Dishub DKI Turunkan 100 Personel, PT KAI Sesuaikan Layanan Kereta Jarak Jauh
Antisipasi unjuk rasa, Dishub DKI turunkan 100 personel. Mereka ditempatkan di sejumlah titik untuk mengatur rekayasa lalu lintas, juga penderekan. Sementara PT KAI menyesuaikan layanan KAJJ yang terimbas unjuk rasa.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengantisipasi aksi unjuk rasa mahasiswa pada Senin (11/4/2022), Dinas Perhubungan DKI Jakarta menurunkan 100 personel untuk mengatur lalu lintas. Sementara PT KAI memutuskan menaikkan dan menurunkan penumpang kereta api jarak jauh pada pelayanan hari ini di Stasiun Jatinegara.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Balai Kota DKI Jakarta menjelaskan, dari pantauan Senin pagi, kondisi lalu lintas di Jakarta masih berjalan seperti biasa. Unjuk rasa diperkirakan berlangsung siang hari.
Namun, untuk mengantisipasi unjuk rasa, perlu dilakukan rekayasa lalu lintas di beberapa titik sesuai dengan hasil mitigasi Dishub DKI Jakarta. Untuk keperluan itu, ada 100 personel Dishub DKI Jakarta yang diturunkan.
Petugas akan melakukan penutupan arus lalu lintas, di antaranya di kawasan Medan Merdeka, yaitu di Jalan Merdeka Timur, kawasan Patung Kuda, dan Budi Kemuliaan. Lalu, juga di Jalan Abdul Muis, khususnya di Simpang Tanah Abang 3. Juga akan ada penutupan jalan di Jalan Museum dan kawasan Veteran.
VMS mobile atau variable message sign (VMS) ditempatkan di sejumlah titik. VMS mobile merupakan mobil dengan display layar LED yang bisa menampilkan kondisi arus lalu lintas, update dengan tampilan kecepatan ruas jalan, juga data lainnya.
VMS mobile itu akan ditempatkan di ujung jalan untuk mengalihkan sosialisasi arus lalu lintas. Selain itu, disiapkan sejumlah mobil derek untuk mengantisipasi kendaraan yang berpotensi menghalangi kendaraan lain.
Pihak pengelola layanan angkutan umum juga melakukan penyesuaian layanan. PT KAI pada pelayanan Senin ini mencatat ada tujuh perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) yang terdampak sehingga keberangkatan dan penurunan penumpang dilakukan di Stasiun Jatinegara.
Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta Eva Chairunisa secara terpisah menjelaskan, dengan adanya unjuk rasa, ada pengalihan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan raya menuju Stasiun Gambir. PT KAI Daop 1 Jakarta melakukan pengaturan pola operasi khusus untuk keberangkatan KA jarak jauh dari Stasiun Gambir pada Senin, 11 April 2022.
Pada saat normal, kata Eva, KA yang berangkat dari Stasiun Gambir tidak berhenti di Stasiun Jatinegara. Namun, khusus hari Senin 11 April 2022 terdapat 7 KA keberangkatan pukul 09.00-16.00 yang akan berhenti di Stasiun Jatinegara untuk melayani naik turun penumpang.
Ketujuh kereta tersebut, menurut Eva, adalah KA 20F Argo Cheribon keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 09.40, KA 48F Argo Parahyangan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 10.10, KA 50F Argo Parahyangan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 12.30, KA 7002 Argo Sindoro tambahan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 13.05, KA 40 Argo Parahyangan keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 15.30, KA 74 Brawijaya keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 15.40, dan KA 12 Argo Sindoro keberangkatan dari Stasiun Gambir pukul 16.25.
Dengan pengaturan pola operasi khusus tersebut, ujar Eva, diharapkan pelanggan dapat terhindar dari risiko kemacetan yang mungkin terjadi akibat pengalihan arus lalu lintas menuju Stasiun Gambir. Penumpang juga memiliki pilihan untuk dapat berangkat dari Stasiun Jatinegara.
Eva juga mengingatkan kembali kepada para pengguna jasa KA yang akan naik dari Stasiun Jatinegara bahwa Stasiun Jatinegara tidak tersedia layanan antigen.
Adapun PT Transportasi Jakarta memastikan, para penumpang tetap bisa bermobilitas secara normal sejak jam operasi layanan dimulai pagi hari meski ada rencana aksi unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Pelaksana Tugas Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas Transjakarta Angelina Betris melalui keterangan tertulis menjelaskan, penyesuaian layanan yang mungkin perlu diimplementasikan akan melalui koordinasi dengan pihak berwajib. Baik penyesuaian terkait rute-rute ataupun terkait fasilitas-fasilitas Transjakarta.
”Jika terdapat informasi penyesuaian layanan, tentu akan disampaikan secara masif dan langsung,” kata Angelina Betris.