Sedikitnya Tiga Warga Terluka dan Puluhan Rumah Rusak Terdampak Gempa
Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto memerintahkan jajarannya mengutamakan langkah-langkah antisipatif. Masyarakat diimbau tidak panik tetapi tetap waspada. Pascagempa, polisi wajib ada di lapangan membantu warga.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam siaran pers yang diterima Kompas pada Jumat (14/1/2022) malam dari Kepolisian Daerah Banten, diketahui telah terjadi gempa bumi di barat daya Kecamatan Sumur yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, pada Jumat pukul 16.05. Pascagempa, Polda Banten telah melakukan pengecekan terhadap kondisi ketinggian air laut dan dampak gempa berupa kerusakan bangunan serta korban yang dialami masyarakat
”Efek getaran gempa dirasakan di seluruh wilayah hukum Polda Banten, bahkan hingga ke Jakarta, tetapi terdapat dampak kerusakan yang signifikan terutama di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak,” demikian salah satu penjelasan dalam siaran pers tersebut.
Dampak di Kabupaten Pandeglang per Jumat pukul 19.30 yang telah didata polisi, yaitu 54 rumah alami kerusakan dengan sebaran meliputi 8 unit di Cimanggu, 1 unit di Mandalawangi, 3 unit di Angsana, 8 unit di Sumur, 5 unit di Saketi, 3 unit di Jiput, 1 unit di Banjar, 1 unit di Cigeulis, 3 unit di Picung, 4 unit di Patia, 4 unit di Panimbang, 2 unit di Pulosari, 1 unit di Labuan, 1 unit di Carita, 4 unit di Munjul, 5 unit di Pagelaran.
Utamakan langkah-langkah antisipatif, masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada.
Masih di Pandeglang, tiga sekolah mengalami kerusakan, yaitu MTS Negeri 3 Cibaliung, Madrasah Cibereum, dan SMP Sumur. Selain itu, 2 mushala dan 1 puskesmas juga rusak di Sumur. Korban luka dilaporkan ada satu orang, yaitu seorang wanita yang mengalami luka berat pada bagian kepala di Sumur dan kini sudah ditangani di puskesmas setempat.
Dampak di Kabupaten Lebak per Jumat pukul 19.00, yaitu 40 rumah alami kerusakan yang tersebar di beberapa kecamatan. Selain itu, tiga sekolah juga rusak, yaitu di MAN 3 Lebak di Kecamatan Gunung Kencana, SMPN 3 Wanasalam, dan SD Negeri 1 Sukaresmi, Sobang.
Polisi juga mendata ada seorang laki-laki mengalami luka ringan pada bagian kepala akibat kejatuhan genteng di Kecamatan Malimping dan seorang perempuan atas nama Sari mengalami luka ringan di Kecamatan Cihara.
Hingga Jumat malam, obyek vital PLN Labuan dilaporkan tidak ditemukan kerusakan dan sampai saat ini masih berjalan normal.
”Utamakan langkah-langkah antisipatif, masyarakat agar tidak panik tetapi tetap waspada. Pascagempa, kehadiran personel di lapangan harus ada sehingga personel polda, polres, dan polsek wajib turun ke lapangan serta membantu warga,” kata Kapolda Banten Inspektur Jenderal Rudy Heriyanto.
Saat ini, polisi bersama unsur forum pimpinan daerah di Banten tengah melaksanakan mitigasi bencana dengan orientasi menyelamatkan warga dan membantu warga yang mengalami musibah.
Biro Sumber Daya Manusia Polda Banten menyiapkan tim psikologi untuk membantu penyembuhan trauma bagi korban gempa.
Sebelumnya diberitakan gempa berkekuatan magnitudo 6,7 dengan kedalaman 10 kilometer mengguncang Banten pada Jumat siang. Guncangan gempa yang juga dirasakan hingga Jakarta, Bekasi, Bogor, bahkan Lampung itu membuat masyarakat di sekitar pusat gempa panik. Sebagian warga yang berada di pesisir pantai bahkan memilih mengungsi karena khawatir akan terjadi tsunami.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 52 kilometer barat daya Sumur, Pandeglang, Banten. Guncangan gempa tak hanya dirasakan di pesisir selatan dan barat Pandeglang, tetapi juga Serang, Cilegon, Lebak, bahkan Jakarta, Bekasi, Bogor, hingga Lampung.
Guncangan gempa membuat warga di Kecamatan Sumur yang paling dekat dengan pusat gempa panik. Mereka berhamburan keluar rumah saat merasakan gempa terjadi. ”Warga semua panik, keluar rumah. Ini saja saya baru selesai membawa anak saya ke tempat yang lebih aman,” kata Dayat, salah seorang warga Desa Sumur, Kecamatan Sumur.