Pembatasan Melonggar, Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Mulai Meningkat
Selama PPKM level 2 di wilayah Jabodetabek, jumlah penumpang KRL mengalami tren peningkatan. Tren serupa dialami MRT Jakarta.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wilayah Jabodetabek kini menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 2 dengan sejumlah pelonggaran. KAI Commuter masih memberlakukan pembatasan jumlah penumpang di setiap kereta meski tren kenaikan penumpang terus terjadi.
Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Senin (1/11/2021), melalui keterangan tertulis menjelaskan, pada PPKM level 2, sampai hari ini KAI Commuter tetap menerapkan protokol kesehatan. Pengguna KRL tetap diwajibkan menggunakan masker ganda selama di stasiun dan di kereta, mencuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL, serta menjaga jarak.
Calon pengguna KRL juga wajib menunjukkan sertifikat vaksin, baik secara fisik maupun digital, kepada petugas. Penumpang juga tidak diperbolehkan berbicara secara langsung ataupun melalui telepon genggam saat berada di dalam kereta. Warga lansia dan pengguna dengan barang bawaan yang besar hanya diizinkan menggunakan KRL pada pukul 10.00-14.00 atau di luar jam-jam sibuk.
Adapun pembatasan jumlah pengguna KRL masih diberlakukan, yaitu 32 persen dari kapasitas. Hal ini berbeda dengan bus Transjakarta yang sudah memberlakukan 100 persen kapasitas.
Seperti yang terpantau pada Senin pagi hingga pukul 08.00, jumlah pengguna di seluruh stasiun mencapai 129.840 orang. Angka ini bertambah 1 persen apabila dibandingkan dengan waktu yang sama pekan lalu.
Dari catatan KAI Commuter, sejumlah stasiun yang mengalami pertambahan pengguna antara lain Stasiun Bojonggede (9.569 orang, naik 5 persen dibandingkan pada pekan lalu di waktu yang sama), Stasiun Bekasi (8.214 orang, naik 3 persen), dan Stasiun Sudimara (3.966 orang, naik 3 persen).
Purba melanjutkan, kenaikan jumlah penumpang juga terjadi di bulan Oktober 2021. Volume pengguna KRL pada Oktober 2021 sampai dengan 30 Oktober rata-rata 353.996 pengguna per hari. Jumlah tersebut meningkat 25,19 persen dibandingkan rata-rata penumpang di bulan September yang mencapai 282.760 pengguna setiap harinya.
”Senin, 25 Oktober lalu, juga tercatat volume pengguna terbesar dalam satu hari sejak masa PPKM, yaitu 428.537 pengguna,” kata Purba.
Peningkatan volume penumpang terjadi pada MRT Jakarta. Sama halnya dengan KRL, MRT Jakarta juga masih menerapkan pembatasan kapasitas penumpang.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya sudah menerbitkan kebijakan terkait angkutan umum yang sudah boleh beroperasi dengan kapasitas penuh. kebijakan itu tertuang dalam SK Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nomor 441 Tahun 2021. Untuk angkutan umum di Jakarta, sudah bisa mengangkut dengan pengaturan kapasitas maksimal 100 persen.
”Dalam SK tersebut dijelaskan, pembatasan kapasitas angkut bagi pengguna moda transportasi umum untuk pergerakan orang dan barang diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 100 persen dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Dengan MRT Jakarta masih menerapkan protokol jarak, pada PPKM level 2 ada peningkatan jumlah rata-rata penumpang MRT Jakarta. Dari pantauan per pekan, untuk 4-10 Oktober 2021, rata-rata jumlah penumpang 21.364 orang.
Pada 11-17 Oktober, rata-rata jumlah penumpang 22.618 orang. Lalu pada 18-24 Oktober, rata-rata jumlah penumpang 23.057 orang.