Transjakarta Mulai Siapkan Tempat Istirahat bagi Pengemudi
Salah satu rekomendasi KNKT kepada Transjakarta untuk membenahi aspek keselamatan adalah penyediaan tempat istirahat bagi pengemudi. Pekan ini, satu lokasi istirahat sudah siap dan akan menyusul ada di tujuh tempat lagi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Menyusul terjadinya kecelakaan atau insiden yang melibatkan armadanya, PT Transportasi Jakarta membangun tempat istirahat sementara di ujung koridor bagi para pengemudi Transjakarta. Hal itu sekaligus sebagai langkah realisasi rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi supaya Transjakarta membenahi aspek keselamatan untuk menghadirkan layanan angkutan kota yang berkeselamatan.
M Yana Aditya, Direktur PT Transportasi Jakarta, dalam peresmian tempat istirahat sementara bagi pengemudi Transjakarta di Halte Ragunan, Kamis (24/2/2022), menjelaskan, bangunan fasilitas rehat bagi pengemudi ini merupakan upaya Transjakarta meningkatkan kualitas guna memenuhi standar keselamatan dan operasionalisasi serta pelayanan Transjakarta. Langkah ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari rekomendasi yang disampaikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
KNKT sebelumnya merekomendasikan sejumlah hal guna menekan tingkat kecelakaan yang melibatkan Transjakarta. Salah satu rekomendasi itu agar Transjakarta memperhatikan penyediaan tempat istirahat yang nyaman bagi pengemudi Transjakarta karena pengemudi memegang peranan penting dalam menghadirkan pelayanan dan perjalanan yang berkeselamatan.
Pada tahap awal, sesuai mitigasi tim Transjakarta, dari 13 koridor bus rapid transit (BRT) Transjakarta, ada delapan titik yang memiliki potensi kecelakaan tinggi. Untuk itu, di ujung-ujung koridor itulah dibangun tempat istirahat sementara bagi pengemudi Transjakarta.
Tempat istirahat bagi pengemudi Transjakarta yang pertama dibangun ada di Halte Ragunan, Jakarta Selatan. Selanjutnya secara bertahap akan dibangun di tujuh titik lainnya. Ketujuh sasaran berikutnya ialah di Blok M, Pulogadung, Kalideres, Pinang Ranti, Ancol, Tanjung Priok, dan Puri Beta. Setiap tempat istirahat bisa menampung 7-10 pengemudi.
Dalam rencana umum keselamatan jalan sudah ditargetkan penurunan kecelakaan. Ada prinsip-prinsip yang mesti diperhatikan
Seperti tempat istirahat pengemudi di Ragunan, nantinya tempat istirahat dilengkapi ruangan berpenyejuk ruangan (AC), meja, dan kursi. Juga ada toilet serta ketersediaan fasilitas air minum. ”Target kami, titik-titik tempat istirahat bagi pengemudi yang menjadi prioritas itu akan selesai pada kuartal III-2022, sekitar September 2022,” kata Yana menambahkan.
Dengan pengemudi yang beristirahat cukup, lanjut Yana, pengemudi akan bugar dan bisa berkonsentrasi dalam membawa bus berpenumpang. Semua pengemudi yang melayani rute-rute itu bisa menggunakan tempat istirahat tersebut.
Chaidir, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjelaskan, upaya meningkatkan aspek keselamatan dan menghadirkan layanan berkeselamatan itu penting. Hal itu juga sudah diatur dalam Rencana Umum Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2012-2021 yang kemudian dilanjutkan dalam rencana umum keselamatan 2021-2040.
”Dalam rencana umum keselamatan jalan sudah ditargetkan penurunan kecelakaan. Ada prinsip-prinsip yang mesti diperhatikan,” kata Chaidir.
Yang perlu diperhatikan, salah satunya, pengemudi sebagai manusia punya keterbatasan, yaitu ada titik lelah sehingga butuh waktu istirahat. ”Penting bagi manajemen Transjakarta dan mitra operator mengatur waktu istirahat bagi pengemudi yang tepat. Dalam standar pelayanan minimum atau SPM, setelah mengemudi empat jam berturut-turut, wajib istirahat,” ujarnya.
Soerjanto Tjahjono, Ketua KNKT yang hadir di lokasi, menuturkan, pembangunan tempat istirahat bagi pengemudi menjadi salah satu solusi untuk mencegah kecelakaan yang salah satu faktornya adalah faktor manusia (human factor). Dalam manajemen angkutan umum perkotaan, penyediaan tempat istirahat bagi pengemudi ini adalah yang pertama di Indonesia.
Di tempat istirahat di ujung koridor itu, pengemudi yang lelah bisa istirahat sebentar. Ketersediaan air di tempat istirahat, menurut Soerjanto, penting. ”Kalau kurang air, kelelahan atau fatique juga akan muncul,” katanya.
KNKT melihat Transjakarta serius memperbaiki aspek keselamatan. Selain penyediaan tempat istirahat, juga sudah dilakukan mitigasi atas risiko selama perjalanan (risk journey) yang disosialisasikan kepada pengemudi serta pengecekan kebugaran dan kesehatan pengemudi sebelum melakukan pelayanan.
Namun, Soerjanto mengingatkan, peningkatan kapasitas atau komptensi pengemudi tetap harus dilakukan. ”Salah satunya, sesuai rekomendasi kami, Transjakarta akan mendirikan bus academy. Sehebat apa pun bus yang disiapkan, apabila SDM tidak profesional, ya, percuma,” katanya.
Itu sebabnya, KNKT mendukung upaya Transjakarta yang akan mendirikan bus academy. Di tempat itu, Transjakarta bisa meningkatkan dan menggodok para pengemudi supaya menjadi lebih profesional. ”KNKT akan mendampingi untuk mengevaluasi sejauh mana efektivitasnya,” ujar Soerjanto.
KNKT berharap, dengan proses perbaikan yang dilakukan Transjakarta, Transjakarta bisa menjadi role model atau contoh baik sistem pelayanan angkutan umum massal berbasis jalan yang bisa diterapkan di kota-kota lain di Indonesia.