PPKM Level 1, KRL Jabodetabek Baru Terisi 50 Persen
Warga diimbau mengatur waktu perjalanan untuk mengantisipasi penularan penyakit Covid-19.
Oleh
erika kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah penumpang kereta rel listrik di wilayah Jabodetabek baru mengisi 50 persen dari kapasitas yang disediakan KAI Commuter. Namun, kepadatan yang mulai dirasakan penumpang belakangan terjadi pada jam-jam sibuk mobilitas warga. Warga diimbau mengatur waktu perjalanan untuk mengantisipasi penularan penyakit Covid-19.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylvianne Purba yang dihubungi, Minggu (28/11/2021), mengatakan, kepadatan pengguna KRL bergerak mengikuti perubahan ketentuan terkait pembatasan kegiatan masyarakat selama masa pandemi Covid-19.
”Pada November ini, rata-rata volume pengguna KRL mencapai 413.448 orang per hari. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan April sebelum penerapan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat). Sementara saat PPKM level 4, jumlah pengguna harian hanya rata-rata 162.853 orang pada Juli dan 188.515 orang pada Agustus,” paparnya.
Sejak Selasa (23/11/2021), KAI Commuter telah menambah jumlah perjalanan menjadi 1.005 perjalanan KRL per hari dengan mengoperasikan 94 rangkaian kereta mulai pukul 04.00 sampai pukul 22.00.
Dari jumlah perjalanan tersebut, lebih dari 50 persen perjalanan beroperasi pada jam sibuk pagi dan sore hari. Tepatnya 307 perjalanan KRL pada pukul 04.00-09.00 dan 243 perjalanan KRL melayani pengguna pada pukul 16.00-20.00.
”Lebih dari 50 pesen KRL masih kosong. Kami melihat aktivitas masyarakat masih berfokus ke jam-jam tertentu, dua jam di pagi hari dan sekitar dua jam di sore hari,” kata perempuan yang biasa disapa Anne tersebut.
Dalam masa pandemi ini, kita harus dapat merencanakan perjalanan menghindari jam-jam sibuk agar tetap bisa menjaga jarak.
Kosongnya sebagian kapasitas kereta, menurut dia, terjadi setelah jumlah perjalanan terus ditambah. Pada bulan Juli, jumlah perjalanan hanya 982 perjalanan KRL per hari, lalu naik menjadi 983 perjalanan pada Agustus, 994 perjalanan pada September, dan 999 perjalanan pada Oktober.
”Dalam masa pandemi ini, kita harus dapat merencanakan perjalanan menghindari jam-jam sibuk agar tetap bisa menjaga jarak. Masyarakat bisa mengunggah KRL Access. Kami secara realtime menyampaikan kondisi kepadatan stasiun,” ujar Anne.
Kepadatan jalan
Sementara itu, kepadatan lalu lintas di jalanan Ibu Kota terus meningkat selama masa PPKM dilonggarkan ke level 1 hingga saat ini.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo, pekan ini, mengatakan, jumlah titik kemacetan sudah mendekati masa normal seperti sebelum pandemi.
Titik kemacetan banyak terjadi pada jam sibuk. Pada pukul 06.00 sampai sekitar 06.30, kepadatan jalan muncul di jalan-jalan penghubung wilayah penyangga Jakarta. Lalu, bergeser ke tengah kota sampai pukul 09.00. Kemacetan kembali meningkat pada jam makan siang dan pulang kerja mulai sore hari.
”Volume arus lalu lintas sudah meningkat 40 persen dibandingkan saat PPKM level 4. Bahkan, ada beberapa titik yang volumenya sudah 80 persen,” katanya (Kompas.id, 24/11/2021).
Bersamaan dengan naiknya volume lalu lintas, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan Operasi Zebra sejak 15 November sampai 28 November 2021. Operasi yang melibatkan 3.070 personel gabungan ini bertujuan menertibkan pengguna kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas.
”Dari data penindakan Operasi Zebra selama 14 hari, kami menegur sebanyak 15.800 pengendara,” kata Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Argo Wiyono yang dihubungi, Minggu (28/11/2021).
Selama masa operasi, penindakan yang diprioritaskan adalah penggunaan knalpot bising dan lampu strobo rotator yang tidak sesuai jenis kendaraan. Sampai hari ini, Ditlantas Polda Metro Jaya telah menindak 2.095 pengguna knalpot bising dan 59 pelanggar penggunaan rotator.