Sistem drainase yang ada tak mampu menampung volume air sehingga lebih dari 10 titik terendam banjir di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, Banten, Minggu (7/11/2021).
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Banjir setinggi 30 sentimeter hingga 1 meter mulai surut di Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, Banten. Banjir pascahujan deras itu melanda lebih dari 10 titik di kedua wilayah, Minggu (7/11/2021), karena drainase tak mampu menampung volume air.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Selatan melaporkan, banjir terjadi di RT 003 RW 002 Kampung Wadasari, RW 001 (RT 004, 005, 006, 007, 010, 011, 012, 013) Kampung Pondok Aren, dan RW 003 (RT 010, 013, 014) Kampung Pondok Aren, Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren.
Air juga menggenangi permukiman warga RT 002 RW 004 Jurang Mangu Permai, RT 003 RW 015 Pondok Safari di Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren dan RW 012 Kompleks Pondok Payung Mas, Kelurahan Cipayung serta RT 006 RW012 Jalan Flamboyan Bawah, Kelurahan Rempoa di Kecamatan Ciputat Timur.
”Ada 360 keluarga terdampak. Alhamdulillah air sudah surut. Banjir kemarin ada karena drainase tidak dapat menampung debit air. Kami tetap siaga dan pantau wilayah supaya penanganan bisa cepat,” tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Urip Supriyatna, Senin (8/11/2021).
Pemkot Tangerang Selatan mengeruk sedimentasi di drainase dan kali, seperti di Pondok Maharta dan Kali Serua, untuk mengantisipasi banjir. Dari upaya tersebut ditargetkan 30 titik banjir berkurang menjadi 20 titik.
Banjir juga melanda Kecamatan Larangan dan Kecamatan Cipondoh di Kota Tangerang. Salah satunya di Kompleks Taman Asri karena drainase tak mampu menampung limpasan air dari hujan deras.
Pemkot Tangerang menormalisasi aliran Sungai Cisadane, Kali Angke, Kali Cantiga, Kali Cirarab, dan Kali Sabi guna mencegah banjir. Juga membangun 117 saluran drainase dan 18 titik turap serta menyiagakan 233 pompa banjir di daerah rawan banjir dan genangan.
”Kami siapkan 24 perahu, motor tempel, dan tenda pengungsian sebagai langkah mitigasi bencana. Juga ada tim reaksi cepat yang bersiaga 24 jam,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Deni Koswara.