Sulitnya Menambal ”Blank Spot” Layanan Pemadam Kebakaran di Jakarta
Distribusi pos pemadam kebakaran di Jakarta kurang merata. ”Blank spot” atau daerah yang kosong dari layanan damkar masih ditemukan di sejumlah lokasi, seperti Kelurahan Ujung Menteng dan Setu, Jakarta Timur.
Oleh
M. Puteri Rosalina/Albertus Krisna/Satrio Wisanggeni
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Distribusi pos pemadam kebakaran yang kurang merata telah menyebabkan munculnya blank spot atau daerah yang kosong dari layanan damkar DKI Jakarta terdekat. Namun, untuk menambah jumlah pos, ketersediaan lahan menjadi kendala.
Kelurahan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, menjadi kelurahan dengan cakupan pos damkar terendah se-Jakarta. Data menunjukkan bahwa setidaknya hanya 10 persen wilayah Ujung Menteng atau hanya satu RW di kelurahan ini yang terjangkau radius 2,5 kilometer dari pos damkar terdekat.
Sekretaris Kelurahan Ujung Menteng Tri Wahyu membenarkan, wilayahnya tidak mempunyai pos damkar sendiri dan harus bergantung dari Sektor Kecamatan Cakung. Saat terjadi kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Bekasi, mobil pemadam bisa terhambat sampai di lokasi. ”Kami akan lebih tenang kalau punya pos damkar sendiri,” ujarnya.
Minimnya jangkauan layanan pemadam kebakaran di Ujung Menteng tecermin dari kejadian kebakaran di RT 003 RW 005 pada Juni 2020. Kebakaran yang menyebabkan 27 orang kehilangan tempat tinggal tersebut mendapat bantuan pertama kali dari Pos Damkar Harapan Indah, Kota Bekasi.
Menurut Ketua RW 005 Ujung Menteng Sarwono, Pos Damkar Harapan Indah berlokasi lebih dekat dan ia lebih akrab dengan pos damkar yang berlokasi di Kota Bekasi tersebut. ”Saya menelepon Pos Damkar Harapan Indah. Saya punya nomornya karena dulu pos itu pernah menangani kebakaran di kantor saya,” kata Sarwono.
Lahan kosong di lahan bekas kelurahan, jalan masuknya sempit untuk keluar masuk kendaraan damkar.
Mengacu pada kejadian kebakaran di RW 005 tersebut, keberadaan pos damkar di Ujung Menteng sangat dibutuhkan. Hal tersebut dibenarkan oleh Komandan Regu A, Pos Sektor Kecamatan Cakung, Acim Sutisna.
”Jarak dari kami (Pos Cakung) cukup jauh ke Ujung Menteng. Kalau ada pos di sana, kan, lebih dekat dan lebih aman,” ujar petugas damkar yang sudah bekerja selama 31 tahun tersebut.
Ujung Menteng bukan problem unik di Jakarta. Kelurahan Setu di Jakarta Timur juga hanya mempunyai satu RW yang terlayani pos damkar.
Menggunakan analisis jaringan jalan, Kompas menemukan bahwa ada 268 RW (9,6 persen) di Jakarta yang belum tercakup dalam jarak 2,5 km dari pos atau sektor pemadam kebakaran terdekat. Sebanyak 496 RW hanya dapat mengandalkan satu pos damkar, 563 RW (2 pos), dan 585 RW (3 pos).
Padahal, melalui rekam data kejadian kebakaran tahun 2020-2021, setiap kebakaran membutuhkan empat unit atau keterlibatan empat pos dalam pemadaman. Diketahui, setiap pos rata-rata hanya tersedia satu unit mobil pemadam. Artinya, jika terjadi kebakaran cukup besar, setiap RW harus menunggu lebih lama datangnya bantuan dari pos damkar yang jaraknya lebih dari 2,5 km.
Kelurahan Ujung Menteng berupaya mencari lahan bagi keberadaan pos damkar. Namun, tidak mudah. Menurut Tri Wahyu, lahan kosong yang tersisa mayoritas ada di jalan yang sempit dan terkepung permukiman padat. ”Lahan kosong di lahan bekas kelurahan, jalan masuknya sempit untuk keluar masuk kendaraan damkar,” ujarnya. Saat ini, Kelurahan Ujung Menteng sedang menunggu proses pelimpahan lahan dari salah satu pengembang perumahan di wilayah itu.
Penambahan
Jakarta Timur merupakan wilayah yang kekurangan pos pemadam kebakaran. Dari 65 kelurahan yang ada, menurut catatan Dinas Gulkarmat DKI, baru tersedia 33 pos dan sektor pemadam kebakaran.
Padahal, wilayah Jakarta Timur termasuk yang paling luas dengan jumlah penduduk terbanyak di DKI. Kejadian kebakaran di Jakarta Timur pun terbanyak kedua dalam dua tahun terakhir.
Kepala Seksi Operasional Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman sependapat dengan hal tersebut. Beban paling berat memang di Jakarta Timur. Namun, untuk menambah pos sesuai yang diamanatkan peraturan Gubernur DKI, ketersediaan lahan serta personel dan armada damkar masih menjadi persoalan.
”Meski kekurangan, kami masih bisa berjalan dan tetap berusaha untuk menambah pos damkar di Jakarta Timur,” ujarnya.
Gatot menambahkan, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur pada tahun lalu menambah tiga pos baru di Kelurahan Pondok Ranggon, Pinang Ranti, dan Kelapa Dua Wetan. Pembangunan dua pos tersebut diharapkan bisa menjangkau wilayah Cilangkap, Pondok Ranggon, Munjul, dan Cibubur yang selama ini belum mempunyai pos pemadam kebakaran.
Upaya penambahan pos, menurut Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Muchtar Zakaria, dilakukan dengan mencari lahan aset pemerintah daerah yang bisa digunakan. ”Seperti di Kecamatan Makasar yang akan menggunakan lahan eks sarana pendidikan,” katanya