Jakarta Antisipasi Harga dan Pasokan Pangan Jelang Ramadhan
Tiga BUMD pangan menjadi kepanjangan tangan Pemprov DKI Jakarta memantau harga dan memastikan keamanan stok pangan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengantisipasi kenaikan harga dan memastikan pasokan bahan pangan aman menjelang puasa dan Lebaran tahun ini. Tiga badan usaha milik daerah pangan milik Pemerintah Provinsi DKI mendapatkan penugasan melakukan pemantauan pasokan dan harga tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Minggu (27/3/2022), menyatakan, kenaikan harga dan permintaan bahan pangan menjelang Ramadhan merupakan siklus tahunan. Apalagi dengan pelonggaran-pelonggaran kegiatan pada Ramadhan tahun ini, hal itu diperkirakan akan menjadikan Ramadhan lebih ramai dan intensif dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan dan kelancaran pasokan, DKI Jakarta menugaskan tiga BUMD pangan, yaitu Food Station, Dharma Jaya, dan Pasar Jaya. Warga bisa ikut memantau pergerakan harga pangan bersama BUMD pangan melalui aplikasi Info Pangan Jakarta.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati dalam rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta pertengahan pekan lalu menjelaskan, untuk puasa dan Lebaran 2022, DKPKP sudah membuat proyeksi kebutuhan. Untuk beras, ada kebutuhan di angka 208.000 ton, kemudian daging sapi 7.576 ton, daging ayam 67.245 ton, telur ayam 73.148 ton, kemudian untuk minyak goreng disiapkan 53.127 ton.
Pasokan pangan Jakarta menjadi tantangan karena 99 persen bahan pangan DKI berasal dari luar Jakarta. BUMD pangan sudah membuat kerja sama baru atau memperpanjang kerja sama dengan daerah-daerah sekitar untuk mendapatkan kepastian produk.
”Adapun untuk daerah asal bahan pangan, mereka mendapat kepastian bahwa yang mereka tanam akan dibeli Pemprov DKI dengan harga yang saat itu dikontrakkan,” ujar Suharini.
Untuk pengendalian harga, Suharini melanjutkan, Pemprov DKI melalui tiga BUMD pangan menggelar gerai pasar murah di 92 lokasi. ”Ini pun nanti bisa berkembang lagi dengan Pasar Jaya mengaktifkan gerai-gerai yang sekarang sedang dipersiapkan. Penambahan gerai itu akan mendekatkan konsumen ke barang-barang komoditas yang diperlukan,” kata Suharini.
Upaya mendekatkan masyarakat dengan komoditas dinilai penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa stok aman sehingga tidak terjadi panic buying.