Polisi Bertaruh Jabatan dengan Target Vaksinasi Covid-19
Cara unik dilakukan kepolisian untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Jika tidak proaktif, jabatan jadi taruhan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
Patung ondel-ondel yang diarak sambil meminta sumbangan menjadi pemandangan umum di wilayah Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. Namun, beberapa bulan lalu, ondel-ondel di sana tampil tak biasa ketika di badan ikon kesenian Betawi itu tertempel poster petunjuk lokasi gerai vaksin Covid-19.
Pemandangan itu jamak ditemukan pada Oktober ketika Kepolisian Sektor (Polsek) Jatiasih gencar mengajak warga agar mau divaksin. Polisi menggandeng komunitas lokal, seperti ondel-ondel, sebagai alat sosialisasi kegiatan vaksinasi yang difasilitasi kepolisian.
”Kebetulan di sini banyak komunitas budaya lokal walaupun warganya sudah heterogen. Saya tertarik sosialisasi dengan cara ini karena personel kepolisian tidak sanggup menyentuh masyarakat dari pintu ke pintu,” kata Komisaris Abriansyah yang mengisi jabatan Kepala Polsek Jatiasih pada 28 September 2021.
Mempercepat cakupan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan komunitas di wilayah Jatiasih menjadi tugas pertama yang dimandatkan padanya. Saat itu, warga Jatiasih yang divaksin dosis pertama baru 34 persen jumlah penduduk.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya menargetkan minimal 70 persen warga di wilayah penyangga Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang Raya, sudah tervaksin. Target itu dikejar karena sampai akhir Agustus 2021, cakupan vaksinasi di wilayah aglomerasi masih mencapai rata-rata 30 persen.
Berbagai giat vaksin pun diadakan kepolisian sejak awal September 2021 dengan beragam judul, mulai dari Vaksinasi Merdeka, Vaksinasi Presisi, hingga Vaksinasi Merdeka Aglomerasi. Namun, Abriansyah menyadari, kurangnya sosialisasi jadi tantangan bagi pencapaian target yang diharapkan.
”Di sini, tantangannya lebih ke sosialisasi. Masyarakat masih ada yang belum percaya apa itu vaksin, apa vaksin halal, kegunaannya apa, dan kalau mau vaksinasi di mana,” ujarnya kepada Kompas, Selasa (23/11/2021).
Oleh karena itu, ia berinovasi dengan pekerja seni ondel-ondel. Mereka bisa menjangkau warga yang tinggal di gang-gang sempit untuk menyosialisasikan kegiatan vaksinasi sembari mencari nafkah.
Tidak hanya mereka, organisasi masyarakat setempat, seperti Pemuda Pancasila dan Forum Betawi Rempug, juga ikut diajak menjadi agen sosialisasi vaksinasi Covid-19. Upaya itu membuahkan hasil sampai giat Vaksinasi Merdeka Aglomerasi II diakhiri pada akhir Oktober lalu.
”Dari data yang ada di kecamatan kami, dosis pertama lebih kurang sudah menjangkau 93 persen warga dan dosis kedua kurang lebih dari 80 persen warga," kata Abriansyah.
Penilaian kinerja
Penanganan Covid-19 oleh kepolisian di setiap wilayah hukum Polda Metro Jaya menjadi amanat Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, yang juga mendapat mandat dari pimpinan negara. Besarnya amanat itu membuat Polda Metro Jaya menjadikan kesuksesan cakupan vaksinasi sebagai bagian dari penilaian kinerja kapolsek.
Brigadir Jenderal (Pol) Herukoco, mantan Ketua Satuan Tugas Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya, mengatakan, kinerja yang payah dalam meningkatkan cakupan vaksinasi sebagai bagian penanganan Covid-19 menjadi salah satu alasan penggantian beberapa kapolsek.
Polisi yang kini menjabat Auditor Kepolisian Utama Tingkat II Inspektorat Pengawasan Umum Polri itu menyebut, sudah tiga kapolsek yang dicopot beberapa waktu lalu. Mereka, antara lain, ada di wilayah luar Jakarta.
”Ketika polseknya tidak serius, akan kami evaluasi. Jadi, ini semacam sistem reward and punishment. Ada beberapa kapolsek berdasarkan nilai evaluasi rendah, jadi langsung dicarikan orang-orang yang mau semangat, begitu, kan,” katanya saat ditemui di Jakarta kemarin.
Komitmen kepolisian di satuan daerah terkecil dalam memfasilitasi vaksinasi Covid-19 yang melibatkan banyak relawan memang perlu diuji. Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional Inspektur Jenderal (Purn) Benny Mamoto mendukung adanya pemberian penghargaan dan hukuman sebagai bentuk memotivasi anggota sekaligus mengingatkan jika melakukan pelanggaran.
”Dalam penanganan vaksin oleh polres atau polsek, diperlukan sikap proaktif dalam membangun komunikasi dan koordinasi dengan semua elemen masyarakat di wilayahnya. Apabila mereka santai-santai saja atau pasif, akan terlihat dari jumlah vaksinasi yang dicapai,” ujarnya saat dihubungi.
Oleh karena itu, menurut dia, setiap pimpinan kepolisian di daerah perlu memenuhi target yang ditetapkan dengan melakukan pendekatan yang dibutuhkan. Pendekatan yang tepat diharapkan bisa mengatasi hambatan-hambatan, baik terkait kondisi geografis, demografis, sosial dan lainnya.
Keseriusan Polda Metro Jaya pun cukup berpengaruh pada peningkatan cakupan vaksinasi di wilayah aglomerasi sekitar Jakarta. Sampai awal Oktober, target percepatan vaksinasi pernah ada di angka 61,72 persen dari target awal vaksinasi 70 persen.
”Pada giat Vaksinasi Merdeka dari tanggal 21 Oktober sampai 1 November, target 70 persen penduduk aglomerasi tervaksin sudah tercapai,” kata Herukoco.