LRT Jabodebek Uji Coba Persinyalan Pertengahan Maret 2022
LRT Jabodebek akan beroperasi secara otomatis dengan pemantauan petugas perjalanan dari ruang pusat pengendali operasi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Demi memastikan kesiapan operasi komersial, PT KAI menjadwalkan menguji coba sistem persinyalan LRT Jabodebek. Uji coba sistem persinyalan di tiga lintasan dilakukan mulai pertengahan Maret 2022.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo melalui keterangan tertulis, Jumat (25/2/2022), menjelaskan, sebelum pengetesan persinyalan dimulai, pada 25 Februari ini dilakukan aktivasi pusat pengendali operasi atau operation control centre (OCC) di Depo LRT Jabodebek di Bekasi Timur. Selanjutnya, pengujian sistem persinyalan di tiga lintas pelayanan akan dilakukan mulai pertengahan Maret 2022.
Untuk lintas pelayanan 1 Cibubur-Cawang mulai diuji coba pada pertengahan Maret 2022. Lintas pelayanan 2 dari Cawang ke Dukuh Atas mulai April 2022. Adapun uji coba sistem persinyalan lintas pelayanan 3 Cawang ke Bekasi pada Mei 2022.
Uji coba sistem persinyalan itu dilakukan bersamaan dengan pengetesan rangkaian kereta atau train set yang akan dioperasikan pada pelayanan LRT Jabodebek. Saat ini yang sedang berlangsung adalah tes dinamik pada tiga rangkaian kereta. Sementara untuk keperluan operasi komersial pada Agustus mendatang, LRT Jabodebek akan mengoperasikan 27 rangkaian kereta. ”Inilah sekarang kini kita sedang mengetes keandalan sistem-sistemnya,” kata Didiek.
LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem communication based train control (CBTC) dengan grade of automation atau tingkat otomatisasi level 3 (GoA 3). Artinya, LRT Jabodebek akan beroperasi secara otomatis dengan pemantauan perjalanan dari ruang OCC oleh petugas. Dalam operasi kereta dengan GoA 3, OCC menjadi bagian penting dari operasi CBTC GoA3.
”Pada 25 Februari ini, ada satu milestone penting yang berhasil dicapai oleh proyek LRT Jabodebek, yaitu aktivasi OCC. Seperti yang sudah kami informasikan sebelumnya, OCC adalah bagian penting dari operasi CBTC GoA3. Seluruh pemantauan dan pengaturan operasi LRT Jabodebek dilakukan dari OCC,” tutur Didiek.
Dengan aktivasi OCC ini, untuk sementara KAI sudah bisa melakukan pengaturan dan pemantauan fasilitas operasi di jalur LRT Jabodebek, tetapi belum ke pergerakan kereta.
Joni Martinus, VP Public Relations PT KAI, dalam keterangan tertulis menjelaskan, Didiek bersama jajaran Direksi PT KAI, Adhi Karya, INKA, LEN, serta perwakilan Kemenhub mengunjungi Depo LRT Jabodebek yang berlokasi di Bekasi Timur, Jumat (25/2/2022).
Kunjungan dilaksanakan untuk memastikan proyek LRT Jabodebek dapat selesai tepat waktu dan dapat beroperasi pada Agustus 2022. Kunjungan juga untuk melihat perkembangan pembangunan depo LRT beserta fasilitas pendukungnya.
Dengan luas area sekitar 100.000 meter persegi, Depo LRT Jabodebek terdiri dari beberapa area. Di antaranya stabling atau tempat parkir kereta, light maintenance, heavy maintenance, operation control center (OCC) building, dan area lainnya.
Light maintenance memiliki 10 jalur yang digunakan untuk pemeriksaan dan perawatan ringan LRT Jabodebek, seperti perawatan harian dan perawatan bulanan setiap 1, 3, 6, dan 12 bulanan. Adapun heavy maintenance memiliki 8 jalur yang digunakan untuk perawatan besar LRT Jabodebek dengan siklus perawatan tahunan.
Progres pembangunan
Secara umum, progres pembangunan LRT Jabodebek sampai dengan Februari 2022 telah mencapai 80,27 persen, sementara pembangunan Depo LRT Jabodebek mencapai 77 persen.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun mengingatkan, saat telah beroperasi nanti, tiket LRT Jabodetabek diharapkan sudah terintegrasi tarifnya dengan moda angkutan umum lainnya, seperti KRL, Railink, MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, dan Mikrotrans.
Ia juga berharap seluruh stasiun LRT Jabodebek memiliki akses terhadap semua pengguna (inklusif), termasuk di dalamnya kalangan disabilitas ataupun pengguna sepeda.
Untuk memudahkan pergerakan penumpang, Haris juga mengingatkan pengelola LRT Jabodebek untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan SKPD Pemprov DKI Jakarta, terutama dinas perhubungan, dinas PU Bina Marga. Itu untuk mewujudkan integrasi angkutan umum dan fasilitas pejalan kaki, termasuk di dalamnya jalan akses ke dan dari stasiun LRT Jabodebek.
”LRT Jabodebek saat operasi harus bisa menjamin penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sekaligus berkesehatan,” kata Haris menegaskan.
Didiek memastikan, saat operasional, ke-18 stasiun LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan moda angkutan umum lainnya. ”Jadi, ada 18 stasiun di LRT Jabodebek. Itu kita pastikan saat beroperasi nanti akses ke stasiun ada, integrasi antarmoda juga ada. Jadi, tujan membangun LRT adalah membangun moda transportasi yang terintegrasi, terkoneksi dengan moda transportasi yang lain,” papar Didiek.