Tabrakan dua rangkaian LRT di Jakarta Timur saat uji coba diduga karena kelalaian manusia. Dari indikasi awal, tabrakan diduga terjadi karena masinis pada saat langsir kecepatannya melebihi standar yang ditetapkan.
Oleh
AGUIDO ADRI/STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kereta lintas raya terpadu atau LRT Jabodetabek tabrakan di jalur layang di atas ruas Tol Jagorawi KM 12/600, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021). Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT akan menginvestigasi insiden kecelakaan tersebut.
Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Inka) Budi Noviantoro mengatakan, tabrakan di antara dua rangkaian LRT di kawasan Munjul, Jakarta Timur, saat uji coba itu karena ada dugaan kelalaian manusia. Dari indikasi awal, tabrakan diduga terjadi karena masinis pada saat langsir kecepatannya melebih standar kecepatan LRT.
”Indikasinya ada langsiran yang terlalu cepat. Ini indikasi, ya, nanti Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang menentukan," kata Budi dalam keterangan pers daring.
Masih dalam investigasi. Info lengkap masih dicari dulu.
Budi menjelaskan, rangkaian atau trainset yang terlibat kecelakaan adalah rangkaian Nomor 20 dan Nomor 29. Insiden kecelakan LRT Jabobetabek terjadi pukul 13.00 saat selesai menjalani uji coba. Kecelakaan tersebut melibatkan dua rangkaian kereta LRT di antara petak Stasiun Harjamukti-Stasiun Ciracas jalur LRT Jabodebek. Kecelakaan itu terjadi saat satu rangkaian kereta akan langsir menumbuk rangkaian yang sedang stabling atau parkir.
Jarak di antara kedua rangkaian kereta (trainset) tidak lebih dari 1 kilometer. Ketika langsir diduga dilakukan dengan kecepatan di atas standar, maka terjadi tubrukan antara rangkaian kereta 29 dan 20. Trainset 29 melaju dengan kecepatan di atas standar ketika sedang dilangsir atau dipindahkan ke jalur lain sehingga menabrak trainset nomor 20 yang dalam posisi diam.
”Jaraknya pendek soalnya itu, bukan 10 kilometer seperti jarak antarstasiun KA jarak jauh. Ya bisa saja (masisnis) sedang mikir, ada apa, atau lupa. Kan, namanya langsir, pelan-pelan. Nah, kenapa ini cepat, itu yang akan diinvestigasi,” kata Budi.
Salah satu upaya target investigasi KNKT ialah akan memeriksa sistem manajemen kontrol kereta untuk mengetahui kecepatan trainset 29. Akibat kejadian itu, kata Budi, satu masinis menderita luka ringan. Korban saat ini masih dirawat di rumah sakit dan kondisinya dalam keadaan sadar. Saat uji coba tidak ada penumpang ikut serta.
Ketua KNKT Suryanto Cahyono dalam pesan singkatnya mengatakan, pihaknya sudah menuju lokasi untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan. Suryanto belum bisa memberikan informasi lebih dalam terkait dengan upaya apa saja yang akan dilakukan hingga dugaan terjadi kecelakaan.
”Kami ke lokasi dulu, kami investigasi dulu, ya,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Sub-Direktorat Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan Direktorat Keselamatan Kementerian Perhubungan Prayudi mengatakan, pihaknya saat ini sudah turun ke lapangan untuk melihat kondisi sekaligus mencari tahu penyebab terjadi kecelakaan.
”Masih dalam investigasi. Info lengkap masih dicari dulu,” katanya.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, pihaknya mengerahkan satu tim ke lapangan terkait dengan insiden tabrakan kereta di Cibubur.
Gatot menyatajan belum bisa memberikan keterangan lebih penyebab kecelakaan kereta karena pihaknya saat ini berada di bawah jalur layang LRT. ”Saat mendapat laporan pada pukul 14.30 ada kecelakaan. Informasinya sedang uji coba dan tidak ada penumpang. Detailnya dan akurat seperti apa belum bisa kami pastikan,” ujarnya.