Pembangunan paket kontrak (CP) 203, salah satu segmen di fase 2A MRT Jakarta, terus berproses.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Manajemen MRT Jakarta memastikan pohon-pohon yang terdampak pembangunan paket kontrak 203 Glodok-Kota, satu segmen di fase 2A koridor utara-selatan, telah ditanam kembali. Dari 1.660 pohon yang harus ditanam, 713 pohon sudah dipindah tanam.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Rendi Alhial, Minggu (14/11/2021), menjelaskan, pembangunan MRT Jakarta fase 2A koridor utara-selatan terus berproses. Paket kontrak 203 (CP203) merupakan salah satu segmen pekerjaan konstruksi dalam MRT Jakarta fase 2A tersebut.
Cakupan pekerjaan CP203 adalah pembangunan Stasiun Glodok dan Stasiun Kota serta terowongan bawah tanah mulai dari Mangga Besar sampai Kota Tua sepanjang 1,4 kilometer. Tim konstruksi CP203 MRT Jakarta saat ini sedang melakukan pekerjaan persiapan konstruksi, bersama dengan kontraktor pelaksana Sumitomo Mitsui Construction Company-Hutama Karya Joint Operation (SMCC-HK JO).
Dari proses pembangunan CP203 MRT Jakarta fase 2A, secara keseluruhan terdapat 252 pohon terdampak. Rinciannya, 139 pohon di Stasiun Glodok dan 113 pohon di Stasiun Kota.
Dari 252 pohon, sebanyak 86 pohon yang terdiri dari 23 pohon dari Stasiun Glodok dan 63 pohon dari Stasiun Kota direlokasi dan ditanam kembali di titik yang ditentukan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Adapun 166 pohon lainnya yang terdampak akan diganti.
Sesuai regulasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam Peraturan Gubernur Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pohon, penggantian pohon terdampak sudah diatur. Pasal 20 Ayat 3 menyebut, terhadap penebangan pohon di lahan publik, pemohon wajib mengganti 10 pohon dengan diameter lebih dari 20 cm atau lebih untuk setiap pohon yang direkomendasikan penebangan.
Dengan ada 166 pohon terdampak, kontraktor pekerja akan menanam 1.660 pohon pengganti sesuai spesifikasi yang ditentukan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. ”Penanganan tersebut mengikuti prosedur perizinan yang telah ditetapkan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,” jelas Rendi.
Penanaman pohon pengganti dilakukan dalam waktu bersamaan dengan relokasi pohon. ”Per 7 November telah dilakukan penanaman sejumlah 713 pohon pengganti atau 42,9 persen dari total target keseluruhan, yaitu 1.660 pohon,” kata Rendi.
Adapun area penanaman pohon pengganti ada di lahan milik Pemprov DKI Jakarta di Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan, dan lokasi lain yang ditentukan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Penanaman pohon pengganti dilakukan secara bertahap.
Rendi melanjutkan, setelah pembangunan Stasiun Glodok dan Stasiun Kota selesai dilakukan, akan ada upaya pengembalian kondisi. Seluruh bangunan, galian tanah, dan lokasi pohon yang berubah pada saat konstruksi akan dikembalikan.
Pantas Nainggolan, anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta, mengatakan, untuk pohon-pohon yang terdampak pembangunan atau suatu proyek, aturan penggantiannya seharusnya direvisi. Ia menilai, jumlah pohon pengganti harus memiliki dasar perhitungan kuat. Ia menyebutkan, misalnya dari satu pohon memiliki nilai keekonomian dan dampak bagi lingkungan. Hal itu harus dihitung dan dikonversi. Dengan begitu, apabila ada penebangan sejumlah pohon, dampak keekonomian dan dampak lingkungan yang hilang akibat penebangan sejumlah pohon akan diketahui berapa jumlah pohon yang seharusnya ditanam sebagai pengganti.