Jadwal operasi, layanan, serta upaya menjaga keselamatan layanan disusun. Namun, DTKJ memberikan sejumlah catatan kepada PT KAI menjelang operasi komersial LRT.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) direncanakan mulai beroperasi pada Agustus 2022. Dewan Transportasi Kota Jakarta mengingatkan pentingnya tarif terintegrasi, akses yang memudahkan pergerakan penumpang, keterpaduan antarmoda, hingga pengutamaan aspek keselamatan dalam operasi dan layanan.
”Progress secara keseluruhan pembangunan LRT Jabodebek sudah di atas 90 persen,” kata Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun, Rabu (9/2/2022). DTKJ melakukan kunjungan ke LRT Jabodebek untuk mengetahui kesiapan operasi.
Itu berarti tahun ini masyarakat Jabodebek sudah bisa menikmati layanan LRT tersebut. Namun, lanjut Haris, DTKJ menyampaikan sejumlah catatan menjelang operasi.
Saat operasionalisasi nanti, secara tiket, diharapkan tarif sudah terintegrasi atau tarif bundling dengan moda angkutan umum lainnya yang sudah beroperasi. Di antaranya, KRL Commuter Line, Raillink, MRT Jakarta, LRT Jakarta, Trans Jakarta, dan Mikrotrans.
”Dalam pertemuan dijelaskan kemungkinan tarif LRT Jabodebek akan menggunakan skema tarif sama seperti kereta komuter. Besarannya disampaikan Rp 15.000 untuk tarif LRT Jabodebek. Harapannya tarif LRT Jabodebek itu bisa terintegrasi dengan tarif moda angkutan umum lainnya,” tutur Haris.
Catatan kedua DTKJ terkait dengan aksesibilitas dari dan menuju serta di dalam kawasan stasiun. DTKJ menyarankan seluruh stasiun LRT Jabodebek memiliki akses terhadap semua kalangan (inklusif), termasuk teman-teman penyandang disabilitas dan pencinta sepeda (bike to work).
Untuk itu, DTKJ berharap ada sinergi dan kolaborasi antara LRT Jabodebek dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Provinsi DKI Jakarta, terutama dinas perhubungan, dinas pekerjaan umum bina marga, dan lain-lainnya. Kolaborasi itu terkait dengan integrasi angkutan umum dan fasilitas pejalan kaki, termasuk di dalamnya akses ke dan dari Stasiun LRT Jabodebek.
Isu yang penting yang harus diperhatikan, lanjut Haris, adalah LRT Jabodebek saat operasi harus bisa menjamin penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sekaligus berkesehatan. Kemudian, dengan adanya pengembangan simpul LRT Jabodebek yang berpotensi menjadi kawasan berorientasi transit (TOD), hal itu dikatakan Haris, mempunyai nilai tambah baik bagi ridership maupun pengelola dan masyarakat.
Dalam keterangan tertulisnya, VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia Joni Martinus menjelaskan, LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022. LRT Jabodebek direncanakan beroperasi mulai pukul 05.45 hingga pukul 23.00.
”Jam pelayanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mengawali aktivitas di pagi hari sampai menjelang tengah malam,” ucapnya.
KAI, disebutkan Joni, juga akan melakukan pengecekan atau perawatan setelah jam operasional ataupun perawatan secara berkala. Langkah itu untuk menjamin keselamatan perjalanan LRT Jabodebek.
Pada saat beroperasi, lanjut Joni, headway atau waktu antara LRT Jabodebek pada tiga lintas pelayanannya sangat singkat. Headway pada lintas pelayanan 1 antara Harjamukti-Cawang dan lintas pelayanan 3 Jatimulya-Cawang hanya 6 menit, sedangkan lintas pelayanan 2 Cawang-Dukuh Atas hanya 3 menit.
Singkatnya, headway LRT Jabodebek dipengaruhi oleh sistem communication-based train control (CBTC) yang digunakan. Sistem ini dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis disertai supervisi dari pusat kendali operasi.
KAI berencana mengoperasikan hingga 27 trainset LRT Jabodebek per hari, dengan satu trainset terdiri atas enam unit kereta. Nantinya terdapat 560 perjalanan LRT Jabodebek yang akan melayani 114.000 pelanggan per hari.
Dalam kondisi normal, satu trainset LRT Jabodebek berkapasitas 740 pelanggan dengan konfigurasi 174 duduk dan 566 berdiri. Namun, jika kondisi padat, LRT Jabodebek dapat menampung 1.308 pelanggan.
Terdapat 18 stasiun yang akan dilewati LRT Jabodebek, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
”Saat ini stasiun-stasiun tersebut sedang dalam tahap pemasangan sistem ticketing dan fasilitas yang ada di stasiun seperti lift, eskalator, tangga manual, toilet, PSD (platform screen door), announcer di stasiun dan di dalam kereta otomatis yang dikendalikan dari pusat, dan ruang pemeriksaan kesehatan untuk menunjang kenyamanan pelanggan,” kata Joni.
Menjelang pengoperasian, sesuai jadwal pada Januari-Mei, LRT Jabodebek melakukan test commissioning. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan trial run pada Juli hingga Agustus. ”Dipastikan LRT Jabodebek akan diresmikan pada 17 Agustus 2022,” kata Joni.