Pemprov DKI Jakarta memastikan tidak ada kasus Omicron di Ibu Kota. Menjelang libur akhir tahun, DKI pastikan kapasitas ”testing”, ”tracing”, dan ”treatment” tinggi sebagai antisipasi penularan kasus Covid-19.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan tidak menemukan kasus varian anyar virus korona jenis baru B.1.1.529 atau Omicron yang berdomisili di Ibu Kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan, informasi di media sosial dan media massa tentang ditemukan Omicron di DKI adalah tidak benar dan dapat dikatakan hoaks.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Rabu (8/12/2021), memastikan, terkait informasi tentang varian Omicron yang beredar, pihaknya melakukan klarifikasi ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, hari ini. Dari klarifikasi terakhir pukul 14.30, dipastikan belum ditemukan varian baru Omicron di Jakarta.
Dinkes DKI, menurut Widyastuti, secara aktif melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) setiap hari untuk mendeteksi varian virus korona. ”Setidaknya sudah 2.500 spesimen diperiksa dan 40 persen di antaranya variant of concern dan sejauh ini tidak ditemukan varian Omicron,” ujarnya.
Setidaknya sudah 2.500 spesimen diperiksa dan 40 persen di antaranya variant of concern dan sejauh ini tidak ditemukan varian Omicron.
Adapun pemeriksaan WGS dilakukan di Litbangkes Kemenkes RI dengan beberapa laboratorium WGS jejaring Litbangkes di DKI. Dinkes DKI Jakarta mendapatkan hasil pemeriksaan WGS melalui Litbangkes Kemenkes RI secara periodik.
”Namun, sampai saat ini belum ditemukan Omicron. Untuk diketahui, pada minggu lalu ditemukan kluster kasus positif dari perjalanan luar negeri, yang kemudian sudah dilakukan pemeriksaan WGS dan tes, lacak, isolasi yang adekuat. Namun, hasil WGS bukan merupakan Omicron,” kata Widyastuti.
DKI mengapresiasi kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan perpanjangan karantina pelaku perjalanan luar negeri selama 10 hari dan 14 hari untuk mencegah penyebaran varian baru Omicron.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia secara terpisah menjelaskan, terkait ancaman varian baru juga situasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru, DKI terus menjaga kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) tetap tinggi.
”Untuk selama masa libur Natal dan Tahun Baru, dipastikan untuk testing dan tracing di Jakarta tetap kita jaga kapasitasnya tinggi, melebihi standar minimal WHO,” kata Dwi Oktavia.
Untuk testing, WHO menetapkan standar 1 per 1.000 penduduk per minggu. ”Kita sudah jauh di atas itu,” kata Dwi Oktavia menambahkan.
Kemudian prinsip umumnya, masyarakat tetap harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. ”Itu kuncinya. Jadi apa pun variannya, prinsip dari masyarakatnya tetap di tiga area tadi,” ujar Dwi lagi.
Adapun untuk akhir tahun, Pemprov DKI Jakarta akan mengikuti kebijakan pusat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria secara terpisah di Balai Kota DKI Jakarta mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati.
”Jadi bapak, ibu di Jakarta ini kita sudah memasuki akhir tahun sebentar lagi dan ada kebijakan dari pemerintah pusat terkait pembatasan menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Pemprov DKI Jakarta akan merespons secara baik dan bijaksana keputusan yang diambil pemerintah pusat atau satgas pusat. Kita memastikan kebijakan itu dapat terlaksana dengan baik sehingga DKI Jakarta sebagai Ibu Kota juga pusatnya transit mudah-mudahan tidak ada penyebaran Covid-19,” kata Ahmad Riza.
Ia meminta kepada masyarakat, sekalipun saat ini di Jakarta ini masih di level 2 PPKM dan ada kebijakan pembatasan menjelang akhir tahun, ia minta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.