PPKM Level 3, Rata-rata Volume Kendaraan Bermotor di Jakarta Turun
Mobilitas warga Ibu Kota mengalami penurunan. Namun, mobilitas masyarakat di kawasan permukiman justru naik 6,43 persen.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pekan ini, Provinsi DKI Jakarta kembali memasuki pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3. Hasil evaluasi Dinas Perhubungan DKI menunjukkan terjadi penurunan volume kendaraan bermotor juga mobilitas masyarakat pada minggu kedua PPKM level 3 pekan lalu.
Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 12 Tahun 2022, Jakarta pekan ini kembali memasuki PPKM level 3. Status tersebut berlaku mulai 22 Februari sampai dengan 28 Februari 2022.
Melalui keterangan resmi, Selasa (22/2/2022), Mendagri menjelaskan, pemberlakuan status PPKM level 3 itu sebagai salah satu langkah antisipasi penanggulangan Covid-19 di tengah merebaknya varian Omicron, sekaligus sebagai bagian dari upaya transisi secara bertahap menuju endemi Covid-19 dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo secara terpisah menjelaskan, dinas perhubungan juga memantau kinerja lalu lintas dan mobilitas masyarakat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Namun, mobilitas masyarakat di kawasan permukiman naik 6,43 persen.
Adapun hasil evaluasi PPKM level 3 minggu kedua, yaitu dengan data yang diambil pada 13-19 Februari 2022, lalu dibandingkan dengan PPKM level 2 minggu kedua (9-15 Januari 2022), terjadi penurunan volume lalu lintas juga penurunan mobilitas sejumlah kegiatan masyarakat. Volume lalu lintas kendaraan bermotor, mengalami penurunan sebesar 12,30 persen.
Untuk mobilitas masyarakat, data yang diambil adalah data PPKM level 3 pada 10-16 Februari 2022 yang dibandingkan dengan PPKM level 2 minggu kedua tanggal 9-15 Januari 2022. Mobilitas masyarakat di kawasan retail dan rekreasi turun 9,71 persen, di toko bahan makanan dan apotek turun 5,43 persen.
Kemudian mobilitas masyarakat di kawasan atau area taman turun 3,86 persen, di kawasan pusat transportasi umum turun 17,29 persen, dan di sekitar tempat bekerja turun 10,29 persen. ”Namun, mobilitas masyarakat di kawasan permukiman naik 6,43 persen,” kata Syafrin.
Untuk penurunan kegiatan di pusat transportasi umum, bisa dilihat dari jumlah penumpang umum perkotaan. Jumlah penumpang harian angkutan umum perkotaan pada PPKM level 3 tercatat sebanyak 849.997 orang per hari. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 24,55 persen dibandingkan dengan saat PPKM level 2 yang mencapai 1.126.626 orang per hari.
Penurunan juga terjadi pada jumlah penumpang harian angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP). Pada PPKM level 3 ini, jumlah penumpang adalah 4.253 orang per hari. Angka itu terpantau mengalami penurunan sebesar 11,97 persen dibandingkan saat PPKM level 2 yang sebanyak 4.832 orang per hari.
Terkait dengan mobilitas masyarakat, PT Transportasi Jakarta melakukan penyesuaian layanan terhadap rute yang berimpitan dengan kawasan integrasi Cakra Selaras Wahana (CSW). Mulai Selasa ini, PT Transjakarta menutup layanan Puri Beta-Blok M (13A).
”Penyesuaian tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan layanan yang bersinggungan dengan halte CSW,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Angelina Betris.
Menilik ke belakang, rute 13A merupakan rute layanan yang berperan menghubungkan koridor BRT Ciledug-Tendean atau Koridor 13 dan Koridor 1 Blok M-Kota. Dengan dilakukannya uji coba halte CSW, pelanggan dari Koridor 1 yang ingin melanjutkan perjalanan ke Koridor 13 ataupun sebaliknya bisa langsung transfer di halte CSW.
Adapun untuk rute non-BRT 13C Puri Beta-Dukuh Atas dimodifikasi supaya rute berangkat dan kembali melewati Semanggi dan Pancoran Barat. Dengan modifikasi itu, bus yang berangkat dari Puri Beta begitu tiba di Jalan Tendean langsung melaju ke Jalan Gatot Subroto, Jalan Jenderal Sudirman, dan ke Dukuh Atas. Untuk kembali, bus akan berputar di Bundaran HI untuk menuju Semanggi, Jalan Gatot Subroto, berputar balik di Pancoran dan masuk Koridor 13.