Menjelang bulan Ramadhan seiring pelonggaran aturan perjalanan dan tren penurunan kasus Covid-19, aktivitas jual beli di Tanah Abang meningkat. Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu pun makin ”hidup”.
Oleh
ERIKA KURNIA, HELENA FRANSISCA NABABAN
·5 menit baca
Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Setelah terasa tak bergairah dalam dua tahun terakhir karena terdampak pandemi Covid-19, kini pasar-pasar tradisional kembali semarak oleh padatnya pengunjung. Pedagang Pasar Tanah Abang, di Jakarta Pusat, pun tak ketinggalan kebanjiran permintaan pembeli. Pelonggaran aturan perjalanan dan tren penurunan kasus Covid-19 kembali menghidupkan aktivitas jual beli di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Selasa (29/3/2022), siang, kawasan Tanah Abang diramaikan banyak pengunjung yang masuk dan keluar secara berbondong-bondong di bangunan-bangunan pusat perbelanjaan. Sebagian orang juga sibuk memanggul berbal-bal pakaian dan produk tekstil lainnya. Suasana ini teramati saat Kompas mendatangi Pasar Tanah Abang Blok A, Blok B, hingga Blok F.
Di dalam pusat-pusat perbelanjaan itu, pemandangan sama juga terlihat. Pembeli yang mayoritas masih patuh memakai masker terlihat berdesakan di gang-gang pertokoan. Keramaian pengunjung kebanyakan terlihat di lantai yang banyak menjual produk eceran.
Para pekerja di toko pun sibuk melayani pembeli yang datang langsung atau yang menghubungi mereka melalui ponsel. Tidak sedikit juga pekerja toko yang mencatat pesanan atau bukti pembayaran dan mengatur lusinan item pakaian yang hendak dikirim melalui pembeli langsung atau ekspedisi.
Danu, pekerja toko pakaian wanita di lantai 1 Blok B, mengatakan, penjualan mulai ramai dua minggu terakhir. Bahkan Senin kemarin, pembeli tiba-tiba membeludak hingga membuat mereka harus buka toko sampai pukul 20.00, dari biasanya yang tutup sampai pukul 15.00.
”Sebelumnya enggak gitu, karena sekarang kan mau puasa. Awal puasa biasanya santai, baru tiga minggu dari sekarang akan ramai lagi,” tuturnya.
Ia merasakan, kini banyak pembeli berani kembali datang langsung ke toko mereka, setelah toko itu kembali buka setiap hari sejak sekitar delapan bulan lalu. Tahun lalu, toko mereka sempat harus tutup sebulan karena ada lonjakan kasus positif Covid-19.
Pembeli sebenarnya juga masih kurangi pembelian atau beli seadanya, misalnya Lebaran dulu bisa beli 10 lusin, sekarang cuma 5 lusin.
Saat ini, mereka tetap melayani pesanan pelanggan dari daerah-daerah, seperti Makassar, Surabaya, Solo, Lampung, Pangkal Pinang, dan Aceh. Pemesanan pelanggan dari luar negeri, seperti Filipina dan Nepal, yang dikirim melalui agen ekspedisi di Jakarta juga tetap ada.
Meski demikian, ia mengakui daya beli pelanggannya masih lemah. ”Penjualan tidak tentu, tapi bisa terjual 15 bal (satu bal setara 15 lusin pakaian) sehari kalau ramai. Pembeli sebenarnya juga masih kurangi pembelian atau beli seadanya, misalnya Lebaran dulu bisa beli 10 lusin, sekarang cuma 5 lusin,” imbuhnya.
Pedagang pakaian grosir lain di Blok A juga mengaku agak kewalahan dengan permintaan tinggi jelang Ramadhan. Hendra Zoni, pemilik usaha grosir celana pria, mengaku kaget karena stok barang dagangannya cepat habis dalam dua minggu, tidak seperti musim jelang Ramadhan dua tahun terakhir.
”Jelang bulan puasa, saya hanya stok 3.000 lusin celana, tapi habis dua minggu terakhir ini. Padahal, ngiranya habis pas bulan puasanya,” katanya.
Selain cepat habis, ia juga merasakan daya beli pelanggannya, yang seluruhnya dari dalam negeri, lebih baik dari tahun 2021. Jika, tahun lalu satu pelanggan hanya bisa membeli 5 bal celana, tahun ini mereka bisa membeli 10-12 bal celana atau sudah sekitar 50 persen rata-rata pembelian sebelum pandemi.
Di sisi lain, tahun ini, ia mengeluhkan kenaikan harga penjualan karena bahan baku. Barang jadi yang ia beli, setelah berhenti produksi tahun lalu karena efek pandemi, juga langka. Ia pun harus menaikkan harga jual per item dari Rp 50.000 menjadi Rp 55.000.
”Walau harga naik, pembeli untungnya maklum dam tetap mau ambil karena mereka ada permintaan,” pungkasnya.
Tiga kali lipat
Hery Supriatna, Manager Promosi Blok A Tanah Abang, mengatakan, jumlah pengunjung di tempatnya pada tahun ini sudah meningkat sejak Februari. Jumlah pengunjung pun bisa 80-90 persen kapasitas pusat perbelanjaan atau dua sampai tiga kali lipat rata-rata kunjungan di 2021 dan 2020.
”Tiga minggu terakhir, rata-rata jumlah pengunjung 25.000 sampai 30.000 orang per hari. Padahal, setelah lockdown di pertengahan 2021, rata-rata kunjungan sekitar 10.000 per hari,” katanya saat dihubungi lewat telepon.
Meningkatnya jumlah pengunjung, menurut dia, disebabkan kebijakan perjalanan yang dilonggarkan pemerintah. Pelanggan Tanah Abang yang sebagian besar dari luar daerah kini bisa datang ke Jakarta tanpa perlu tes Covid-19. Kemudahan aturan perjalanan itu mulai berlaku sejak awal Maret 2022.
Sementara itu, untuk mengantisipasi keramaian dan potensi penularan Covid-19, pihak Tanah Abang masih mengimbau pengunjung dan karyawan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Imbauan untuk tetap memakai masker, misalnya, masih disampaikan melalui pengeras suara di dalam pusat perbelanjaan. Di beberapa pintu masuk juga masih tersedia alat pengecek suhu tubuh dan QR Code Peduli Lindungi.
”Kami masih mengimbau semuanya untuk minimal tetap pakai masker dan jaga jarak. Petugas sekuriti kami juga masih keliling untuk mengingatkan protokol kesehatan dan kami juga kerja sama dengan kepolisian dan TNI dengan membuat posko. Untuk vaksinasi, pekerja di sini mayoritas sudah vaksin lengkap,” kata Hary.
Menanggapi ramainya pasar jelang Ramadhan, Gatra Vaganza, Manager Humas Perumda Pasar Jaya, mengatakan, tidak ada kebijakan khusus untuk memperketat kontrol arus pengunjung.
”Sejauh ini belum ada. Kami mengikuti aturan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 2 saat ini saja,” katanya saat dihubungi terpisah.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 15 Tahun 2022, selama PPKM level 2, kegiatan pada pusat perbelanjaan, mal, atau pusat perdagangan dibuka dengan kapasitas maksimal 75 persen sampai dengan pukul 21.00.
Anak usia di bawah 12 tahun diperbolehkan masuk, tetapi wajib didampingi orangtua. Anak usia enam tahun sampai dengan 12 tahun wajib menunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama.