Masih Banyak Kampung Narkoba, Jakarta Perlu Pembenahan Menyeluruh
Memberantas kampung narkoba di Jakarta perlu sinergi yang kuat antar-instansi, baik kepolisian, BNN, maupun pemerintah daerah.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran menyoroti upaya pembenahan kampung-kampung di wilayah Jakarta yang menjadi sarang penggunaan narkoba. Selain upaya penegakan hukum, pembenahan menyeluruh diperlukan untuk memutus ekosistem peredaran dan penggunaan obat-obatan terlarang di Ibu Kota.
Dalam video rangkuman acara analisis dan evaluasi gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Senin (14/3/2022), Fadil menyoroti masih adanya wilayah yang menjadi lokasi peredaran narkoba. Sebut saja Kampung Bahari di Jakarta Utara hingga Kampung Boncos dan Kampung Ambon di Jakarta Barat.
Namun, ia mengapresiasi upaya bawahannya yang mulai membenahi Kampung Bahari. Pada Rabu (9/3/2022), misalnya, 700 personel gabungan Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggerebek kampung di Kecamatan Tanjung Priok tersebut.
Mereka menangkap 26 terduga penyalah guna narkoba dengan barang bukti sabu 350 gram, 1.500 butir ekstasi, ganja sintetis, bong atau alat pengisap, dan uang tunai Rp 35 juta yang diduga hasil transaksi narkoba.
”Saya mengapresiasi Kasat Narkoba Jakarta Utara. Anda harus jadi leader bersama Kasat Bimmas, Kasat Sabhara, dan Kapolsek Tanjung Priok. Bersihkan itu Kampung Bahari. Saya akan datang ke situ melihat seperti apa perkembangan Kampung Bahari,” kata Fadil dalam akun Instagram @kapoldametrojaya yang dikutip pada Rabu (16/3/2022).
Fadil juga mengapresiasi Polsek Palmerah yang ikut menggerebek Kampung Boncos pada Kamis (10/3/2022). Dalam penggerebekan itu, aparat mengamankan lima pengguna narkoba serta empat paket sabu seharga Rp 150.000. Ia juga mengingatkan agar aparat di Jakarta Barat kembali membersihkan Kampung Ambon di Cengkareng yang telah ditetapkan sebagai Kampung Tangguh Bebas Narkoba.
”Memperkuat Kampung Tangguh Bebas Narkoba di tiga titik tersebut. Yang lain, jangan sampai muncul kampung-kampung narkoba baru,” katanya.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta mendukung operasi yang dilakukan Polda Metro Jaya yang bisa mengerahkan banyak personel dan menangani para pengguna narkoba. Brigadir Jenderal (Pol) Tagam Sinaga, Kepala BNNP DKI Jakarta, mengatakan, anggotanya kerap ikut mengungkap jaringan narkoba dan merehabilitasi mereka.
Adapun dalam memberantas kampung narkoba yang telah menjadi ekosistem, menurut dia, perlu sinergi yang kuat antar-instansi, baik kepolisian, BNN, maupun pemerintah daerah. Sinergi ini khususnya terkait peningkatan kapasitas masyarakat yang umumnya memanfaatkan bisnis narkoba untuk kepentingan ekonomi.
”Kita perlu kerja sama dengan pemda untuk, misalnya, memberi pelatihan yang meningkatkan keahlian dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Kalau mereka enggak kerja, bisa kembali lagi ke awal. Pertama pasti ada penolakan, tetapi kalau mereka sudah lihat masa depan yang bagus, saya rasa mereka akan meninggalkan,” tuturnya saat dihubungi hari ini.
Langkah selanjutnya adalah menggencarkan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba. Rehabilitasi dinilai lebih baik daripada pemidanaan dalam bentuk hukuman penjara. Rehabilitasi bisa dilakukan di panti yang disediakan BNN atau rawat jalan di puskemas.
Menurut catatan BNNP DKI Jakarta, Jakarta merupakan tempat akhir dalam rantai peredaran narkoba. Sepanjang tahun 2021, prevalensi pengguna narkoba di Jakarta mencapai 261.000 orang. Mayoritas berusia 25-40 tahun dan 73 persen berjenis kelamin laki-laki. Di antara jumlah itu, 42 persen memiliki pekerjaan.
Jenis narkoba yang banyak digunakan adalah sabu, yang marak dipakai pengguna di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Sementara narkoba jenis ganja yang harganya lebih murah banyak disalahgunakan warga di Jakarta Timur.