Jakarta Usulkan Kenaikan Level PPKM dan Siapkan Bansos bagi Warga
DKI bersiap-siap menghadapi peningkatan kasus Covid-19 ataupun yang dipicu virus varian Omicron yang diperkirakan mulai meningkat dari pertengahan Februari sampai dengan Maret ini.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (tengah).
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta merilis informasi bahwa sampai dengan 2 Februari 2022, kasus positif Covid-19 baru berdasarkan tes PCR harian bertambah 9.132 orang dengan angka rerata kasus positif Jakarta 17,4 persen. Pemerintah Provinsi DKI mengusulkan adanya kenaikan level pembatasan sosial dan menyiapkan bantuan sosial bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kamis (3/2/2022), menyatakan, DKI sudah mengadakan rapat internal menyikapi kasus Covid-19 yang terus melonjak. DKI bersiap-siap menghadapi peningkatan kasus Covid-19 ataupun yang dipicu virus varian Omicron yang diperkirakan mulai meningkat dari pertengahan Februari sampai dengan Maret ini.
Merespons kasus yang terus meningkat, DKI mengusulkan kenaikan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. ”Kami akan koordinasikan dengan pemerintah pusat terkait level PPKM karena keputusan di mereka, di pemerintah pusat ataupun satgas pusat. Kami mengusulkan untuk mempertimbangkan kembali level di DKI Jakarta karena ini tidak bisa sepihak. Se-Jawa harus diputuskan bersama,” kata Ahmad Riza.
Untuk level PPKM yang dimaksud, DKI menyerahkan kepada pemerintah pusat tetap berada di level 2 atau naik ke level berikutnya.
”Pemprov DKI mengusulkan perlunya kenaikan level PPKM. Kenaikan semuanya, tetapi semua kita diskusikan, kita tidak sendiri. Nanti lihat ada peningkatan (kasus) di Jawa Barat, Banten, Jakarta. Juga kita lihat daerah-daerah lain saling berinteraksi, saling berhubungan. Untuk itu, perlu dipertimbangkan apakah kita di level 2 atau level 3. Ini sedang kami diskusikan,” ujar Ahmad lagi.
KOMPAS
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan turunan varian Omicron BA.2 yang dijuluki Son Of Omicron sudah ada di Indonesia.
Kenaikan level PPKM itu akan berkaitan dengan pembatasan mobilitas dan kerumunan di masyarakat. DKI juga akan mengaktifkan kembali satuan tugas di tingkat rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, dari tes PCR kepada 42.329 orang, diperoleh 9.132 orang positif dan 33.197 orang negatif sehingga total jumlah kasus aktif di DKI kini ada 41.947 orang baik yang masih dirawat maupun isolasi.
Selain itu, angka kasus positif Omicron ikut bertambah karena kasus kian meningkat. Kini kasus Omicron di Jakarta tercatat ada 3.027 kasus, dengan rincian 1.696 kasus adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 1.331 adalah transmisi lokal.
”Dengan pertambahan kasus positif yang terus bertambah, warga diminta terus mewaspadai penularan Covid-19,” kata Dwi Oktavia.
Kompas/Aguido Adri
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia saat ditemui di kantor Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Siapkan bansos isoman
Ahmad Riza melanjutkan, dengan penambahan kasus dan usulan menaikkan status PPKM, DKI mengimbangi dengan penyiapan bantuan sosial (bansos) bagi warga yang harus menjalani isolasi mandiri (isoman). ”Kami akan persiapkan bansos untuk isoman, isolasi mandiri, bahkan dapur umum di lima wilayah,” katanya.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Premi Lasari menyatakan, bansos yang disiapkan itu diperuntukkan bagi warga yang terkena Covid-19 dan isoman di rumah. Program itu juga sudah berlangsung sejak tahun lalu.
Untuk mendapatkan bansos, warga dipersilakan melapor ke RT atau RW, kemudian akan dilaporkan ke pak lurah. ”Nanti pak lurah yang akan mengambil di dinsos,” kata Premi.
Kepala Subbagian Tata Usaha, Pusat Data dan Informasi Jaminan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta M Yusuf Gemasih GA menjelaskan, anggaran untuk penyediaan bansos itu dialokasikan dari APBD DKI. Bansos untuk isoman itu berbentuk bahan pangan (sembako) atau makanan siap saji.
Kepala Seksi Jaminan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Ahmad Taufiq menjelaskan, menghadapi kenaikan kasus Covid-19 atau gelombang ketiga, Dinsos DKI memastikan paket sembako siap. Paket yang ada ialah paket yang berasal dari bansos yang disiapkan untuk menghadapi kenaikan kasus 2021 atau pada gelombang kedua.
Kompas/Heru Sri Kumoro
Dialog imajiner tentang bansos selama pandemi Covid-19 menghiasi dinding bangunan di Joglo, Jakarta Barat, Minggu (5/12/2021).
Untuk gelombang kedua tahun lalu, Dinsos DKI menyiapkan 24.000 paket dan saat ini tersisa 18.000 paket. Stok sebanyak itu yang akan digunakan untuk membantu warga isoman menghadapi kenaikan kasus 2022 atau gelombang ketiga.
”Jenisnya sudah ditentukan. Untuk yang isoman itu, sembako dalam bentuk beras 20 kg, minyak goreng 2 liter, sarden 7 kaleng, biskuit kaleng, dan mi instan 1 dus. Itu paket sembako untuk per keluarga,” kata Ahmad Taufik.
Kita akan mengajukan kembali untuk penambahan paket sembako karena diprediksi tinggi di Februari sampai Maret.
Mulai Januari 2022, sudah ada 56 kelurahan yang mengambil paket sembako. Rata-rata per hari yang diambil 800-900 paket.
Dinsos akan kembali mengajukan rencana jika stok yang ada tinggal sekitar 5.000 paket. ”Kami akan mengajukan kembali untuk penambahan paket sembako karena (kasus) diprediksi tinggi di Februari sampai Maret,” ujar Taufiq.
Dengan menggunakan APBD, imbuh Taufiq, untuk rencana pembiayaan pengadaan paket sembako tahun ini sebesar Rp 11 miliar. Dana itu diambilkan dari dana belanja tidak tetap (BTT) untuk penanggulangan Covid-19 DKI Jakarta. Adapun pengadaan paket sembako dilakukan bekerja sama dengan BUMD pangan DKI Jakarta.