Organda Minta Setiap Armada Dipastikan Laik Jalan dan Awak Angkutan Sehat
Setelah dua tahun tidak ada kegiatan mudik Lebaran karena pandemi Covid-19, pada Lebaran tahun ini pemerintah membolehkan mudik. PO dan operator bus menyambut gembira. Organda DKI meminta PO-PO pastikan bus laik jalan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DPD Organda DKI Jakarta memastikan, operator bus dan perusahaan otobus menyambut positif kebijakan mudik Lebaran tahun ini. Namun, Organda DKI meminta setiap PO memastikan armada yang akan melayani laik jalan, sementara pengemudi bus sehat dan siap beroperasi.
Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, Selasa (12/4/2022), menjelaskan, dengan adanya pandemi Covid-19, selama dua tahun praktis tidak ada kegiatan mudik.
”Tentu dengan dibukanya kembali program mudik yang diumumkan oleh Presiden dan ada surat edaran Satgas Covid-19, hal ini disambut gembira oleh operator. Sebab, selama dua tahun lebih ini kami terpuruk,” katanya.
Dengan dua tahun tidak ada kegiatan mudik, menurut Shafruhan, tingkat emosional warga untuk mudik akan tinggi. Ia memperkirakan, jumlah warga yang akan mudik dengan bus melonjak.
Shafruhan melanjutkan, dengan berlakunya lagi kebijakan mudik juga adanya prediksi kenaikan jumlah penumpang, Organda DKI Jakarta meminta setiap PO dan operator memastikan setiap armada laik jalan. ”Kru atau awak bus juga harus dipastikan kesehatannya supaya siap operasi,” kata Shafruhan.
Kalau operator AKAP dan bus pariwisata menyatu, rata-rata kondisi bus terkontrol. Namun, kalau operator hanya punya bus pariwisata, rata-rata tidak terkontrol.
Kepala Bagian Operasional PO Agramas Utut Saptio Wibowo secara terpisah menyatakan, sama halnya dengan PO lain, PO Agramas antusias dengan kebijakan mudik tahun ini. ”Sudah dua tahun tidak ada mudik. Ini ibaratnya puasa,” ujar Utut.
Meski antusias, menurut Utut, layanan angkutan Lebaran 2022 tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kenyamanan. Untuk layanan angkutan Lebaran tahun ini, PO Agramas memperketat kesiapan unit, yaitu dengan melakukan perawatan mesin dan memastikan dokumen administrasi lulus uji laik jalan.
Dari sumber daya manusia, yaitu kru bus, menurut Utut, juga dipastikan kesehatannya. ”Prediksi kami, mudik tahun ini ada kemacetan karena euforia masyarakat setelah dua tahun tidak mudik,” katanya.
Shafruhan melanjutkan, untuk kesiapan armada itu, setiap PO bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang akan melayani angkutan lebaran harus melakukan pengecekan bus, perawatan bus, dan mengurus izin operasi. ”PO di organda ini ada yang tidak memperpanjang kartu pengawasan dan ada juga yang tidak menjalani KIR. Itu jangan sampai terjadi,” katanya.
Di bawah naungan Organda DKI Jakarta, menurut Shafruhan, ada 8.000-an bus besar. Bus-bus itu terdiri dari bus AKAP dan bus pariwisata.
Dari catatan Organda, justru yang mesti mendapat perhatian untuk angkutan Lebaran 2022 adalah bus-bus pariwisata. Untuk itu, Organda DKI meminta Dishub DKI melakukan ramp check, mengecek ke seluruh operator, khususnya bus pariwisata.
”Kalau operator AKAP dan bus pariwisata menyatu, rata-rata kondisi bus terkontrol. Namun, kalau operator hanya punya bus pariwisata, rata-rata tidak terkontrol,” ujar Shafruhan.
Hal itu ia kemukakan karena selama pandemi Covid-19, meski ada pembatasan, bus-bus AKAP masih beroperasi. Sementara bus-bus pariwisata berhenti operasi.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yayat Sudrajat menjelaskan, untuk memastikan kelaikan armada, pihaknya melakukan pengujian armada dan pemeriksaan kesehatan pengemudi.
Pemeriksaan kesehatan pengemudi biasanya dilakukan di titik-titik keberangkatan, seperti terminal, juga ada pemeriksaan urine untuk memastikan pengemudi tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang.