Jalanan Masih Lengang, Polisi Menyekat Demonstran di Patung Kuda dan Monas
Peserta unjuk rasa ke Istana Negara bakal disekat di seputaran Patung Arjuna Wijaya dan Monumen Nasional atau Monas. Jumlahnya diperkirakan 1.000-1.500 orang. Pengalihan lalu lintas mulai pukul 09.00.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya memperkirakan ada dua pergerakan massa unjuk rasa selain Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI pada Senin (11/4/2022). Massa akan berunjuk rasa di kawasan Istana Negara dan depan gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat. Massa ke Istana Negara bakal disekat di seputaran Patung Arjuna Wijaya dan Monumen Nasional atau Monas. Jumlahnya diperkirakan 1.000-1.500 orang. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya berencana mengalihkan lalu lintas mulai pukul 09.00. Hingga kini belum ada pergerakan massa ke Patung Arjuna Wijaya dan Monas. Polisi lalu lintas bersiaga untuk penutupan lalu lintas. Mulai dari kawat berduri hingga blok pembatas jalan sudah tersedia di lokasi. Selain itu, sejumlah mobil polisi terparkir dan polisi dari Samapta Bhayangkara berjaga di Jalan Medan Merdeka Barat, tepat di depan gedung kementerian. Mobil angkut petugas dan kendaraan taktis dari Brimob juga mulai bergerak ke arah Istana Negara.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo mengimbau masyarakat untuk menghindari kawasan Istana Negara, mulai dari Patung Arjuna Wijaya hingga Medan Merdeka, agar tidak terjebak kemacetan dan sebaiknya melewati jalur alternatif lain. ”Kemarin sudah rapat dan koordinasi untuk pemeriksaan pergerakan massa dari luar Jakarta. Kalau mahasiswa boleh lewat. Jangan sampai kemudian disusupi massa liar yang memprovokasi sehingga tidak tertib,” katanya.
Polisi memperkirakan massa berkumpul pukul 10.00 dan bergerak ke Patung Arjuna Wijaya dan DPR/MPR. Pengalihan lalu lintas di kawasan DPR/MPR bersifat situasional. Sambodo menyebutkan, polisi menyiapkan pengawalan massa dari titik kumpul ke lokasi unjuk rasa. Diharapkan unjuk rasa berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan sampai pukul 18.00.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan unjuk rasa BEM SI sehingga akan mengalihkan arus lalu lintas dan tak menggunakan kekerasan dan membawa peluru tajam sesuai dengan permintaan Menko Polhukam Mahfud MD. Tuntutan BEM SI melalui dalam unjuk rasa, antara lain, ialah Presiden Joko Widodo tegas menolak dan menyatakan sikap terhadap wacana penundaan Pemilu 2024 atau perpanjangan masa jabatan menjadi tiga periode, menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pokok, serta mengusut spekulan minyak goreng. Mahasiswa juga meminta Presiden mengevaluasi kinerja menterinya, menyelesaikan konflik agraria, dan bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin berkomitmen menuntaskan janji politik saat kampaye dahulu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan mengatakan, polisi sudah menerima surat pemberitahuan aksi BEM SI dengan koordinatornya, Kaharuddin. ”Polda siap mengamankan aksi. Kami imbau masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa dan peserta aksi agar tertib, damai, dan tidak anarkis,” ujarnya.
Zulpan enggan menyebutkan jumlah petugas yang akan mengamankan unjuk rasa BEM SI. Menurut dia, jumlah petugas yang diturunkan sebanding dengan peserta unjuk rasa dan akan bersikap humanis, mengedepankan pelayanan kepada peserta, serta tidak membawa peluru tajam. ”Kedepankan pelayanan kepada peserta dan tidak menggunakan peluru tajam sesuai dengan arahan dari pimpinan polda sebagaimana permintaan Menko Polhukam,” katanya.