”Skateboard” kian digandrungi selepas Asian Games 2018. Dari minimnya fasilitas dan pemainnya sering diusir karena dianggap ilegal, kini pencinta papan seluncur bebas beraksi di banyak taman kota berfasilitas lengkap.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Kelompok remaja bermain skateboard atau papan seluncur di trotoar dekat Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2022).
Lebih dari sepuluh kali Septiana Candra (21) tergelincir dan terjatuh di trotoar tepi Jalan Jenderal Sudirman, dekat Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2022). Sikunya memar, ditambah rasa sakit pada dengkul dan bokong.
Memar dan rasa sakit tak menyurutkan semangatnya. Mahasiswi semester 4 ini seakan tak kapok. Dia terus menjajal papan seluncur atau skateboard sepanjang sore hingga menjelang waktunya buka puasa.
”Tadi coba jalan lurus sama belok. Masih pemula, susah harus angkat bagian belakang papan, harus jaga keseimbangan, terus balik badan, tapi seru,” ujarnya.
Dara yang indekos di Kebayoran Baru ini penasaran ketika melihat muda mudi beraksi dengan papan seluncurnya di Taman Barito dan Bundaran Senayan, Jakarta. Rasa itu kian menggebu setiap kali melihat trik kickflip.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Salah satu pemain papan seluncur beraksi di trotoar dekat Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2022).
Sekarang ” skateboard” lagi pasang-pasangnya, terutama setelah Asian Games 2018. Pemain dapat sponsor dari ” brand” luar dan ikut tanding, serta jadi pemain profesional di luar.
Trik di mana pemain menghentakkan kaki hingga papan terangkat setinggi mungkin. Saat di udara, pemain memutar papan 360 derajat dengan kaki, lalu mendarat ke posisi semula.
”Sempat takut karena kebanyakan yang main laki-laki. Karena ingin belajar, jadi beranikan diri, mampir dan tanya-tanya,” katanya.
Selain belajar cara memainkan papan luncur, dia juga diajari seluk-beluk papan seluncur. Dari situ tebersit keinginan untuk menambah wawasan dari internet dan mempunyai papan seluncur sendiri supaya suatu saat nanti bisa melakukan kickflip.
Trotoar dekat Bundaran Senayan cukup ideal bagi pemain papan seluncur. Lebarnya lebih dari 5 meter dan terdapat satu blok setinggi 60 sentimeter dengan panjang 3 meter yang menjadi obstacle atau lintasan untuk pemain meluncur di atas atau tepiannya.
Trotoar ini memang diperbolehkan untuk bermain papan luncur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan syarat harus mematuhi aturan. Aturan yang dimaksud tidak mengganggu kepentingan pengguna trotoar yang lain alias tahu diri untuk berbagi serta mengutamakan pejalan kaki. Selama pandemi Covid-19, mereka juga harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Pemain skateboard atau papan luncur di trotoar dekat Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2022).
Di trotoar itu, Aria Satria (21) berulang kali meluncur dan melakukan kickflip. Sesekali dia berhenti, lalu berbincang dengan teman sebaya yang dikenalnya sejak awal tahun 2020 karena rutin bermain di kawasan Senayan.
”Setelah kenal skateboard jadi banyak teman main. Kadang main sampai subuh, tidak macam-macam, lebih baik ketimbang kriminal. Orangtua juga mendukung,” ucapnya yang bermukim di Bogor, Jawa Barat, itu.
Dia mengenal papan seluncur dari kakaknya ketika duduk di bangku sekolah dasar. Sejak itu, papan seluncur menjadi hobi yang digeluti dengan serius, termasuk merakit sendiri papan seluncur dengan memakan biaya Rp 1 juta.
Warga bermain skateboard di trotoar Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin, Jakarta, Jumat (12/3/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan trotoar untuk digunakan sebagai lahan bermain skateboard dengan beberapa kesepakatan. Para pemain skateboard diimbau tetap mematuhi norma di masyarakat dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Keseriusan penggemar atlet papan seluncur Sanggoe Dharma Tanjung ini berbuah manis tahun 2021. Dia meraih juara 2 lomba papan luncur di Bandung. Raihan tersebut melecut semangatnya untuk terus menambah kemampuan dan kenalan di lingkup pemain papan seluncur.
Berkembang
Papan seluncur tercatat dalam pemberitaan Kompas sejak 1970-an. Pamornya kian pesat selepas Asian Games 2018 di Indonesia yang turut menghelat nomor papan seluncur.
Padahal, awalnya, di Ibu Kota tidak ada skatepark atau taman bermain khusus untuk papan luncur. Pemainnya harus sembunyi-sembunyi karena dianggap ilegal dan sering diusir.
”Sekarang skateboard lagi pasang-pasangnya, terutama setelah Asian Games 2018. Pemain dapat sponsor dari brand luar dan ikut tanding, serta jadi pemain profesional di luar,” kata Johan Tambunan (44), salah satu pendiri komunitas Senayan Skateboarders yang ada sejak 1993.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pemain skateboard memperbaiki roda di sela-sela waktu bermain di trotoar Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin, Jakarta, Jumat (12/3/2021).
Apalagi, menurut desainer grafis ini, sudah tersebar skatepark, skateschool, industri terkaitnya tumbuh, dan pemerintah sudah melirik. Hal tersebut berbeda dengan masa muda mereka. Para pemain harus patungan untuk membuat alat dan obstacle di Pintu 1 dan Pintu 3 Senayan.
Belum lagi keterbatasan materi belajar dan peralatan yang harus diimpor dengan harga selangit. Itu membuat papan luncur jadi olahraga terbatas untuk mereka yang mampu.
”Dulu dikejar-kejar, alat dibakar, dan dirusak. Buat lagi. Dulu mana ada perempuan main skateboard. Sekarang lebih mudah, tinggal konsistensi, terus belajar,” ucapnya.
Visi humanis
Rakhmat Hidayat, sosiolog di Universitas Negeri Jakarta, menuturkan, selain peran ekologis, keberadaan ruang terbuka hijau atau taman menunjukkan visi kota yang humanis atau memberikan ruang sosial bagi warganya. Warga kota bisa beraktivitas, berinteraksi, dan bersosialisasi.
”Kawula muda, misalnya, mampu mengartikulasikan minat dan potensinya. Ada kegiatan main skateboard, seni, fotografi, dan macam-macam yang positif,” ujarnya ketika dihubungi, Rabu (6/4/2022).
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga bermain skateboard di trotoar Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (12/3/2021).
Pengampu mata kuliah sosiologi perkotaan ini mengatakan, ruang terbuka hijau juga sangat penting sebagai identitas kota yang dibangun untuk manusia. Bukan hanya untuk ekonomi semata.
Jakarta saat ini kekurangan ruang terbuka hijau. Sebaliknya padat dengan bangunan beton. Karena itu, pemerintah harus tegas mewajibkan adanya penyediaan ruang terbuka hijau atau taman dalam pembangunan perumahan, perkantoran, ataupun pusat perbelanjaan.
”Taman itu masa depan untuk generasi penerus supaya dapat udara sehat dan ada ruang sosial,” ujarnya.