Tangerang Raya Optimalkan Vaksinasi dan Surveilans
Dua upaya dilakukan menyusul temuan empat kasus positif di Tangerang Selatan, Banten. Juga berlangsungnya pembelajaran tatap muka dengan kapasitas ruang kelas 100 persen di tengah potensi lonjakan kasus.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Banten, melacak 60 kontak erat dari kasus Omicron di wilayahnya. Hasil tes usap semuanya negatif Covid-19.
Satu kasus Omicron berasal dari perjalanan luar negeri. Sementara tiga kasus lainnya merupakan penularan lokal. Dinas Kesehatan Kota Tangerang melacak setidaknya 15 kontak erat dari setiap kasus.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menyiapkan langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19. Selain surveilans, vaksinasi dan vaksinasi penguat atau booster dikebut sambil mengencangkan protokol kesehatan.
”Tes dan lacak terus berjalan. Vaksinasi dipercepat dan akan optimalkan lagi satgas mulai dari lingkungan warga,” ujarnya, Kamis (13/1/2022).
Satgas Covid-19 Kota Tangerang Selatan melaporkan, ada 119 kasus positif dalam perawatan, 3 suspek, dan 1 kasus probable dalam perawatan atau isolasi per Kamis ini. Secara kumulatif, sebanyak 31.412 warga positif, 732 meninggal dunia, dan 30.561 sembuh sejak wabah melanda Tanah Air.
Sementara itu, dari 1,07 juta warga sasaran vaksinasi, sebanyak 95,9 persen sudah menerima dosis satu dan 70,7 persen menerima dosis dua.
Namun, vaksinasi kepada 87.489 warga lansia dan 786.110 masyarakat umum dan rentan masih di bawah 70 persen untuk dosis satu dan kurang dari 60 persen untuk dosis dua.
”Kami percepat supaya bisa kejar target vaksinasi. Warga juga tolong batasi bepergian, termasuk perjalanan ke luar negeri. Tahan dulu dan terapkan protokol kesehatan secara konsisten dan ketat,” ucapnya.
Tatap muka
Seiring merebaknya Omicron, wilayah tetangga di Kota Tangerang giat melakukan tes usap secara acak. Tes khususnya dilakukan di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas ruang kelas 100 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni menyebutkan, surveilans aktif untuk mendeteksi secara dini penyebaran SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 di lingkungan sekolah. Dengan begitu bisa mencegah potensi kluster sekolah.