Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Jabodetabek hingga April
Warga perlu mewaspadai fenomena seperti hujan dan angin kencang, yang akibatkan bencana ikutan, seperti pohon tumbang dan bangunan rusak.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih akan muncul di daerah sekitar Jabodetabek. Warga perlu mewaspadai fenomena seperti hujan dan angin kencang, yang akibatkan bencana ikutan.
”BMKG memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga April,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (10/3/2022).
Fenomena cuaca ekstrem yang dimaksud, antara lain, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dan angin kencang. Kondisi cuaca seperti itu baru-baru ini terjadi secara hampir merata di Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu dan Minggu (5-6/3). Fenomena sama kembali terjadi di lebih sedikit lokasi pada Selasa (8/3).
Dari pantauan citra radar dan citra satelit, kata Guswanto, penyebab angin kencang ini adalah adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali. Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.
”Angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan,” kata Guswanto.
Agar masyarakat tetap waspada dengan mendapatkan informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca melalui berbagai kanal informasi seperti WAG dan media sosial kami dan instansi terkait lainnya
Sistem awan konvektif yang bergerak dari barat ini, selain menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan dengan durasi yang beragam, dari ringan hingga lebat dalam durasi singkat.
Angin kencang dan hujan singkat pada akhir pekan lalu mengakibatkan bencana baik langsung maupun tidak langsung. Di Jakarta, sejumlah bagian bangunan rusak, banyak pohon tumbang, bahkan mengakibatkan warga cedera.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, 42 pohon tumbang, 2 bangunan roboh, 2 orang luka berat, dan 5 orang luka ringan.
Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya secara intensif berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait, seperti Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, serta aparat kelurahan untuk mengantisipasi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
”BPBD DKI mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan mendapatkan informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca melalui berbagai kanal informasi, seperti WAG dan media sosial kami dan instansi terkait lainnya,” katanya.
Terkait potensi pohon tumbang, BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat untuk memantau kondisi pohon yang rawan tumbang. ”Ciri-cirinya, batang keropos, tajuk tidak seimbang, kerusakan akar dan keterbatasan zona akar, atau kemiringan batang pohon lebih dari 30 derajat,” katanya.
Jika ada, warga bisa melaporkannya melalui fitur JakLapor dalam aplikasi JAKI atau menghubungi call center Jakarta Siaga 112 yang dapat diakses selama 24 jam dan bebas pulsa.