Kasus Meningkat, DKI Siapkan 22.000 Tempat Tidur Isolasi
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat. DKI bersiap dengan penambahan faskes secara bertahap dan dimungkinkan menambah jumlah tempat tidur isolasi hingga 22.000 tempat tidur.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengonfirmasi peningkatan kasus Covid-19 terus bertambah banyak di Ibu Kota. Sebagai kesiapan, penambahan fasilitas kesehatan khusus Covid-19 akan dilakukan, tetapi dengan cara bertahap. Adapun tempat tidur yang disiapkan bisa sampai 22.000 tempat tidur.
”Tentu kita semua bersiap. Namun, melakukan peningkatannya juga bertahap,” ujarnya di Balai Kota DKI, Senin (7/2/2022), seusai pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen Untung Budiharto.
Menurut Anies, peningkatan fasilitas kesehatan dilakukan secara bertahap supaya warga dengan penyakit lain yang membutuhkan perawatan dan pelayanan di rumah sakit tetap bisa tertangani. ”Sebab kami ingin agar yang benar-benar di rumah sakit adalah mereka yang sedang serius dan berat,” katanya.
Kalau semua pasien dengan gejala yang ringan masuk rumah sakit, rumah sakit tidak akan cukup. Untuk itu, mereka yang ringan apalagi tanpa gejala jangan ke rumah sakit.
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, dengan kasus yang mencapai 15.825 pada 6 Februari, angka keterisian tempat tidur atau BOR isolasi di rumah sakit di DKI mencapai 62 persen. Sementara tempat tidur isolasi yang saat ini disiapkan ada 5.818 tempat tidur, atau artinya ada 3.631 tempat tidur yang terpakai.
Untuk tempat tidur ICU, saat ini tersedia 740 tempat tidur. Sekitar 34 persen di antaranya atau 254 tempat tidur terpakai.
Sekali lagi, PPKM dinaikkan bukan karena peningkatan kasus Omicron seperti disampaikan Pak Menko Marivest Luhut Binsar Pandjaitan, melainkan karena masih kurangnya ”tracing ”, terutama di daerah-daerah sekitar Jakarta.
Namun, melihat data ketersediaan tempat tidur di DKI, terlihat angka itu terus meningkat. Di pekan terakhir Januari lalu, tempat tidur isolasi tersedia 3.922 unit dan tempat tidur ICU ada 611 unit. Memasuki Februari 2022, tempat tidur isolasi tesedia 5.111 unit dan ICU 679 unit. Per 4 Februari 2022, angka ketersediaan bertambah. Untuk tempat tidur isolasi, disiapkan 5.678 tempat tidur dan tempat tidur ICU tersedia 701 tempat tidur.
Sebagai antisipasi kenaikan kasus di gelombang ketiga, DKI tetap akan meningkatkan jumlah tempat tidur. ”Setidaknya, sebanyak 22.000 tempat tidur isolasi akan disiapkan untuk menghadapi gelombang ketiga. Sementara pada gelombang kedua lalu, kami siapkan 11.500 tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU bisa sampai 1.500 tempat tidur,” kata Ahmad Riza.
Untuk rumah sakit rujukan atau rumah sakit khusus Covid-19 di DKI, menurut Ahmad Riza, masih berjumlah 140 rumah sakit.
Sesuai dengan keterangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa DKI kembali ke level 3 PPKM karena terkait dengan tracing yang rendah, disebutkan Ahmad Riza, DKI akan kembali meningkatkan 3T, meningkatkan jumlah PCR, memastikan pelaksanaan vaksin penguat, dan mengoptimalkan kembali satgas-satgas.
”Sekali lagi, PPKM dinaikkan bukan karena peningkatan kasus Omicron seperti disampaikan Pak Menko Marivest Luhut Binsar Pandjaitan, melainkan karena masih kurangnya tracing terutama di daerah-daerah sekitar Jakarta,” kata Ahmad Riza.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyatakan, dengan DKI Jakarta berstatus PPKM Level 3, nantinya akan ada pembatasan-pembatasan. Mulai dari pembatasan jumlah orang yang boleh bekerja di kantor dan jumlah yang bekerja dari rumah. Selain itu, ada pembatasan di sejumlah sektor pekerjaan atau bidang pekerjaan.
Menurut Sambodo, kebijakan tersebut akan menurunkan jumlah pengguna angkutan umum ataupun kendaraan pribadi, sehingga kebijakan untuk pembatasan kendaraan hingga penyekatan dengan wilayah perbatasan Jakarta dengan wilayah penyangga belum ada. Pihak kepolisian masih menunggu instruksi resmi Menteri Dalam Negeri.