DKI Tetapkan Grand Cempaka dan D’Arcici sebagai Lokasi Karantina Kontingen PON
Di Hotel Grand Cempaka dan D\'Arcici Sunter atlet, pelatih, dan ofisial kontingen DKI pada PON Papua 2021 mulai menjalani karantina hari ini.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan, setiap atlet dan pelatih serta ofisial kontingen DKI pada PON Papua 2021 menjalani karantina selama lima hari. Mereka ditempatkan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat dan D’Arcici Sunter, Jakarta Utara, yang ditetapkan sebagai lokasi karantina.
”Sekitar 600 atlet dan pengurus akan menjalani karantina di Grand Cempaka Business Hotel dan D’Arcici Sunter Hotel. Mereka akan datang secara bertahap hingga penutupan PON pada 15 Oktober mendatang,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Ahmad Firdaus, Rabu (13/10/2021).
Firdaus mengatakan, fasilitas karantina ini menjadi respons Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dengan surat edaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai keharusan bagi para atlet dan pengurus untuk melakukan karantina sebelum pulang ke kediamannya masing-masing.
Para atlet dan pengurus yang datang akan didata terlebih dulu, lalu akan langsung menuju ke kamar masing-masing.
Para atlet dan pengurus akan langsung disambut dan dijemput dari bandara untuk menuju Hotel Grand Cempaka ataupun D’Arcici Sunter. Setelah empat hari menjalani karantina, para atlet dan pengurus akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan melakukan tes PCR untuk memastikan kondisi kesehatannya.
”Mereka mulai masuk ke hotel tempat karantina mulai hari ini,” kata Firdaus.
Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo Novita Dewi menjelaskan pihaknya telah siap mengakomodasi kebutuhan karantina. Sebagai operator hotel yang telah berpengalaman dalam hospitality in crisis, pihaknya telah memiliki SOP yang baik untuk melayani para atlet dan pengurus yang akan menjalani karantina.
”Para atlet dan pengurus yang datang akan didata terlebih dulu, lalu akan langsung menuju ke kamar masing-masing. Fasilitas yang kami siapkan di antaranya adalah kamar dengan kapasitas dua orang per kamar serta sarapan, makan siang, dan makan malam,” ujar Novita.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, secara terpisah, menjelaskan, selain karantina, dinas kesehatan juga memantau atlet yang sudah telanjur pulang sebelum aturan karantina muncul. ”Jadi, tetap kami pantau, dan kami lakukan juga tes PCR ataupun kemungkinan malaria,” katanya.
Pemantauan dan pelacakan kontak erat atas lima atlet yang positif terpapar Covid-19 di PON Papua, dinyatakan Widyastuti, tidak ada temuan. ”Sejauh ini tidak ada. Aman,” katanya menegaskan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam penjelasan soal perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Senin (11/10/2021) malam, mengatakan, penyediaan lokasi karantina bagi atlet yang baru tiba dari Papua diperlukan karena ada puluhan atlet, ofisial, pelatih, dan wasit dari sejumlah cabang olahraga yang terpapar Covid-19.
Untuk itu, pemerintah mendorong agar mekanisme kepulangan para atlet diperbaiki. Pemerintah daerah perlu menerapkan prosedur karantina terpusat bagi para atlet setelah tiba di daerah masing-masing. Sebelum kembali ke daerah masing-masing, setiap atlet menjalani tes PCR. Apabila diketahui positif, mereka akan mendapatkan perawatan di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke selama lima hari.
Dengan prosedur itu, Airlangga meminta tempat isolasi terkendali (isoter) yang ada akan terus dipersiapkan sampai dengan H+5. ”Setiap daerah masing-masing diminta menyiapkan tempat isoter di wilayah atau di daerah masing-masing dan selama 5 hari dan tentunya akan dilakukan tes PCR pada hari pertama dan hari keempat,” katanya.
Kewajiban karantina itu, lanjut Airlangga, mulai diberlakukan per 12 Oktober. Selanjutnya, terkait dengan mekanisme kepulangan kontingen PON ini, biaya tes dan karantina ditanggung oleh pemda dan satgas Covid-19 daerah.