Dharma Jaya Siapkan 130 Ton Daging Beku Antisipasi Kelangkaan
Perumda Dharma Jaya menyediakan 130 ton daging beku sebagai antisipasi mogoknya pedagang imbas kenaikan harga daging. Kenaikan harga dimulai dari tingkat distributor hingga importir.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY, STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian pedagang daging masih mogok berjualan hingga Selasa (1/3/2022). Aksi protes pedagang daging ini direncanakan bakal berlangsung selama lima hari. Perumda Dharma Jaya menyiapkan 130 ton daging beku untuk mengantisipasi mogoknya pedagang.
Pada Selasa siang, tidak ada aktivitas jual beli daging sapi di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Sebagian pedagang masih berada di lapak masing-masing. Namun, mereka hanya duduk mengobrol atau berbaring di atas lapak yang biasanya digunakan untuk menyimpan daging.
Aldi (45), salah satu pedagang daging di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, mengatakan, pihaknya mulai mogok berjualan sejak Senin (28/2/2022) dan direncanakan mogok itu akan berlangsung hingga Jumat nanti, 4 Maret 2022. Keputusan pedagang untuk sementara waktu berhenti berjualan akibat melonjaknya harga daging sapi.
”Pembeli jadi sepi. Daging sapi sekarang satu kilogram Rp 140.000,” kata Aldi, Selasa siang, di Pasar Jatinegara.
Harga daging dalam kondisi normal, kata Aldi, dijual dengan harga Rp 110.000 per kilogram untuk sapi lokal. Daging sapi impor dalam kondisi normal harganya Rp 120.000 sampai Rp 125.000 per kg.
Kami menunggu arahan untuk operasi pasar 130 ton daging beku melalui PD Pasar Jaya. Saat ini masih dikoordinasikan oleh dinas ketahanan pangan, kelautan, dan pertanian. (Raditya Endra Budiman)
Di Kota Tangerang, Banten, 92 pedagang daging di enam pasar juga turut mogok berjualan hingga Jumat (4/3/2022). Pedagang mogok lantaran mengeluhkan kenaikan harga daging dari rumah potong hewan.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang Titien Mulyati mengatakan, pedagang mengeluhkan kenaikan harga daging dari rumah potong hewan. Kenaikan harga itu sudah terjadi dari distributor atau importir.
”Pedagang bingung mau jual berapa karena belinya mahal dari rumah potong sudah Rp 140.000 (per kilogram),” ucapnya.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang masih berdiskusi dengan pedagang untuk mencari solusi terbaik. Para mantri pasar menemui pedagang karena mogok berimbas pada kebutuhan warga, pelaku usaha berbasis daging, dan retribusi pasar.
Selain itu, pihaknya juga berdiskusi dengan Perum Bulog dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang untuk mengantisipasi kelangkaan daging dan upaya menekan lonjakan harga.
Operasi pasar
Di Jakarta, Perumda Dharma Jaya menyediakan 130 ton daging beku sebagai antisipasi mogoknya pedagang imbas kenaikan harga daging. Kenaikan harga itu terjadi dari distributor atau importir, seperti Australia.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menuturkan, sebagian besar kebutuhan daging di Jakarta dipasok oleh pengusaha, distributor, mportir, serta Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero). Perumda Dharma Jaya mendapat tugas memberikan pilihan daging yang terjangkau kepada masyarakat.
Rumah Potong Hewan Cakung di Jakarta Timur, misalnya, masih memotong hewan meskipun jumlahnya menurun hingga Senin (28/2/2022) malam. Karena itu, disiapkan 130 ton daging beku berbagai jenis dengan harga Rp 115.000 hingga Rp 130.000 per kg.
”Kami menunggu arahan untuk operasi pasar 130 ton daging beku melalui PD Pasar Jaya. Saat ini masih dikoordinasikan oleh dinas ketahanan pangan, kelautan, dan pertanian,” ujarnya ketika dihubungi Selasa malam.