Jelang Natal-Tahun Baru, Inflasi di Ibu Kota Masih Terjaga
Saat libur Natal dan Tahun Baru 2022 ketika kebutuhan pangan meningkat, TPID DKI Jakarta berupaya menjaga inflasi terkendali.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga November 2021, inflasi di Ibu Kota relatif terjaga dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Natal dan Tahun Baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID DKI Jakarta juga berupaya menjaga inflasi Jakarta tetap terkendali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Onny Widjanarko, Jumat (24/12/2021), menjelaskan, November 2021, inflasi Jakarta tercatat 0,4 persen (month to month) atau 1,34 persen (year on year). Secara kumulatif, inflasi Jakarta hingga November 2021 tercatat 1,08 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2020, yaitu 1,32 persen.
Sumbangan inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga beberapa komoditas, seperti minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Kenaikan harga tiga komoditas tersebut disinyalir karena permintaan meningkat.
Peningkatan harga tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan, minuman, dan tembakau, disusul kelompok transportasi. Kenaikan harga minyak goreng, daging ayam ras, dan angkutan udara pemicu utama inflasi kali ini.
Berbagai langkah antisipasi untuk menjaga inflasi, ujar Onny, telah dilakukan TPID Jakarta. Satu langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan stock management yang baik.
”Masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan pembelian bahan pangan melebihi dari kebutuhan normal untuk mengantisipasi kebutuhan pada saat hari raya Natal dan Tahun Baru 2022,” ujar Onny.
Dari sisi pengendalian inflasi pangan, TPID Provinsi DKI Jakarta terus memantau perkembangan harga dan kecukupan pasokan untuk menjaga kestabilan harga pangan di Ibu Kota di tengah pandemi Covid-19.
Asisten Sekdaprov DKI Bidang Perekonomian dan Keuangan Sri Haryati dalam inspeksi mendadak di Pasar Induk Kramatjati, Kamis (23/12/2021), menjelaskan, untuk mendorong efektivitas dan optimalisasi dalam pengendalian harga dan menjaga kecukupan pasokan, BUMD perlu memperluas kerja sama perdagangan antarwilayah menjadi model bisnis utama TPID DKI Jakarta.
Untuk menjaga pasokan pangan, PT Food Station Tjipinang Jaya bekerja sama dengan daerah penghasil beras di Lampung dan Jawa Tengah. ”Kami bekerja sama dengan gabungan kelompok tani untuk menjaga pasokan beras ke Jakarta,” ucap Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo.
Pemprov DKI melalui PD Dharma Jaya juga bekerja sama dengan daerah penghasil sapi untuk menjaga pasokan daging sapi di Jakarta. ”Kami bekerja sama dengan Provinsi NTT untuk menyuplai sapi hidup ke Jakarta dan menambah stok,” ujar Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman.
Onny melanjutkan, hingga akhir tahun 2021, inflasi di Provinsi DKI Jakarta diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya seiring dengan aktivitas ekonomi yang meningkat. Meski demikian, inflasi Jakarta diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen ± 1 persen.
”Beberapa komoditas pangan diperkirakan masih mengalami tren kenaikan harga ke depan seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada hari raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 serta implikasi kenaikan harga komoditas global,” ujar Onny.
Onny menambahkan, TPID Provinsi DKI Jakarta akan terus berkomitmen dan konsisten menempuh langkah dan kebijakan konkret dalam menjalankan strategi pengendalian inflasi melalui strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
”Koordinasi Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat melalui TPID DKI Jakarta serta TPID lainnya melalui forum-forum yang ada akan terus dipertahankan. Harapannya agar inflasi DKI Jakarta tetap terkendali dan mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional sebesar 3,0 persen ± 1 persen di akhir tahun 2021,” ucapnya.