KNKT Nilai Transjakarta Sesuai Panduan Pembenahan Keselamatan
Dalam pekan ini, kecelakaan atau insiden yang melibatkan bus Transjakarta kembali terjadi. KNKT menilai Transjakarta dalam proses pembenahan aspek keselamatan. Semua ”on the track”, tetapi memang perlu waktu.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT Soerjanto Tjahjono memastikan proses pembenahan dari aspek keselamatan oleh Transjakarta sudah sesuai panduan pembenahan. Sehubungan kembali terjadinya tiga insiden yang melibatkan bus Transjakarta pekan ini, KNKT menyatakan, pembenahan memang perlu waktu.
Dihubungi, Jumat (11/2/2022), Soerjanto menjelaskan, sejak KNKT memberikan rekomendasi perbaikan aspek keselamatan pada Desember 2021, sebagian besar rekomendasi sudah dilaksanakan. ”Kita bahkan sudah dua kali melakukan review terhadap rekomendasi kami kepada Transjakarta. Itu sebagian besar sudah dilaksanakan. Namun memang perlu waktu,” kata Soerjanto.
Dalam webinar yang digelar Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Rabu (9/2/2022), Direktur Utama PT Transportasi Jakarta M Yana Aditya menjelaskan, dari rekomendasi KNKT, ada 15 aksi keselamatan yang disusun dan dilaksanakan Transjakarta.
Untuk kaitannya dengan kebugaran pengemudi, secara bertahap mulai dibangun tempat istirahat untuk pengemudi, juga penyiapan pengemudi langsir. Terkait pola rencana operasi, sudah diubah tidak lagi harian, tetapi mingguan. Lalu juga ada pengecekan kesehatan, tes narkoba, dan medical check up.
Transjakarta sendiri disebutkan sudah mulai menyusun atau memetakan potensi bahaya di rute (route hazard mapping) dan merespons dengan menyiapkan kembali petugas pengaman rute atau koridor. Kemudian juga menyusun risk journey di setiap rute dan menyosialisasikan kepada para pengemudi.
”Petugas layanan di atas bus juga akan kembali diaktifkan,” kata Yana.
Namun, hampir dua bulan pelaksanaan rekomendasi KNKT, kecelakaan demi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta masih saja terjadi. Pada Selasa (8/2/2022) seorang pejalan kaki terpeleset dan tertabrak bus Transjakarta di halte Tanjung Priok. Kemudian, pada Jumat (11/2/2022) pagi bus milik operator Steady Safe terlibat dalam kecelakaan di Raden Inten dan Jumat (11/1/2022) siang bus milik operator Mayasari terlibat kecelakaan di Puri Beta, Ciledug.
”Pekan depan kami akan mengevaluasi lagi untuk hasil dari training atau pelatihan para pengemudi, hasil dari fit to work-nya, efektivitasnya sampai mana? Mereka (transjakarta) sudah secara intensif melaksanakan rekomendasi. Cuma nanti kekurangannya di mana akan kita lihat dan kita evaluasi,” kata Soerjanto.
Soerjanto menegaskan, perbaikan aspek keselamatan memang tidak bisa langsung terlihat hasilnya, tetap butuh waktu. ”Perbaikan baru Desember lalu, efektifnya Januari ini mulai programnya. Jadi mungkin 2-3 bulan ke depanlah dampaknya baru kerasa. KNKT akan mengawal terus,” kata Soerjanto.
Terkait pelatihan-pelatihan bagi para pengemudi, juga SOP terkait keselamatan, menurut Soerjanto, memang harus Transjakarta yang menyusun. Itu karena Transjakarta adalah sentral dari semua kerja sama operasi angkutan umum.
”Transjakarta yang membuat standar, bikin segala macam di Transjakarta dan kita juga minta training-training itu dilaksanakan oleh Transjakarta dan mereka sekarang sudah buat bus academy. Kalau dikerjakan oleh operator masing-masing nanti belang-belang. Makanya kami minta yang melakukan training terpusat di Transjakarta, baik nanti untuk mitra ataupun untuk internalnya,” jelas Soerjanto.
Pengamat transportasi Djoko Setijawarno kembali mengingatkan, manajemen kelelahan untuk pengemudi sudah seharusnya diimplementasikan, apalagi untuk transportasi komersial. Konsep perumahan bagi masinis KA di dekat stasiun KA yang dibangun zaman Belanda dapat menjadi pelajaran berarti bagi pengelola angkutan umum.
Untuk Transjakarta, imbuh Djoko, tidak perlu membangun perumahan bagi pengemudi. ”Cukup menyediakan tempat istirahat (menginap) yang nyaman bagi pengemudi yang akan bekerja pagi hari,” katanya.
Senada dengan rekomendasi KNKT, Djoko mengingatkan, Transjakarta harus membuat aturan untuk layanan dan operasional yang berkeselamatan. ”Transjakarta harus bikin aturannya, apalagi Transjakarta juga merangkap jadi operator. Setiap pengemudi bus Transjakarta sebelum bekerja diperiksa kesehatannya, seperti halnya masinis dan pilot,” imbuhnya.