2.300 Liter Minyak Goreng Dikemas Ulang dan Dijual Mahal di Depok
Rumah tempat usaha distribusi minyak goreng di Depok diduga mengemas ulang minyak goreng murah untuk dijual lebih mahal demi meraup untung besar di tengah kelangkaan salah satu bahan pangan pokok tersebut.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Kota Depok mengeledah sebuah pabrik rumahan minyak goreng yang diduga melakukan pelanggaran pengemasan ulang dan pendistribusian.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Metro Depok Ajun Komisaris Besar Yogen Heroes Baruno saat dikonfirmasi, Rabu (16/3/2022), mengatakan langsung terjun ke lapangan setelah mendapat laporan dugaan penyelewengan penjualan dan pendistribusian di pabrik rumahan minyak goreng Jalan Pasir Putih, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
”Kami temukan ada sekitar 2.300 liter yang dikemas ulang lalu dijual kembali dengan harga tinggi. Mereka repacking merek lain menjadi merek tersendiri,” kata Yogen.
Yogen menjelaskan, pemilik pabrik rumahan itu menimbun minyak goreng kemasan lain dalam bentuk jeriken yang berisi 18 liter. Harga per liternya mereka beli Rp 12.500. Dari kemasan itu lalu dikemas ulang dengan merek Minyak Goreng Wismilah 212 untuk mengambil keuntungan dengan menjual atau mendistribusikan ke 40 toko di Kota Depok dan Kabupaten Bogor seharga Rp 14.000 per liter. Jika pendistribusian ke toko-toko tersebut masih tersisa, pemilik menjualnya lagi kepada para pedagang lain.
Yogen menambahkan, pabrik rumahan yang dijadikan tempat pengemasan ulang minyak goreng sudah berdiri sejak 2017, tetapi baru beroperasi pada 2018.
Polres Metro Depok masih akan menyelidiki terkait kemasan minyak goreng yang dikemas ulang itu murni atau oplosan. Begitu pula terkait izin usaha label Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.
”Tidak ada izin itu. Kami akan periksa, selidiki dulu. Kami juga memeriksa pemilik, manager operasional, dan pegawai di gudang. Sementara dikenakan UU Perlindungan Konsumen. Jika terbukti oplosan, akan dikenakan UU Perdagangan. Masih kita dalami dulu, ya,” ujar Yogen.
Pasar tradisional
Untuk memenuhi kebutuhan, permintaan warga, serta mengatasi kelangkaan minyak goreng, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Depok menyalurkan minyak goreng ke pasar-pasar tradisional.
Masyarakat tak perlu panic buying. Kelangkaan ini salah satunya disebabkan karena pembelian berlebih. Pemerintah sudah menjamin pasokan minyak goreng aman terlebih menjelang bulan puasa ini.
Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Depok Sony Hendro menuturkan, pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak serta mencegah melonjaknya harga minyak goreng menjelang Ramadhan.
”Ada sebanyak 11.800 liter minyak goreng curah sudah disalurkan ke pasar tradisional, seperti Pasar Cisalak, Pasar Kemiri Muka, Pasar Agung, dan Pasar Sukatani. Minyak goreng curah kami jual kepada pedagang sebesar Rp 10.500 per liter. Untuk minyak goreng kemasan, dijual ke pedagang Rp 12.500 per kemasan 1 liter. Dijual warga Rp 13.500,” tutur Sony.
Selain itu, kata Sony, Tim Pengendali Inflasi Pemkot Depok bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) juga memasok 10.000 liter minyak goreng kemasan seharga Rp 14.000 per liter ke masyarakat di 11 kecamatan di Kota Depok.
Ada pula pendistribusian 12.000 liter minyak goreng premium dengan kemasan 2 liter ke para pedagang di lima pasar tradisional, yakni Pasar Cisalak, Pasar Kemiri Muka, Pasar Tugu, Pasar Agung, dan Pasar Sukatani.
”Masyarakat tak perlu panic buying. Kelangkaan ini salah satunya disebabkan karena pembelian berlebih. Pemerintah sudah menjamin pasokan minyak goreng aman terlebih menjelang bulan puasa ini,” tutur Sony.