Berjalan Cukup Tertib, Aksi Mahasiswa Disambangi Pimpinan DPR dan Kapolri
Orasi mahasiswa berakhir setelah pimpinan DPR dan Kapolri menemui mereka di depan Gedung Parlemen, Jakarta Pusat.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ribuan mahasiswa berunjuk rasa mengkritik pemerintah di depan Gedung Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022) siang. Menjawab permintaan mahasiswa, beberapa pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat didampingi Kepala Polri menemui mereka saat berorasi.
Massa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan daerah di Indonesia yang mengenakan jas almamater beragam mulai bergerak ke lokasi unjuk rasa sekitar pukul 13.30. Mereka berjalan kaki dari Jalan Gerbang Pemuda di sisi selatan Gedung MPR/DPR.
Massa di bawah arahan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu mengerumuni gerbang utama hingga badan jalan di depan Gedung Parlemen. Saat itu, jalur bus Transjakarta masih bisa dilalui kendaraan.
Mereka membawa sejumlah spanduk dan kertas karton berisi aspirasi dan kritik mereka. Ada yang menulis ”Masa Jabatan Itu Bukan Sembako yang Terus Naik”, ”Lekas Membaik Indonesia”, ”Onlyfans Cepat, Mafia Minyak Lambat”, lalu ”Rakyat Bangkit Melawan”.
Saya ngasih korek kuping besar supaya aspirasi rakyat didengar
Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa berorasi terkait penolakan perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu, kebijakan ibu kota negara baru, hingga kenaikan harga kebutuhan dasar. Ini menjadi aksi terbesar setelah aksi-aksi sebelumnya yang sudah dimulai pada akhir Maret 2022.
Beberapa perwakilan mahasiswa aliansi BEM SI yang berdiri di mobil komando pun sempat meminta sebagian peserta untuk mendobrak gerbang Gedung Parlemen. Mereka juga mengimbau peserta agar tidak terprovokasi. Hal ini beberapa kali disuarakan karena kegaduhan dari pihak lain yang ikut serta dalam aksi dan bukan dari kalangan mahasiswa.
Temui mahasiswa
Di tengah aksi, salah satu perwakilan dengan almamater biru muda mengeluarkan tongkat berukuran sekitar satu meter yang menyerupai pembersih telinga. ”Saya ngasih korek kuping besar supaya aspirasi rakyat didengar,” kata mahasiswa itu.
Tidak lama berselang, sekitar pukul 15.00, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan dua unsur pimpinan DPR lainnya, yakni Rachmat Gobel dan Lodewijk F Paulus, beserta Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo ikut naik ke mobil komando.
Keberadaan mereka disambut sorak-sorai peserta dan penonton aksi. Perwakilan mahasiswa menyerahkan buku bersampul merah yang berisi tuntutan mereka. Lalu, mikrofon pun diserahkan kepada Dasco yang mengenakan kemeja putih.
Dasco menyebut, parlemen tidak mengamini perpanjangan periode kepemimpinan presiden dan penundaan pemilu. ”Saya rasa apa yang disampaikan mahasiswa sudah kami penuhi dan kami akan jamin tahapan pemilu dengan KPU akan berjalan. Selasa besok Presiden akan melantik anggota KPU yang baru dan tentunya itu akan mempercepat tahapan pemilu,” ujarnya.
Selain itu, DPR berjanji memastikan agar harga barang kebutuhan pokok tidak naik, terutama terkait kebutuhan Lebaran. ”Di sini ada tugas pimpinan DPR yang menerima. Yakin dan percayalah apa yang disampaikan akan kita sampaikan ke pemerintah,” pungkasnya.
Setelah itu, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo ikut menyampaikan sambutan meski disoraki sebagian peserta yang merasa polisi tidak berkepentingan pada tuntutan mereka. Perwakilan mahasiswa juga terus meminta agar Polri tidak represif mengawal aksi.
”Saya dalam posisi seluruh aspirasi mahasiswa disampaikan. Suara mahasiswa adalah suara akademisi, suara murni yang harus dikawal,” kata Listyo.
Pada kesempatan itu ia juga mengingatkan aparat Polri untuk tetap humanis dan bersikap baik dengan massa yang mau bekerja sama. ”Kami pastikan seluruh proses berjalan dengan aman. Tolong kawal dan adik-adik kita ini anak anak kita ini teman-teman kita, jaga mereka,” ujarnya.
Pimpinan orasi pun berharap permintaan mereka dikabulkan. Seperti diketahui, BEM SI menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat, bukan aspirasi partai.
Lalu, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amendemen, bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode. Keempat, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian, disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Pimpinan BEM SI pun menyudahi unjuk rasa sekitar pukul 15.30. Mobil komando dan sebagian mahasiswa kembali bergerak ke selatan. Aksi itu pun dipuji Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, yang menyampaikan konferensi pers sekitar pukul 18.00 di dalam kompleks Gedung DPR.
”Saya sebagai Kapolda bersama Pangdam mengucapkan terima kasih kepada adik-adik dari elemen mahasiswa BEM SI yang tadi melakukan unjuk rasa dengan penuh kedamaian dan sangat tertib,” ucapnya.
Meski demikian, ia menyayangkan adanya insiden yang membuat polisi harus menembakkan gas air mata dan mengamankan warga yang mengganggu keamanan warga lainnya selepas aksi.