Pelawak Jimmy Gideon Tutup Usia, Para Sahabat Berduka
Jimmy Gideon hari-harinya penuh dengan canda, ketawa, tidak ada merasa susah. Segala hal bisa dia lucu-lucukan. Senangnya dia itu bercanda, tidak pernah serius dia. Dia juga orang yang amat baik.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelawak Abdul Aziz alias Jimmy Gideon (58) meninggal di rumahnya, Tangerang, Banten, Minggu (26/12/2021) malam. Para sahabat Jimmy merasa kehilangan atas kepergian Jimmy yang tenar dengan grup lawak Gideon ini.
Pelawak dan aktor Derry Sudarisman, Senin (27/12/2021), mengatakan, sahabatnya itu meninggal Minggu malam di kamar rumahnya sekitar waktu isya. Dari cerita istri Jimmy, Jimmy meninggal tak lama sehabis mandi.
”Waktu dia habis mandi, ganti pakaian, tiba-tiba jatuh. Tidak sadarkan diri. Istrinya anggap biasa saja kali, jatuh terus duduk, nyender, nyender, nyender. Enggak lama, istrinya yang lagi zikir dengar, kok ada suara ngorok. Ketika dicek ternyata sudah meninggal,” kata Derry, ketika dihubungi, Senin sore.
Derry, yang terkenal bersama grup lawak Empat Sekawan ini, menjelaskan, jenazah Jimmy sudah dimakamkan Senin siang ini di TPU Bojong Nangka, Tangerang. Lokasi itu tidak jauh dari rumah Jimmy.
Menurut Derry, kepergian Jimmy sangat mendadak. Tidak ada gejala sakit pada almarhum beberapa hari terakhir. Istri Jimmy kaget dan tidak menyangka suaminya mendadak meninggal.
Derry merasa sangat kehilangan dengan kepergian sahabatnya itu. Ia berteman dengan Jimmy sejak 1980-an, sejak ikut festival lawak, grup lawak amatir, hingga menjadi pelawak profesional. Keduanya bertemu saat kuliah di kampus yang sama, Universitas Nasional, tetapi beda jurusan. Jimmy kuliah jurusan biologi, sedangkan Derry politik.
”Jimmy hari-harinya penuh dengan canda, ketawa, tidak ada merasa susah. Segala hal bisa dia lucu-lucukan. Senangnya dia itu bercanda, tidak pernah serius dia. Dia juga orang yang amat baik,” ujar penasihat Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) ini.
Kedua pelawak tersebut sempat tergabung dalam grup lawak Gideon (Ginanjar, Derry, dan Sion). Namun, kemudian Derry dan Ginanjar hengkang serta membentuk grup lawak Empat Sekawan bersama Eman dan Qomar. Sementara Gideon dilanjutkan oleh Jimmy dan Sion.
”Saya pernah satu grup (dengan Jimmy) dan pisah. Tetapi, kami cuma pisah kerjaan, silaturahmi tetap berjalan. Masih sering teleponan. Dua bulan lalu masih sempat bertemu sama dia bercanda di salah satu channel Youtube teman. Kami berdua bercanda-bercandaan. Tidak ada pemisah antara saya dan Jimmy,” kata Derry.
Ditambahkan Derry, ia dan komedian lain merasa kehilangan atas meninggalnya Jimmy. Almarhum adalah sahabat yang baik dan penuh kesetiaan. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia pencinta komedi, terutama era 1990-an. Jimmy, selain pelawak, juga sukses menjadi aktor dalam sinetron komedi Gara-Gara bersama Lydia Kandou.
Secara terpisah, pelawak senior Dedi Gumelar alias Miing juga merasa kehilangan atas meninggalnya Jimmy. Bagi Miing, Jimmy adalah sosok yang baik dan terbuka. Jimmy bersedia menerima saran dan mau belajar.
”Dia banyak diskusi dengan saya soal panggung dan lainnya. Mungkin saya dianggap senior karena lebih dulu,” kata Miing yang terkenal bersama grup lawak Bagito.
Miing menceritakan, ia cukup dekat Jimmy setelah grup lawak Gideon ditinggalkan sebagian personelnya. Jimmy sering datang ke rumah Miing. Waktu itu, kata Miing, grup lawak Bagito juga sering melimpahkan order yang tidak bisa mereka ambil.
Menurut pendiri dan pembina Paski ini, Jimmy sosok yang multitalenta. Selain sebagai pelawak, Jimmy juga punya kemampuan akting dan pembawa acara (MC).
”Ia bukan hanya pelawak biasa. Ia punya sebagai MC dan menghibur. Tidak semua pelawak bisa jadi MC. Butuh kemampuan belajar cepat, mampu adaptasi, dan mampu menyerap. Paling tidak ada referensi, bisa akademik atau pergaulan. Jimmy ini anaknya sociable, pandai bergaul,” ujarnya.