Seiring dengan penerapan PPKM level 2 di DKI Jakarta, ada rencana menjadikan vaksinasi ketiga sebagai syarat mudik. PSI mengkritisi capaian vaksinasi ketiga yang baru 2 juta. DKI harus mempercepat vaksinasi ketiga.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — DKI Jakarta memasuki masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 2, diiringi pelonggaran kegiatan yang kian meluas. Salah satu yang sedang dibahas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membolehkan aparatur sipil negara atau ASN mudik Lebaran 2022. Namun, ada syarat yang diberlakukan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kamis (24/3/2022), dalam keterangannya, menyatakan, saat ini DKI sudah memasuki tahapan demi tahapan menuju masa endemi. ASN yang hendak mudik diwajibkan sudah mendapatkan vaksinasi ketiga atau booster.
”Memang sudah dua tahun tidak boleh mudik. Sekalipun sekarang diperkenankan untuk mudik, saya kira protokol kesehatan tetap dijalankan. Tetap memakai masker, juga harus ada vaksinasi selain kedua, juga ketiga,” jelas Ahmad Riza.
Meski peluang mudik ASN dibuka, syarat lain juga berlaku. ”Kita lihat lagi perkembangannya karena masih sebulan lagi. Pemprov DKI masih akan melihat tren kasus. Kita lihat dalam beberapa minggu ini, mudah-mudahan tren kasus terus turun supaya pelonggaran bisa kita buka,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, untuk vaksinasi dosis pertama di DKI Jakarta sudah 12.452.352 orang atau 123,5 persen. Untuk vaksinasi dosis kedua mencapai 10.524.130 orang atau 104,4 persen. Untuk vaksinasi dosis ketika atau penguat sudah mencapai 2.055.460 orang.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Sastroamidjojo mempertanyakan rencana pemerintah untuk menjadikan vaksin ketiga sebagai syarat perjalanan mudik 2022. Anggara menilai Pemprov DKI Jakarta harus mempercepat vaksinasi booster di Ibu kota.
”Kalau vaksin ketiga menjadi syarat wajib untuk mudik, kami meminta Pemprov DKI mempercepat vaksinasi ketiga. Masalahnya, capaian vaksinasi penguat di Jakarta tergolong rendah, hanya sekitar 2 juta, tidak sampai 50 persen. Nah, ini, kan, membingungkan, padahal akses vaksin di Jakarta lebih mudah daripada di daerah lain,” ujarnya.
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai inovasi untuk mendorong vaksinasi penguat. Percepatan vaksin penguat akan mengurangi permasalahan warga yang ingin merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Bentuk percepatan itu bisa melalui sosialisasi masif.