Transjakarta Evaluasi Total Layanan, Dua Operator Bus Dihentikan Sementara
Transjakarta mengevaluasi layanan, termasuk menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi, supaya ada perbaikan yang komprehensif.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta menghentikan sementara bus di bawah operator PT Steady Safe Tbk dan PT Mayasari Bhakti akibat kecelakaan di Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (2/12/2021), dan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/12/2021). Sembari menunggu hasil penyelidikan polisi, Transjakarta mengevaluasi layanan termasuk menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) supaya ada perbaikan yang komprehensif.
Kecelakaan bus Transjakarta seperti beruntun setelah tabrakan dua bus milik operator Bianglala Metropolitan di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, 25 Oktober 2021. Adapun Kamis lalu, Transjakarta menabrak pos polisi di depan Pusat Grosir Cililitan, lalu sehari setelahnya, Jumat, bus lain menabrak separator setelah halte Bundaran Senayan.
Direktur Utama Transjakarta Mochammad Yana Aditya menuturkan, pihaknya langsung mengambil tindakan pencegahan supaya kecelakaan tak berulang sembari menunggu hasil penyelidikan polisi. ”Kami hentikan sementara operasional 119 bus milik Steady Safe dan 110 bus Mayasari Bhakti. Selama penghentian, operator wajib mengecek seluruh busnya, kesehatan fisik dan mental pramudi (sopir), dan perbaikan prosedur berkendara,” ujarnya, Sabtu (4/12/2021), dalam keterangan pers pembenahan keselamatan operasional sebagai tindak lanjut penanganan insiden Transjakarta di Kantor Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur.
Pengecekan bus meliputi sistem rem, kemudi, mesin, dan transmisi. Sementara perbaikan prosedur antara lain mengatur peletakan barang di kabin dan kewajiban mengarahkan pramudi sebelum bekerja.
Aditya mengatakan, banyak pramudi meletakkan barang pribadi di dalam kabin dan melampaui batas kecepatan maksimal 50 kilometer per jam sehingga harus perbaikan layanan harus secara menyeluruh. ”Bus dan pramudi bisa kembali beroperasi setelah diperiksa dan diperbaiki prosedurnya,” ujarnya.
Upaya pencegahan
Transjakarta dan operator saling berbagi kewenangan persiapan operasi dan pengoperasian bus. Transjakarta memverifikasi kelaikan teknis dan administrasi, menyusun rencana operasi dan jadwal setiap rute, mengawasi prosedur, dan menindak pelanggaran.
Sementara itu, operator merekrut pramudi, melatihnya, sertifikasi, membina dan mengecek kesehatan, serta perawatan/pemeliharaan bus. Juga beroperasi sesuai jadwal, mengawasi pramudi dan armada, serta menindaklanjuti masalah di jalan.
Direktur Operasional Transjakarta Prasetia Budi mengatakan, sebulan terakhir berlangsung pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh kepada pramudi oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan klinik, pembinaan oleh master driver Transjakarta dan Polda Metro Jaya, serta pemeriksaan armada bekerja sama dengan agen pemegang merek.
”Upaya pencegahan berlangsung semenjak kecelakaan 25 Oktober, tetapi belum menjangkau semua pramudi. Lalu terjadi kecelakaan lagi,” katanya.
Oleh karena itu, bakal ada pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala. Selama ini pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh berlangsung setahun sekali, di samping pemantauan kondisi setiap pagi sebelum mulai bekerja, pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, dan tes urine secara acak.
”Pembinaan pramudi memang butuh waktu. Kami juga segarkan mereka dengan latihan oleh master driver dan produsen bus tentang bagaimana mengerem yang baik, manuver, dan teknis lainnya,” katanya.
Transjakarta juga menggandeng KNKT untuk aspek keselamatan. Misalnya, kondisi jalan dan lalu lintas, kondisi pengemudi dan berkendara, armada yang mencakup perawatan dan pemeliharaan, serta pembenahan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Prasetia menambahkan, menurut rencana audit akan berlangsung Selasa atau Rabu depan. Harapannya hasil audit bisa memperbaiki kinerja, keamanan, dan keselamatan operasional Transjakarta.
Layanan
Transjakarta menjamin layanannya tak terganggu penghentian sementara operasional Steady Safe dan Mayasari Bhakti. Masih tersedia bus lain yang siap melayani di jam-jam sibuk seperti saat berangkat dan pulang kerja.
Transjakarta bekerja sama dengan 17 operator bus besar, sedang, dan kecil. Secara keseluruhan, armadanya mencapai 3.500 bus dengan 8.000 pramudi. Semenjak pelonggaran pembatasan aktivitas di masa pandemi Covid-19, jumlah penumpang mencapai 505.000 orang setiap harinya.
Direktur Keuangan Welfizon Yuza menyebutkan, tidak ada penundaan pembayaran hasil kerja operator selama pandemi Covid-19. Pembayaran berlangsung tepat waktu sesuai kesepakatan kontrak.
”Jadi tidak ada masalah. Kami bayar mingguan, bulanan, sesuai dalam kontrak kerja sama,” tuturnya.
Transjakarta dan operator bekerja sesuai kontrak berdurasi 7-10 tahun. Sejauh ini belum ada pemutusan kontrak.
Welfizon menjelaskan, kerja sama itu berbeda di antara setiap operator. Bahkan, ada kontrak yang berdasarkan jenis kendaraan. Dengan begitu, tarif per kilometer dan gaji pramudi sesuai kesepakatan dalam kontrak. Dalam kontrak tercantum pula sanksi-sanksi terhadap kelalaian operator. Contohnya, denda dan penghentian sementara operasional.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Achmad Izzul Waro mengatakan, ada klausul sanksi dengan jangka waktu tertentu. Misalnya dalam setiap insiden ada kamera pemantau atau CCTV di dalam bus atau halte yang bisa menunjukkan peristiwa yang terjadi.
”CCTV mengawasi semuanya dan bisa tahu bisa pramudi melebihi kecepatan atau tidak. Nanti bakal ada peringatan,” ujarnya.
Saat ini, Transjakarta tengah merencanakan penambahan CCTV di halte-halte dan menyediakan klinik pratama guna memastikan kondisi kesehatan pengemudi.