Kota Bogor semaksimal mungkin untuk menahan laju penambahan kasus positif Covid-19 terutama dari varian Omicron. Salah satu upaya yang dilakukan, yaitu menerapkan pembatasan mobilitas warga dengan ganjil genap kendaraan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Satuan tugas Covid-19 Kota Bogor kembali memberlakukan kebijakan ganjil-genap mulai Sabtu-Minggu, akhir pekan ini. Kebijakan ini diambil untuk menekan mobilitas di Kota Bogor yang tinggi di tengah ancaman virus varian Omicron.
Wali ketua Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo mengatakan, pihaknya akan mengkombinasikan kebijakan ganjil genap dan bebas kerumunan pada Sabtu dan Minggu ini.
Dua metode itu dilaksanakan karena dari evaluasi dua minggu terakhir banyak kendaraan yang masuk ke Kota Bogor sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik terutama sistem satu arah (SSA) Kebun Raya Bogor. Alasan lainnya, di sentra-sentra kunjungan atau di sejumlah objek banyak terjadi kerumunan.
“Sehingga akhir pekan ini kami perlu melakukan dan mengingatkan kembali masyarakat, kita tidak sedang baik-baik saja. Dan kita harus bersama-sama kembali menguatkan protokol kesehatan, menahan diri, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” tegas Susatyo, Jumat (14/1/2022).
Kebijakan ganjil genap, kata Susatyo, berlaku untuk semua warga di Kota Bogor dan warga Jabodetabek yang ingin berkunjung atau menghabiskan akhir pekan di Kota Bogor. Kendaraan pribadi yang tidak sesuai nomor ganjil dan genap akan diputarbalikan.
Akhir pekan ini kami perlu melakukan dan mengingatkan kembali masyarakat, kita tidak sedang baik-baik saja.
Ada enam titik pemeriksaan dalam pelaksanaan ganjil genap yaitu di Bundaran Air Mancur, rumah makan Bumi Aki Pajajaran, simpang Baranangsiang, simpang Irama Nusantara, SPBU Veteran, dan simpang IM Batutulis.
“Jika melihat situasi sebelumnya siang pukul 11.00 dan pukul 13.00 mobilitas mulai meningkat. Sehingga nanti kita akan menyesuaikan untuk mengantisipasi kepadatan sebelumnya,” ujar Susatyo.
Meski sudah ada titik pengecekan atau pemeriksaan, tidak menutup kemungkinan pola ganjil genap akan diperluas jika di sejumlah titik mulai terpantau mobilitas kendaraan padat.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kasus positif di Kota Bogor masih landai. Namun, bukan berarti kondisi aman dari ancaman Covid-19. Oleh karena itu perlu ada kebijakan pengawasan mobilitas di Kota Bogor.
“Kita tetap waspada dan patuh protokol kesehatan dan vaksinasi booster tetap jalan. Tinggal tunggu waktu penambahan (kasus) akan naik lagi, karena Omricon di Jakarta juga naik saat ini,” ujar Bima.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 14 Januari 2022, ada 3.325 kasus aktif di DKI Jakarta. Angka itu bertambah dari sebelumnya yaitu 2.936 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan, dari 3.325 kasus, sebanyak 2.264 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri.
Adapun kasus Omicron di DKI Jakarta juga meningkat menjadi 725 kasus dengan rincian 545 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 180 orang dari transmisi lokal.
Oleh karena itu, lanjut Bima, satgas di Kota Bogor semaksimal mungkin untuk menahan laju penambahan kasus positif Covid-19 terutama dari varian Omicron.
“Kami memberikan pesan yang kuat kepada warga Bogor dan warga yang ingin mengunjungi Bogor, untuk hati-hati karena kapolres di lapangan beserta jajaran akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui rekayasa lalu lintas dan sebagainya,” tegas Bima.