1.644 Anak Korban Pandemi di Bekasi Butuh Orangtua Asuh
Pemerintah Kabupaten Bekasi terbuka dengan berbagai pihak yang bersedia menjadi orangtua asuh anak-anak korban pandemi Covid-19.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berupaya mencari orangtua asuh untuk merawat 1.644 anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi Covid-19. Masa depan anak-anak korban pandemi Covid-19 menjadi perhatian pemerintah daerah.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, anak-anak korban pandemi Covid-19 jadi perhatian pemerintah daerah untuk memastikan kehidupan mereka tetap berlanjut dan masa depan mereka pun terjamin. Pemerintah daerah membuka komunikasi dengan berbagai pihak yang bersedia membantu anak-anak korban pandemi tersebut.
”Kami mengupayakan anggaran untuk membantu mereka dan juga menghubungi berbagai pihak untuk turut membantu. Kehidupan mereka harus berlanjut, termasuk masa depannya harus terjaga,” kata Dani, Kamis (21/10/2021), di Bekasi.
Dari data Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, selama pandemi Covid-19, ada 1.644 anak yang menjadi yatim piatu setelah orangtuanya meninggal akibat Covid-19.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Endin Samsuddin mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya memberikan bantuan kepada anak-anak itu. Bantuan terseut, selain dalam bentuk bantuan sosial, juga terus berupaya membantu anak-anak itu untuk mendapatkan orangtua asuh.
Sejauh ini ada seorang anggota TNI yang bersedia menjadi bapak angkat dengan mengasuh tiga anak yatim piatu di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
”Kami membuka komunikasi dengan semua pihak. Mudah-mudahan ada yang mau menjadi orangtua angkat dari anak-anak ini,” kata Endin.
Terkait bantuan sosial (bansos), kata Endin, pihaknya sedang menyiapkan bantuan tunai bagi anak-anak korban pandemi. Bantuan tunai itu berasal dari berbagai pihak mulai dari Kementerian Sosial, Pemerintah Kabupaten Bekasi, hingga CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) dari berbagai perusahaan.
Sesuai data Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, ada 527 anak yatim piatu yang akan mendapatkan bansos sebesar Rp 200.000 per anak setiap bulan dari Kementerian Sosial. Bantuan itu akan diberikan hingga akhir tahun dalam bentuk tabungan yang saldonya ditransfer langsung oleh pemerintah.
”Dari pemerintah daerah, akan diberikan kepada 500 anak. Ini anggarannya dari CSR Bank Jabar. Jadi, setiap anak yatim piatu akan mendapatkan bantuan Rp 300.000 per bulan dengan sistem penyaluran bantuan berjangka selama tiga bulan,” katanya.
Endin menambahkan, belum semua anak yatim piatu di wilayahnya mendapat bantuan sosial dari pemerintah karena keterbatasan anggaran. Pemerintah daerah bakal terus berkomunikasi dengan berbagai perusahaan di daerah tersebut untuk bersedia membantu anak-anak korban pandemi.