Polda Metro Jaya akan Merangkul Pebalap Motor Liar
Dengan membuat resmi kegiatan balap motor, diharapkan pemuda-pemuda di Jakarta tidak lagi menggadaikan keselamatan, tapi bisa menjadi profesional.
Oleh
Erika Kurnia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polda Metro Jaya akan menyediakan kegiatan resmi bagi pelaku pebalap liar yang biasa beraksi di malam hari. Strategi itu dilakukan sebagai salah satu upaya menertibkan balapan liar yang masih marak, selain dengan melatih tim patroli malam untuk penertiban dan pengawasan keamanan serta keselamatan warga.
”Rencana saya, doakan saya mudah-mudahan terealisasi, saya akan membuat balapan untuk para pebalap motor liar,” ungkap Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran yang mencetuskan rencana itu pada Selasa (30/11/2021) di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Saat didampingi wakil Indonesia di kejuaraan dunia balap motor kelas Moto3 musim 2022 asal Jawa Timur, Mario Suryo Aji (17), Fadil mengatakan, rencana itu dibuat karena ia banyak menerima masukan dari masyarakat. Sebagian masyarakat meminta agar pebalap liar dibina, bukan ditahan.
”Kita akan fasilitasi mereka. Kan ada Bekasi Night Ride, Kemayoran Night Ride, dan lainnya yang suka tantang-menantang di media sosial Instagram,” katanya.
Ke depan, kejahatan perkotaan harus dikombinasi antara patroli roda dua dan roda empat karena banyak pelaku kejahatan menggunakan motor yang mobilitasnya lebih cepat.
Dengan membuat resmi kegiatan balap motor, ia berharap pemuda-pemuda di Jakarta tidak lagi menggadaikan keselamatan diri dan orang lain, tetapi bisa menjadi pebalap profesional yang berprestasi, seperti Mario yang tahun depan akan ikut bertanding dalam gelaran balapan internasional di sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Patroli malam
Polda Metro Jaya juga menguatkan kegiatan patroli malam untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban dengan melatih Tim Patroli Perintis Presisi di bawah Direktorat Samapta. Tim yang diisi 300 personel ini disiapkan untuk mendukung tim patroli di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Fadil mengatakan, sejauh ini sudah 150 personel yang mendapatkan pelatihan di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Lido, Bogor, Jawa Barat. Mereka diajarkan cara berpatroli sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP) yang benar.
”Mereka dilatih agar memiliki kemampuan patroli dialogis. Jadi, kami ingin membalikkan fungsi patroli yang selama ini cenderung ditinggalkan,” kata Fadil seusai Upacara Penutupan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Tim Patroli Perintis Presisi hari ini.
Dalam upacara itu, sejumlah personel mempertunjukkan materi pelatihan yang diajarkan, seperti menegur warga yang berkerumun dan berisiko menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, mengejar pelaku pencuri bersenjata, serta menembak dari atas kendaraan roda dua.
Lalu, memeriksa warga yang diduga mengonsumsi narkoba dan alkohol serta membubarkan tawuran warga yang juga sering terjadi pada malam hari. Aksi-aksi itu dilengkapi sejumlah jenis kendaraan dan teknologi pendukung.
”Ke depan, kejahatan perkotaan harus dikombinasi antara patroli roda dua dan roda empat karena banyak pelaku kejahatan menggunakan motor yang mobilitasnya lebih cepat kalau kabur,” kata Fadil.