Polisi Tangkap Gembong Pencurian dengan Kekerasan di Cakung
Salah satu pelaku diketahui telah sering melakukan aksi serupa banyak tempat.
Oleh
Erika Kurnia
·4 menit baca
JITET
Ilustrasi kriminalitas
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur berhasil menangkap lima pelaku pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan seorang meninggal di depan halte daerah Cakung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) dini hari lalu. Salah satu pelaku diketahui sering melakukan aksi serupa di banyak tempat.
Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Erwin Kurniawan, Senin (1/11/2021), menyampaikan, mereka berhasil menangkap AH, MR, MT, A, dan MAD, pelaku pembunuhan terhadap korban meninggal SP (34). Sementara itu, masih ada dua orang yang berstatus daftar pencarian orang atau dalam pengejaran.
”Tapi, kami sudah ketahui identitas dan tempat tinggalnya, mudah-mudahan yang bersangkutan segera menyerahkan diri tanpa kita harus melakukan penangkapan dan upaya-upaya lain,” kata Erwin.
Kejadian berawal ketika SP sedang duduk di depan halte bus transjakarta di Jalan Raya Bekasi Kilometer 26 sekitar pukul 02.00. SP sedang memegang ponsel sambil mengobrol dengan seseorang yang menjadi saksi. Tidak lama kemudian, datang sekitar lima orang menggunakan dua sepeda motor. Tiga orang lalu turun dengan dua di antaranya mengacungkan celurit.
JITET KOESTANA
Ilustrasi kriminalitas
Salah seorang pelaku yang membawa celurit mengatakan ke arah saksi dan korban ”ini orangnya”. Dari situ, korban mencoba kabur, tetapi jaket korban ditarik salah satu pelaku sehingga korban berteriak untuk mengelak. Tiba-tiba, korban dibacok oleh beberapa pelaku.
”AH sempat membacok sekali, kemudian MR dan MT itu membantu memegangi tangan kiri dan tangan kanan, pada saat itulah dibacok. AD yang DPO bersama MAD juga melakukan pembacokan terhadap korban,” katanya.
Saya berencana akan membuat sebuah ’Dream Team’ yang akan melahirkan heroes baru untuk mengawal masyarakat supaya bobok-nya tenang.
Setelah dibacok, mereka kabur dengan membawa ponsel milik korban. Sementara itu, korban langsung dibawa saksi ke Rumah Sakit Ananda. Sesampainya di rumah sakit, karyawan swasta yang telah memiliki satu anak itu meninggal.
Laporan polisi yang dibuat saksi pascakejadian lalu ditindaklanjuti polisi dengan mencari pelaku yang melarikan diri dan berpencar. Unit Reserse Kriminal Polsek Cakung dibantu Reserse Mobile Polres Jakarta Timur bahkan mengejar pelaku AH hingga ke Purwakarta, Jawa Barat.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
ILUSTRASIKejahatan
AH yang diketahui berperan sebagai promotor aksi pencurian dengan kekerasan itu ternyata juga masuk dalam DPO di beberapa wilayah, seperti Bekasi dan Jakarta. Ia banyak melakukan tindakan pidana pencurian dengan pemberatan yang diatur dalam Pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
”Beberapa kejadian sama pencurian dengan kekerasan mengambil handphone. Dalam kegiatannya, selalu modusnya sama. Bahkan, AH ini dari track record-nya sejak lulus SMA sudah menjadi inisiator dalam kegiatan tawuran, terutama di daerah Cakung,” kata Erwin.
Selain AH, pelaku lainnya kini juga telah menjadi tersangka Pasal 365 Ayat 4 dengan ancaman hukuman 20 tahun atau seumur hidup atau hukuman mati.
Patroli malam
Kepala Subbagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Susida Aswita saat dihubungi beberapa waktu lalu menyebut kegiatan patroli di wilayah hukum Jakarta Timur tetap bakal digencarkan tiap malam. Hal ini untuk menjamin keamanan masyarakat dadi ancaman kejahatan seperti di atas.
”Tiap malam ada yang patroli kan di wilayah. Tiap polsek ada patrolinya untuk cegah kejahatan," kata Susida.
Seperti diketahui Polres Jakarta Timur memiliki tim patroli malam pengendalian massa satuan Samapta Bhayangkara bernama Raimas Backbone. Tim yang memiliki nama dengan kepanjangan ”pengurai massa” ini sebelumnya dipimpin Aipda Monang Parlindungan Ambarita, yang kini dimutasi ke Bidang Humas Polda Metro Jaya.
Tangkapan layar Youtube Polda Metro Jaya
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, Jumat (3/9/2021).
Ia dimutasi karena memaksa warga menyerahkan ponsel untuk diperiksa. Kegiatan yang terekam video itu lalu viral di media sosial dan dinilai sebagian warga melanggar hak privasi.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran juga memastikan timnya untuk lebih optimal dalam bersiaga di malam hari. Hal ini untuk memastikan minimnya aksi kejahatan di malam hari, seperti kasus di atas.
Ia bakal membentuk tim khusus yang dinamakan ”Dream Team”. Tim itu nantinya akan bertugas melalukan patroli malam untuk menjaga keamanan masyarakat di Ibu Kota dan sekitarnya.
”Saya berencana membuat sebuah ’Dream Team’ yang akan melahirkan heroes baru untuk mengawal masyarakat supaya bobok-nya tenang,” kata Fadil, Sabtu (30/10/2021) lalu.
Rencana ini dibuat setelah pihak kepolisian mendapatkan masukan dari media sosial. Ia akan melatih tim tersebut secara khusus, terkait cara berkomunikasi dan pemahaman soal hak asasi manusia.
”Minggu depan saya mau kumpulkan tim Sabhara ini biar mereka tidak jadi kelelawar pada malam hari. Mereka tugasnya hanya jam 22.00 sampai 05.00 subuh muter-muter mengamankan Ibu Kota, bawa senjata dia,” ujarnya.