Semarang. Mereka harus sudah vaksin booster,” tutur Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Menurut Hendrar, posko-posko itu akan dibuka selama 24 jam untuk melayani masyarakat. Selain melayani vaksinasi, petugas di posko itu juga akan melakukan tes antigen acak kepada pemudik atau warga yang akan divaksin. Pemeriksaan guna menghindari lebih meluasnya penyebaran virus Covid-19. Warga atau pemudik yang hasil tesnya positif akan langsung dilarikan ke tempat isolasi terpusat.
Secara terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein menyebutkan, dari total sasaran vaksinasi sebanyak 1.398.427 orang di Banyumas, hingga 15 April 2022 telah tervaksin dosis 1 dan 2 sebanyak 95,7 persen atau 1.337.707 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia menuturkan, berdasarkan data terkini Senin (18/4/2022), proses vaksinasi terus berlangsung di Ibu Kota. Total program vaksinasi dosis 1 saat ini sebanyak 12.510.997 orang atau 124,1 persen, dengan proporsi 70,2 persen warga ber-KTP DKI dan 29,8 persen warga KTP non DKI.
Sedangkan, total dosis 2 mencapai 10.638.988 orang atau 105,5 persen, dengan proporsi 73,3 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 26,7 persen warga KTP non DKI. Adapun vaksinasi dosis 3 ada sebanyak 3.349.033 orang.
Adapun di Kota Bogor jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor juga terus berupaya mengakselerasi vaksinasi dosis ketiga guna mengantisipasi tingginya mobilitas Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, vaksin sangat menentukan dalam mengantisipasi lonjakan kasus pasca mobilitas Lebaran nanti. Ini tidak hanya untuk warga yang bermobilitas di sekitar Jabodetabek, tetapi juga para pemudik yang nantinya akan kembali ke Kota Bogor. Oleh karena itu, warga diimbau untuk vaksinasi penguat.
”Vaksin booster diarahkan bukan hanya kepada warga yang ingin mudik saja, tetapi untuk semua warga. Karena kita ingin melindungi semua warga Bogor dari mobilitas warga pasca-Lebaran. Kalau booster-nya sudah tinggi, harusnya lebih kuat. Ini ujian kita, kalau ingin Bogor semakin landai dan kehidupan semakin normal, maka kata kuncinya akselerasi booster,” kata Bima saat dikonfirmasi, Rabu (20/4/2022).
Berdasarkan data terbaru, kata Bima, Senin (18/4/2022), capaian vaksinasi di Kota Bogor sudah menyentuh angka 104,66 persen (857.623 orang) untuk dosis 1. Kemudian 92,04 persen (754.187 orang) untuk dosis kedua, dan 27,81 persen (227.858 orang) untuk dosis ketiga atau vaksin penguat.
”Target kami pada 25 April nanti bisa mencapai 50 persen sudah divaksin booster. Ini tidak mudah, tapi kita terus berikhtiar maksimal. Setiap hari harus ada pelayanan vaksin,” ujarnya.
Tak hanya pemudik
Mereka yang tidak hendak mudik pun memburu vaksinasi dosis penguat jelang Lebaran. Itu lantaran mereka bakal berinteraksi dengan para pemudik. Hendro (38), warga Bandar Lampung yang bekerja sebagai sopir travel mengaku telah mengincar vaksin penguat sejak pemerintah mengumumkan kebijakan pelonggaran mudik.
”Saya vaksin agar tetap sehat dan bisa bekerja mengantar pemudik. Alhamdulillah tahun ini sudah ada beberapa pesanan dari pelanggan,” kata Hendro. Dua tahun terakhir, penghasilannya sebagai sopir travel merosot karena pandemi. Tahun ini menjadi peluang bagi Hendri untuk mencari penghasilan lebih besar setelah pemerintah melonggarkan aturan mudik.
Di Kota Semarang, Sarmidi (64) berniat menjalani vaksinasi Selasa malam di masjid dekat rumahnya. Padahal, ia tidak berencana bepergian untuk mudik.
”Saya mau vaksin supaya sehat. Selain itu karena disuruh anak saya yang sedang merantau ke Jakarta. Katanya, kalau saya tidak vaksin, mereka tidak mau mudik,” kata Sarmidi yang telah menjalani vaksinasi dosis satu dan dua di tahun lalu itu. Dalam program vaksinasi penguat di masjid yang digelar seusai salat tarawih, petugas menyiapkan dua jenis vaksin yakni Sinovac dan Pfizer.
Vaksinasi malam hari menjadi pilihan Sarmadi karena ia khawatir badannya lemas jika disuntik pada siang saat dirinya berpuasa. Vaksin malam hari memungkinkan ia untuk makan terlebih dahulu. Setelah vaksin, Sarmadi juga bisa langsung istirahat.
Di Purwokerto, Jawa Tengah, Bayu Nur Sasongko (40) akhirnya memutuskan untuk mencari vaksin penguat pada 11 April 2022 supaya bisa menggunakan transportasi publik seperti kereta api untuk keluar kota. ”Saya dapat vaksin kedua pada April 2021. Karena takut dengan jarum suntik, untuk booster sebetulnya sudah saya tahan-tahan,” kata Bayu yang mendapatkan vaksin AstraZeneca di Sentra Vaksinasi Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Baca Juga: Lika-liku Mudik Lebaran dari Masa ke Masa
Bayu memberanikan diri untuk menerima vaksin booster karena ada keperluan pekerjaan yang membuatnya harus pergi ke Semarang menggunakan kereta api pada 12 April kemarin. Di sentra vaksinasi, Bayu tidak perlu mengantre lama dan hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mendapatkan suntikan. ”Alhamdulilah tidak ada KIPI, tangan hanya terasa pegal dua hari,” tutur Bayu yang bekerja sebagai videografer di salah satu tempat wisata.
Namun, vaksinasi penguat untuk urusan pekerjaan itu sekaligus memudahkan Bayu untuk pergi mudik menyambut Idul Fitri 1443 H. ”Lebaran nanti, saya sekeluarga juga punya rencana liburan ke Yogyakarta naik kereta api,” papar Bayu.