Polisi Investigasi Penyebab Kecelakaan Bus Transjakarta
Polisi menduga faktor kelalaian manusia menyebabkan kecelakaan dua bus Transjakarta yang menewaskan dua orang dan puluhan luka di Jalan Letnan Jenderal MT Haryono, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) pagi.
Oleh
erika kurnia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi tengah mencari penyebab kecelakaan yang melibatkan dua bus Transjakarta di Jalan Letnan Jenderal MT Haryono, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021) pagi. Polisi akan memanggil pihak manajemen PT Transportasi Jakarta, terutama jika kecelakaan disinyalir berkaitan dengan kelayakan kendaraan.
Pagi ini, sekitar pukul 08.30, bus Transjakarta menabrak bus lainnya yang tengah berhenti di Halte Cawang Ciliwung. Dua bus Transjakarta itu milik operator Bianglala Metropolitan dengan nomor badan BMP 211 dan BMP 240. Salah satu bus menabrak dan mendorong bus di depannya hingga sejauh sekitar 15 meter. Akibatnya, sopir bus yang menabrak dan satu penumpang meninggal, lalu 37 orang lainnya luka-luka.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, mereka akan mengungkap kecelakaan tersebut dengan menggunakan metode ilmiah, yakni traffic accident analysis (TAA). ”Kami sudah koordinasi kemungkinan besok akan dilakukan TAA,” ucapnya di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Kami lihat apakah karena rem blong. (Kalau demikian) kami akan tanya, kok, bisa rem blong, apa enggak dirawat.
Polisi akan memeriksa sejumlah kamera pemantau atau CCTV, baik yang ada di dalam bus maupun di sekitar lokasi terjadi kecelakaan. Sejauh ini, petugas masih mendata saksi-saksi. Adapun saksi kunci belum bisa dimintai keterangan.
”Saksi kunci masih dirawat. Saat ini belum bisa kami tanyai, masih baru kejadian, jadi ini baru kami datakan korban,” ujarnya.
Penyebab kecelakaan sejauh ini diduga karena kesalahan manusia. Pengemudi diperkirakan kehilangan kontrol karena mengantuk. Menurut informasi sejauh ini, pengemudi yang meninggal piket pagi sekitar pukul 03.00 subuh.
Polisi juga akan mengambil sampel darah sopir untuk dites di laboratorium. Pengetesan ini untuk mengecek adanya pengaruh alkohol atau obat-obatan yang mungkin menjadi faktor lain kecelakaan.
Namun, jika dari investigasi faktor kendaraan menjadi penyebabnya, polisi tidak tertutup kemungkinan akan memeriksa pihak Transjakarta. ”Nanti pihak manajemen Transjakarta kami periksa. Kami lihat apakah karena rem blong. (Kalau demikian) kami akan tanya, kok, bisa rem blong, apa enggak dirawat,” ucapnya.
Pengamatan Kompas sampai sekitar pukul 13.00, dua bus yang bertabrakan telah dipindahkan. Namun, sejumlah polisi masih melakukan olah tempat kejadian kecelakaan, yang disusul pihak PT Transjakarta.
Jalur bus yang sempat dibuka setelah dua bus yang bertabrakan dipindahkan kembali ditutup untuk penyelidikan. Rute bus Transjakarta yang mengarah ke Cawang untuk sementara dialihkan.
”Dalam proses penanganan di lapangan, kami berkoordinasi langsung dengan pihak Polda Metro Jaya. Petugas kami terus mendampingi korban, baik dari proses evakuasi hingga penanganan di rumah sakit dan memastikan mereka mendapatkan pelayanan terbaik,” kata Direktur Opreasional PT Transjakarta Prasetia Budi.
Terjepit
Pengemudi yang meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelumnya, sopir bus yang menabrak bus lainnya dilaporkan sempat terjepit di kursi kemudi. Proses penyelamatan memakan waktu cukup lama.
Rudi, pengojek daring, mengaku melintas di lokasi kecelakaan jelang pukul 09.00. Saat itu ia melihat belasan penumpang dari bus di belakang turun dari bus. ”Begitu saya lewat, di jalan sudah penuh kaca pecah berhamburan. Bagian depan bus dan belakang yang tertabrak hancur,” katanya.
Kemudian, sekitar pukul 10.00 ia kembali melalui lokasi kecelakaan itu dan melihat petugas pemadam kebakaran dan beberapa ambulans berdatangan. Mereka masih di lokasi untuk menyelamatkan sopir yang terjepit.
Mulat Wijayanto dari Humas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta menyampaikan, timnya membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk menyelamatkan korban sejak tiba pertama kali pukul 09.20.
”Waktu selesai operasi pukul 10.10. Kami mengerahkan 20 personel. Selain yang meninggal, 8 orang luka berat dan 22 luka ringan,” katanya.
Pada Senin (19/4/2018), sebuah bus terguling setelah menabrak separator di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur. Sebanyak 10 penumpang mengalami luka ringan, seperti memar dan lecet di tangan, kaki, bahu, dan kepala.
Dari hasil penyelidikan, polisi menetapkan pengemudi bus berinisial S sebagai tersangka. Kepada polisi, pengemudi mengaku mengendarai bus sejak pukul 23.00 sehingga ia mengantuk.
”Hasil pemeriksaan sementara, karena pengemudi mengantuk,” ujar Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto.
Kecelakaan terjadi setelah S menaikturunkan penumpang di Halte Cawang UKI, Jalan Mayjen Sutoyo. S langsung melanjutkan kendaraan dan terkejut pada saat bus mendekati pembatas jalan. Saat itu, kecepatan bus sekitar 40 kilometer per jam dan membawa sekitar 50 penumpang.