Kota Bogor Bersiap Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Bulan Ini
Secara hitungan tinggal menunggu waktu varian Omicron masuk Kota Bogor. Diperkirakan ada lonjakan kasus pada minggu kedua dan ketiga Januari 2022. Konsolidasi dan antisipasi kini tengah disiapkan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Capaian vaksinasi di Kota Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai target 100 persen. Meski begitu, Satuan Tugas Covid-19 tetap mewaspadai kenaikan kasus terutama dengan adanya varian Omicron. Percepatan booster vaksin dan mengaktifkan fasilitas kesehatan dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, cakupan vaksinasi di Kota Bogor sudah 100 persen atau 891.444 persen. Meski sudah mencapai target, pihaknya tetap melaksanakan vaksinasi untuk warga yang belum menerima.
”Saat ini sudah 100,68 persen atau mencapai 825.044 target. Namun, capaian tinggi ini tetap kita wajib protokol kesehatan ketat,” ujar Retno, Rabu (5/1/2021).
Selain kewaspadaan protokol kesehatan, kata Retno, pihaknya menyiapkan atau mengaktifkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus pascalibur Natal dan Tahun Baru 2022 dan kemunculan varian baru Omicron.
”Antisipasi dari vaksinasi, kita sudah 100 persen sehingga ini menciptakan kekebalan komunal. Selain itu, mengaktifkan fasilitas kesehatan,” lanjutnya.
Meski sudah mencapai target 100 persen dan kasus penularan landai, dalam dua hari terakhir (4-5 Januari) tercatat tidak ada penambahan kasus dan pasien yang dirawat hanya tujuh kasus, Kota Bogor masuk dalam PPKM level 2. Satuan Tugas Covid-19 Kota Bogor tetap akan waspada dan menjalankan PPKM level 2.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 tetap harus diwaspadai agar warga Kota Bogor tidak terpapar virus sehingga menyebabkan lonjakan kasus. Dalam PPKM 2, selain protokol kesehatan ketat, satgas Covid-19 tetap fokus untuk melakukan tracing, test, dan treatment (3T).
”Kita waspada varian Omicron. Kita akan segera lakukan percepatan booster vaksinasi untuk (warga) lansia. Kita tidak mau masa kelam Juni-Juli 2021 terulang. Oleh karena itu, percepatan vaksin anak, dan (warga) lansia mudah-mudahan Februari ini bisa terlaksana,” katanya.
Bima melanjutkan, Indonesia belum sepenuhnya bebas dari Covid-19. Semua warga diimbau tidak mengendurkan protokol kesehatan. Ia pun meminta Dinkes Kota Bogor untuk terus berkoordinasi dan mencermati tren penambahan kasus. Semua fasilitas kesehatan, seperti ketersediaan tempat tidur, ruang isolasi, tabung oksigen, dan obat-obatan dalam posisi siap.
”Kita harus siap-siap. Dinkes berkoordinasi dengan wilayah untuk mencermati tren penambahan kasus positif, di atas kertas tinggal menunggu waktu Omicron masuk Kota Bogor dan akan ada lonjakan tapi kita berharap, mudah-mudahan tidak ada,” ujar Arya.
Bima menegaskan, jika ada penambahan di atas 3- 5 kasus, semua harus segera bertindak melakukan penanganan 3T. Tes whole genome sequencing akan dilakukan dinas kesehatan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan.
Kita konsolidasi dan antisipasi lonjakan yang akan muncul di minggu kedua dan ketiga Januari 2022.
Selain itu, lanjut Bima, bagian tata pemerintahan untuk segera melakukan rapat dan konsolidasi untuk mengaktifkan RW Siaga. Aparatur wilayah kecamatan dan kelurahan juga diminta untuk membantu pengecekan RW Siaga yang ada di wilayah masing-masing. RW Siaga yang tidak aktif agar diingatkan.
Posko Gedung Organisasi Wanita (GOW) di Jalan Sudirman juga disiagakan dan dipersiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
”Kita konsolidasi dan antisipasi lonjakan yang akan muncul di minggu kedua dan ketiga Januari 2022. Pelajari dulu tren Covid-19 varian Omicron. Jika minggu kedua atau ketiga Januari 2022, situasi dan kondisi aman, Insya Allah bisa kita buka ruang publik seperti taman-taman kota. Jika sebaliknya, tentu kita sesuaikan dengan kebijakan PPKM yang berlaku,” kata Bima.