Perjalanan Luar Negeri Meningkat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Peningkatan terjadi sejak September hingga periode Natal dan Tahun Baru lantaran pelonggaran mobilitas dan tidak ada larangan perjalanan luar negeri meski varian Omicron sudah ada di Tanah Air.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sejak September terjadi peningkatan kedatangan dan keberangkatan perjalanan luar negeri melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Banten. Arusnya kian bertambah pada masa Natal dan Tahun Baru seiring dengan tidak adanya pembatasan perjalanan.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mencatat, sebanyak 732.706 orang datang dan 669.303 orang berangkat sejak 1 Januari hingga 29 Desember. Peningkatan terjadi sejak September atau setelah pelonggaran dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat ke PPKM level 1-4.
”Perlintasan pelaku perjalanan meningkat karena pelonggaran mobilitas, terbukanya pintu pelintasan sejumlah negara, periode libur sekolah dan libur akhir tahun, serta cakupan vaksinasi yang sudah tinggi,” ucap Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Habiburrahman di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Kamis (30/12/2021).
Tercatat 45.954 kedatangan dan 48.495 keberangkatan selama PPKM darurat 3-20 Juli. Sebulan berselang atau awal PPKM level 4, jumlahnya menurun dengan 41.040 kedatangan dan 45.781 keberangkatan.
Mayoritas warga Indonesia yang datang dan berangkat. Kebanyakan untuk urusan bisnis sekaligus wisata karena membawa keluarga.
Setelah berbagai pelonggaran, sejak September hingga 29 Desember, terjadi peningkatan kedatangan dan keberangkatan. Untuk kedatangan secara berturut-turut 52.443 orang, 73.464 orang, 88.928 orang, dan 98.977 orang. Sementara keberangkatan secara berturut-turut 51.542 orang, 56.593 orang, 78.773 orang, dan 95.635 orang.
Habiburrahman menuturkan, penurunan keberangkatan dan kedatangan perjalanan luar negeri karena adanya pembatasan terkait penyebaran varian Delta. Sementara peningkatan keberangkatan dan kedatangan karena secara umum tidak ada larangan, tetapi hanya imbauan tidak bepergian ke luar negeri karena penyebaran varian Omicron.
”Mayoritas warga Indonesia yang datang dan berangkat. Kebanyakan untuk urusan bisnis sekaligus wisata karena membawa keluarga. Ada juga pelajar yang melanjutkan semester atau baru mendaftar untuk tahun ajaran 2022,” katanya.
Peningkatan kedatangan turut berimbas pada keterisian tempat repatriasi atau karantina. Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I melaporkan, per Kamis ini sebanyak 5.041 warga menjalani karantina di Menara 8, 9, dan 10 RSDC Wisma Atlet Pademangan; 4.582 orang di Menara 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran; 4.816 orang di Menara 1, 2, dan 3 Rusun Pasar Rumput; 3.024 orang di Rusun Nagrak; serta 5.224 orang di 44 hotel dan penginapan se-Jakarta.
Keterisian di kedua RSDC Wisma Atlet mencapai 89,83 persen dari 10.712 tempat tidur. Sementara keterisian Rusun Pasar Rumput sebesar 81,98 persen dari 5.454 tempat tidur dan keterisian Rusun Nagrak sebanyak 80,34 persen dari 3.764 tempat tidur.
Kepala Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego menyebutkan, jumlah pasien yang kini dirawat tertinggi, setidaknya dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, jumlah pasien yang dirawat setiap hari hanya berkisar 100-200 orang.
”Seminggu terakhir jumlah pasien di sini terus meningkat. Ini banyak disumbang pasien WNI yang baru kembali dari luar negeri. Jumlah mereka berkisar 80 persen dari total pasien, sisanya 15 persen dari Jakarta dan 5 persen lainnya dari luar Jakarta,” katanya.
Di sisi lain, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta turut menolak 782 warga negara asing masuk ke Indonesia. Jumlah terbanyak dari Pakistan, Nigeria, India, China, dan Amerika Serikat. Penolakan terjadi lantaran masalah dokumen serta pencegahan penyebaran varian Delta dan Omicron.