Kerja sama sejak era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu terhenti karena pandemi. Jakarta berharap NTT bisa mengirim 30.000 sapi dalam setahun.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Demi memperkuat ketahanan pangan daging sapi, PD Dharma Jaya milik Pemprov DKI Jakarta kembali bekerja sama dengan BUMD Nusa Tenggara Timur, PT Flobamor. Setidaknya akan tersedia pasokan 7.500 ton daging sapi per tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati, Jumat (29/10/2021), menjelaskan, Jakarta merupakan provinsi dengan konsumsi daging sapi di atas rata-rata nasional, yaitu 1,06 kg per kapita per tahun.
Selama ini kebutuhan daging sapi di Jakarta masih dipenuhi dari impor, sekitar 95 persen. Kerja sama dengan NTT diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan daging sapi di Jakarta dari produksi lokal.
Kerja sama pemenuhan stok daging sapi dari NTT sebenarnya sudah dilakukan sejak era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang dilanjutkan oleh Basuki Tjahaja Purnama. Namun, kerja sama itu kemudian dihentikan.
”Karena pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman seusai penandatanganan kerja sama (PKS) dengan Dirut PT Flobamor, Agustinus Zadriano Bokotei, di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (26/10/2021). Kerja sama kembali ditingkatkan karena Pemprov DKI menggiatkan lagi program pangan murah.
Penandatanganan PKS itu, seperti yang termuat dalam keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta, dihadiri juga oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Eliawati melanjutkan, dari kerja sama itu, untuk tahun 2022 PD Dharma Jaya mengajukan permintaan pengiriman 2.000 sapi. Sekitar 500 ekor di antaranya untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha tahun depan.
Eliawati menambahkan, NTT mampu memasok 60.000 sapi ke daerah lain per tahunnya. Dengan fasilitas gudang milik PD Dharma Jaya di Cakung, Jakarta Timur dan Serang, Banten, DKI Jakarta berharap NTT sanggup memasok 30.000 sapi ke Jakarta dalam setahun. Jenis sapi hidup ditentukan yang berbobot 500 kg per ekornya.
”Jika berat sapi berbobot 500 kg dengan average daily gain (ADG) atau pertambahan bobot badan 50 persen, maka diperoleh berat daging sekitar 250 kg per ekornya,” jelas Eliawati.
Atas perhitungan itu, potensi total daging sapi yang dapat dikerjasamakan sebesar 7.500 ton per tahun. Angka itu setara dengan 40 hari kebutuhan total daging sapi masyarakat DKI Jakarta.
Anies Baswedan melalui keterangan resmi Pemprov DKI Jakarta mengatakan, kerja sama itu momentum meningkatkan dan menumbuhkan kolaborasi. Kerja sama itu juga untuk menjaga kestabilan dan penyediaan kebutuhan protein hewani di kota Jakarta.
”Jadi, sapi asal NTT ini berbobot besar dan hasil dagingnya itu berkualitas unggulan, berkualitas bagus. Lalu, bisa digunakan sebagai bahan baku untuk kebutuhan di Jakarta. Intinya, kualitas daging asal Kupang ini termasuk yang terbaik dibandingkan dengan daging impor,” ujar Anies.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat menambahkan, PKS itu membuat sapi NTT mempunyai kepastian pasar. ”Karena itu, dalam rangka pengembangan budidaya peternakan khususnya sapi, yang kami harapkan kebutuhan sapi premium di Pulau Jawa dan Bali dapat disuplai Pemprov NTT. Targetnya seperti itu,” jelasnya.