Dishub Bakal Siapkan Layanan Vaksinasi Dosis Ketiga di Dua Terminal
Dishub DKI Jakarta bersama Kemenhub akan menyiapkan layanan vaksinasi ketiga di dua terminal untuk mendukung kegiatan mudik Lebaran 2022. Jumlah vaksin masih dikoordinasikan. Dinkes DKI juga akan memberi layanan serupa.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sesuai aturan angkutan Lebaran terbaru, Kementerian Perhubungan mensyaratkan adanya hasil tes negatif dari tes antigen atau tes usap PCR, atau sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga. Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan menyiapkan titik vaksinasi di dua terminal antarkota antarprovinsi bagi pemudik.
Yayat Sudrajat, Kepala Bidang Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Kamis (7/4/2022), menjelaskan, sesuai surat edaran (SE) terbaru terkait angkutan Lebaran 2022, SE Satgas Covid-19 Nomor 16 Tahun 2022, diatur, untuk yang sudah menerima vaksinasi dosis ketiga, tidak perlu menunjukkan hasil negatif tes antigen ataupun tes usap PCR. Namun, pelaku perjalanan wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Sementara untuk pemudik yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua, wajib menunjukkan hasil negatif tes antigen yang berlaku 1 x 24 jam, atau hasil negatif tes usap PCR yang berlaku 3 x 24 jam sebelum keberangkatan. Adapun bagi pemudik yang baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif tes PCR yang berlaku 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Dengan aplikasi Peduli Lindungi, jelas Yayat, vaksinasi yang diterima tercatat dan terekam sehingga saat membeli tiket sudah terlihat vaksinasi yang diterima calon pemudik.
Untuk mendukung kegiatan mudik itu, lanjut Yayat, Dishub DKI bekerja sama dengan Kemenhub menyiapkan titik atau sentra vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga. Titik yang disiapkan adalah di Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Pulo Gebang.
”Kemenhub sudah berkoordinasi dengan Dishub DKI terkait lokasi titik booster untuk angkutan Lebaran. Yang biasa digunakan itu di dua terminal, yakni Kampung Rambutan dan Pulo Gebang,” ujar Yayat.
Di dua terminal itu, sejak awal, juga menjadi titik pelayanan vaksinasi, utamanya untuk melakukan dosis vaksin satu dan dua bagi para penumpang. Nanti direncanakan akan ada vaksin booster atau vaksin penguat di kedua titik itu.
”Sampai saat ini, kami tunggu konfirmasi lebih lanjut dari Kemenhub,” ujar Yayat.
Untuk jumlah vaksin yang disediakan Kemenhub bagi pemudik, Dishub DKI masih menunggu konfirmasi lebih lanjut. Dengan posko arus mudik yang akan tersedia mulai 25 April mendatang atau H-7 Lebaran, saat itu pula direncanakan vaksin booster akan mulai tersedia di dua terminal tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta mengimbau, warga melakukan vaksinasi bukan semata-mata tujuannya untuk mudik. Namun, tujuannya adalah untuk mendapatkan mekanisme pertahanan tubuh yang baik.
Untuk yang memang mau mudik, Widyastuti mengimbau warga agar mendapatkan vaksinasi dosis ketiga jauh-jauh hari supaya tidak terjadi penumpukan. ”Kami mengimbau sebaiknya (vaksin dosis ketiga dilakukan) jauh-jauh harilah daripada nanti di ujung mau pulang malah jadi bertumpuk antre, malah jadi kurang nyaman, malah menimbulkan kerumunan,” ujar Widyastuti.
Ia menghimbau, warga yang hendak mendapatkan vaksinasi bisa melakukannya di minggu pertama dan minggu kedua April 2022. Untuk layanan vaksinasi di terminal, menurut Widyastuti, dinas kesehatan akan membuka layanan secepatnya.
”Untuk vaksinasi di terminal, kami sedang rapat koordinasi hari ini dengan yang terkait untuk nanti penetapannya. Pada dasarnya di terminal itu, kan, layanannya sudah ada rutin pada saat menjelang H-7,” ujar Widyastuti.
Posko vaksinasi di terminal, disebutkan Widyastuti, akan berbentuk posko statis, tetapi layanan tidak akan diberikan setiap hari. ”Kita akan koordinasi dengan kepala terminal kapan tepatnya terjadi jumlah pengunjung yang dalam jumlahnya memadai sehingga yang kita turunkan bisa lebih optimal. Kalau dalam kondisi yang sepi, tentunya sayang,” ujar Widyastuti.
Menurut Widyastuti, layanan vaksinasi ini situasional. ”Kita situasional. Pada saat layanan di komunitas sudah melampaui, kita pilih tempat-tempat di pusat transportasi antarwilayah karena siapa tahu belum tersuntik di komunitas. Jadi, kita buka di situ untuk lebih memudahkan akses,” ujar Widyastuti.