Jakarta butuh 11.000 personel pemadam kebakaran untuk mencapai angka ideal, lebih dari dua kali lipat jumlah personel saat ini yang hanya 4.242 petugas. Sukarelawan dianggap menjadi jawabannya.
Oleh
puteri rosalina/albertus krisna/satrio wisanggeni
·3 menit baca
Ketika menara kembar World Trade Center, Amerika Serikat runtuh dalam serangan 11 September 2001, lebih dari 3.000 sukarelawan pemadam kebakaran turut bergerak bersama membantu ribuan petugas pemadam kebakaran yang bertugas.
”Musibah ini menunjukkan bahwa petugas pemadam volunter masih menjadi bagian penting,” tertulis dalam laporan yang diterbitkan oleh National Volunteer Fire Council Amerika Serikat.
Dalam penelitian yang diterbitkan setahun setelah tragedi itu memang terlihat bagaimana pemadam volunter memiliki peranan yang penting untuk mengisi kekurangan petugas damkar.
Pelibatan masyarakat semacam ini untuk menutup defisit petugas tampaknya disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, jumlah petugas ideal di Jakarta adalah 11.000 personel, lebih dari dua kali lipat jumlah SDM saat ini yang berada pada angka 4.242 orang.
Kebakaran kan enggak mungkin langsung besar, pasti diawali dengan api yang kecil. Masyarakat yang berdaya guna, terlatih, bisa ikut mengatasi kebakaran ketika api masih kecil.
Kota besar dunia lainnya banyak yang sudah memiliki pemadam voluntir. Tokyo misalnya memiliki 22.064 sukarelawan untuk melengkapi 19.435 petugas profesional, menurut Internasional Association of Fire and Rescue Services 2021.
Kota besar lain seperti Kuala Lumpur dan Muechen pun memiliki komposisi sekitar 30 persen volunter dalam tenaga pemadam kebakaran mereka.
Satu RW, satu regu
Volunter pemadam di Jakarta akan dibangun dalam kerangka yang disebut Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL) di tingkat RW.
Dalam SKKL, para Barisan Sukarelawan (Balakar) dibagi menjadi empat tim dengan tugasnya masing-masing: pemadaman, keamanan, penyelamatan, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Para sukarelawan ini pun mendapat pelatihan dari petugas damkar.
”Kebakaran kan enggak mungkin langsung besar, pasti diawali dengan api yang kecil. Masyarakat yang berdayaguna, terlatih, bisa ikut mengatasi kebakaran ketika api masih kecil,” terang Satriadi saat ditemui pada pertengahan Oktober 2021.
Hingga Desember 2020, menurut data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, telah terbentuk 291 SKKL.
Peningkatan partisipasi sukarelawan dalam pencegahan kebakaran pun mulai menjadi perhatian pemerintah pusat. Kementerian Dalam Negeri pada 2020 telah membuat aturan pembentukan Relawan Pemadam Kebakaran (Redkar) yang akan mendapatkan insentif.
Satriadi merencanakan bahwa setiap RT akan memiliki satu petugas Redkar. Artinya, kelak, akan ada sekitar 30.000 Redkar terlatih di Jakarta.
Hidran mandiri
Bentuk SKKL yang ideal mungkin bisa diwakili oleh SKKL RW 005 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. SKKL RW 005 pun dipercaya oleh Dinas Gulkarmat DKI Jakarta untuk mengelola sebuah sistem hidran mandiri.
Hidran mandiri adalah sebuah jaringan hidran yang tidak mengandalkan pasokan air dari PDAM. Sumber air hidran berasal dari sumur dan tandon yang dibangun oleh Dinas Gulkarmat dan dikelola oleh warga.
Semoga, besok-besok hidran mandiri ini bisa berjaya dalam menanggulangi kebakaran. Karena ada hidran mandiri ya mungkin jadi bisa ketolong.
Sumur bor sedalam 75 meter digunakan untuk mengisi air tandon berkapasitas 72.000 liter yang dibangun di bawah lantai kantor RW. Jika ada kebakaran, mesin pompa akan mendorong air bertekanan hingga 60 psi ke 16 titik hidran yang tersebar di 8 RT. Di setiap titik hidran terdapat dua selang sepanjang 20 meter.
Sejak dibentuk resmi pada pertengahan Agustus 2021, SKKL RW 005 pun secara rutin menggelar latihan pemadaman setiap sebulan sekali. Mesin pompa pun dinyalakan dua kali seminggu.
Pembangunan hidran mandiri di Gandaria Utara tampaknya juga menjadi respons terhadap insiden kebakaran yang terjadi sebelumnya. Misri mengatakan, pembangunan hidran mandiri dimulai setelah terjadi kebakaran yang melalap bangunan fasilitas sekolah PKBM pada 2019.
”Semoga, besok-besok hidran mandiri ini bisa berjaya dalam menanggulangi kebakaran. Karena ada hidran mandiri, ya, mungkin jadi bisa ketolong,” ujar Misri.
Inisiatif mandiri
Di sisi lain, tanpa adanya SKKL, sejumlah RW di Jakarta bahkan sudah berinisiatif sendiri meningkatkan kapasitas penanggulangan kebakaran.
Masyarakat RW5 Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur menyisihkan uang untuk membeli selang pemadam sepanjang lebih dari 500 meter yang dapat mereka operasikan sendiri jika terjadi kebakaran di wilayah mereka. Hal ini penting mengingat kelurahan ini belum memiliki pos damkar sendiri.
Pembelian selang ini bermula setelah terjadinya kebakaran yang meratakan 9 rumah dan mengakibatkan 27 orang kehilangan tempat tinggal pada Juli 2020.
Selang ini melengkapi pompa air portable yang bisa dimanfaatkan untuk memompa banjir hingga pemadam kebakaran. Dengan selang sepanjang itu, jika ada kebakaran di wilayah mereka, bisa mengambil air dari banjir kanal timur.
”Karena kebakaran kemarin itu, ya, terus kami swadaya sendiri. Panjang selangnya lebih dari 500 meter, sesuai jarak sumber air di BKT sampai mesin pompa, sampai ke ujung RW,” ujar Sarwono, Ketua RW 005.